5 Alasan Kenapa Kamu Harus Pergi Magang

0
8423

Masih bingung mau magang atau tidak? Cari tahu 5 alasan kenapa magang sangat berguna untuk kamu.

 

“… Menyadari kalau apa yang kamu pelajari di sekolah tidak bisa langsung dipakai di dunia kerja.” – Theresia M., pernah magang di Sale Stock dan Resorts World Sentosa

“… Melatih kemampuan berdisiplin dan memberikan rutinitas.” – Endilie Y. S., sedang magang di Autodesk

“Memberi kesempatan belajar secara langsung apa sebuah bidang sesuai dengan keinginanmu.” – Artricia R., pernah magang di Kementerian Luar Negeri dan Baker & McKenzie

“Buat cari pengalaman dan belajar kerja sih.” – Josefhine C., pernah magang di Global Public Policy Institute

 

Entah disebut internship, attachment, atau lainnya – magang bisa dikatakan salah satu hal yang harus kamu lakukan sebelum kamu lulus kuliah. Saat aku mewawancarai salah satu kandidat anggota tim editorial di Indonesia Mengglobal, dia berkata bahwa banyak rekannya ingin berfokus dulu pada kuliah sehingga mereka bisa lulus dalam waktu 3 ½ tahun, bahkan kalau itu berarti tidak mengikuti program pertukaran pelajar. Aku mungkin belum tahu apakah mereka berfokus dengan kuliah sampai mereka memutuskan untuk tidak melakukan magang, tetapi aku hanya bisa berharap semoga mereka masih memiliki kesempatan mengikuti magang sebelum mulai bekerja.

Ada banyak alasan kenapa kamu harus melakukan magang, tetapi bisa dikatakan ada 5 alasan utama kenapa kamu perlu melakukan magang:

  • Merasakan kehidupan di dunia kerja

Waktu kamu sedang berkuliah hampir) semua hal mungkin terasa mudah dan santai, tetapi di dunia kerja semua bisa berbeda. Salah satu rekanku, Joandy, berujar bahwa lingkungan di dunia kerja berbeda dengan lingkungan di universitas yang bisa dikatakan jauh lebih terkontrol. Kalau kamu kesulitan mengerjakan proyek untuk kelas di kampus mungkin masih ada banyak teman sekelas dan dosen yang bisa menjawab pertanyaanmu dalam waktu singkat, tetapi kalau itu proyek kantor? Rekan satu divisi bisa saja mengerjakan proyek yang berbeda (atau minimal bagian yang jauh berbeda dalam proyek yang sama), supervisor bisa saja selalu sibuk, mencari rekan dari divisi lain juga bisa saja sulit (dan mereka belum tentu tahu persis tentang proyekmu, di samping kemungkinan masalah hak kekayaan intelektual). Dalam keadaan seperti itu, kamu juga bisa belajar bagaimana cara menyelesaikan masalah dengan lebih kreatif, sekaligus menyadari kalau ilmu yang kamu pelajari di sekolah atau universitas belum tentu bisa langsung kamu terapkan di dunia kerja. Sebagian orang mungkin harus merasakan politik di kantor juga, tetapi sebagai peserta magang harusnya kamu tidak perlu merasakan itu (terutama karena masa kerja magang tidak terlalu lama).

  • Memahami praktik-praktik di bidang pekerjaanmu

Kamu mungkin pernah mendengar stereotipe peserta magang tugasnya mengerjakan urusan fotokopi dan kopi, tetapi apa itu betul? Walaupun mungkin di sebagian perusahaan kamu masih mengerjakan sedikit urusan fotokopi dan kopi, sekarang banyak perusahaan memberikan kesempatan untuk bekerja dalam proyek-proyek yang bisa bermanfaat bagi perusahaan tempat kamu bekerja. Proyek-proyek yang langsung berhubungan dengan bisnis perusahaan tempat kamu melakukan magang bisa dikatakan menguntungkan karena kamu bisa belajar langsung tentang apa yang perlu dilakukan di dalam sebuah perusahaan. Sebgai contoh, berikut aku berikan beberapa contoh proyek magang yang ditawarkan untuk mahasiswa ilmu komputer di portal magang kampusku:

– Menganalisis data dari pelanggan untuk memperbaiki mekanisme jual-beli di sistem toko ritel daring milik salah satu perusahaan,

– Mengintegrasikan beberapa sistem berbasis web untuk kegiatan manufaktur semikonduktor untuk membantu melacak permasalahan sehari-hari (itu proyek untuk kegiatan magangku semester ini),

– Mengembangkan API dan situs web internal untuk melacak kegiatan sehari-hari dan manajemen sekaligus mencegah tindakan curang yang dilakukan beberapa pengguna akhir produk perusahaan tersebut.

Selain kamu bisa memberikan manfaat secara langsung bagi perusahaan, kamu bisa belajar juga tentang alat-alat yang digunakan perusahaan untuk menjalankan bisnis mereka dan bagaimana mereka bisa berpengaruh terhadap bisnis mereka. Sebagai contoh, bisa saja salah satu perusahaan mewajibkan program open source untuk tim pengembang peranti lunak. Sebagian orang memerlukan sedikit waktu untuk beradaptasi, tetapi ternyata di balik keputusan tersebut ada 2 keuntungan penting: lebih sedikit error (karena perbaikan bisa dilakukan lebih cepat) dan dukungan dari komunitas jauh lebih kuat.

  • Kesempatan networking

Saat kamu bekerja di sebuah perusahaan, kamu pasti memiliki kesempatan bertemu dengan cukup banyak orang. Apa artinya? Kesempatan bertemu dengan orang dari banyak latar belakang yang berbeda. Walaupun demikian, bukan berarti kamu harus berfokus melakukan magang di perusahaan yang besar. Perusahaan besar memang memberikan kesempatan bertemu dengan lebih banyak orang, tetapi di perusahaan kecil kamu bisa lebih mudah mengenali rekan-rekan kerjamu, termasuk dengan mereka yang berada di divisi lain. Sebagai contoh, ketika aku melakukan magang di Kokatto, salah satu perusahaan teknologi berbasis di Jakarta, aku bisa saja berdiskusi dengan CEO perusahaan tersebut dalam satu waktu dan sesaat sesudah itu belajar dari rekan pengembang peranti lunak mengenai sistem yang sudah dibangun. Selain itu, walaupun perusahaannya bisa dibilang relatif kecil bukan berarti latar belakang timnya relatif asal-asalan: sebagai contoh, ada beberapa rekan kerja yang sebelumnya merupakan alumni BCG (Boston Consulting Group) dan Amazon. Walaupun begitu, ada satu hal yang cukup sering dilewatkan peserta magang: putus hubungan sesudah magang berakhir. Kamu mungkin sudah sibuk networking selama magang, tetapi kalau sesudah itu tidak saling berhubungan lagi bisa saja mereka sudah melupakan kamu. Bukannya itu hal terakhir yang kamu harapkan?

Sesudah kamu selesai magang, jangan lupa terus berhubungan dengan mantan rekan kerjamu. Foto terakhirku saat magang di Kokatto.
Sesudah kamu selesai magang, jangan lupa terus berhubungan dengan mantan rekan kerjamu. Foto terakhirku saat magang di Kokatto.

 

  • Memberikan keunggulan dalam persaingan mencari kerja

Saat ini banyak pekerjaan memerlukan kualifikasi yang cukup tinggi, bahkan untuk pekerjaan yang bisa dibilang entry-level. Ditambah dengan jumlah pencari kerja yang terus bertambah, kamu harus memiliki nilai jual tersendiri supaya kamu bisa memperoleh pekerjaan berikutnya yang kamu inginkan. Beberapa kemampuan memang bisa didapatkan dengan mengikuti berbagai kegiatan ekstrakurikuler, tetapi jangan lupa bahwa indikator terbaik kemampuan orang melakukan sesuatu adalah kemampuan orang melakukan hal yang serupa sebelumnya. Bahkan, menurut studi yang diadakan NACE di Amerika Serikat kemungkinan kamu mendapatkan tawaran kerja waktu penuh bisa naik lebih dari 50% daripada kalau kamu tidak pernah melakukan magang. Dari pengalamanku sendiri, aku juga sekarang berkesempatan melakukan magang di salah satu pabrik semikonduktor terkemuka, tapi bisa jadi mustahil kalau bukan karena pengalaman magangku sebelumnya (jadi cari magang supaya bisa dapat tawaran magang? 😅) Sekarang, coba kamu bandingkan 2 sampel kandidat berikut ini:

Kandidat A: IPK 3.7/4, ketua divisi di salah satu ekstrakurikuler di kampus, peserta pertukaran pelajar selama 1 semester di negara X di Eropa

Kandidat B: IPK 3.1/4, anggota di salah satu ekstrakurikuler di kampus, pengalaman magang di 2 perusahaan terkemuka (masing-masing 3 bulan dan 5 bulan)

Andaikan kamu seorang perekrut, mana yang kamu pilih untuk kamu wawancarai lebih awal?


  • Bonus: Mendapatkan bayaran untuk pekerjaanmu

Apa peserta magang dibayar? Pertanyaan serupa mungkin kamu tanyakan, dan bisa dikatakan cukup wajar karena ada beberapa peserta magang yang tidak dibayar. Namun, kebanyakan peserta magang mendapatkan kompensasi (belum bisa dibilang gaji karena kamu belum bekerja waktu penuh) yang bisa dibilang cukup untuk memenuhi sebagian atau seluruh biaya hidup. Sebagai contoh, di perusahaan tempat aku sekarang melakukan magang peserta magang memperoleh kompensasi yang bisa dibilang sesuai dengan bujet bulanan pelajar. Menurutku kompensasi magang yang relatif umum bisa dikatakan sekitar sepertiga gaji pekerja waktu penuh untuk pekerjaan yang setara, tetapi kompensasi bisa bervariasi dari perusahaan ke perusahaan. Salah satu rekanku, Adit, berujar tentang alasan kenapa menurut dia melakukan magang itu penting, “Karena aku tidak punya pekerjaan apa-apa saat liburan, aku butuh uang, ….” Alasan yang bisa dikatakan cukup pragmatis, apalagi dengan pertimbangan biaya hidup di luar Indonesia bisa cukup mahal (tapi jangan takut, aku punya beberapa tips untuk berhemat di luar negeri)

5 Alasan Kenapa Kamu Harus Pergi Magang
Kebanyakan peserta magang ternyata juga dibayar, jadi tidak perlu takut tidak dibayar.

 

Magang mungkin dibilang hal yang bisa dikesampingkan dulu saat kuliah, tetapi melihat manfaat magang untuk mempersiapkan kariermu di masa depan, mungkin sudah saatnya kita mulai mempersiapkan diri sebelum terlambat. Kapan mau mulai magang?

 

Ini adalah kolom terakhirku dalam seri 12 kolom di Indonesia Mengglobal. Baca kolom yang lain di sini:

  • Terkait penerimaan
    • Tips memilih universitas untuk calon mahasiswa S1: November
    • Apa yang harus kamu lakukan sesudah diterima?: Maret
  • Tentang NTU (Singapura)
    • Pertanyaan yang sering ditanyakan tentang penerimaan NTU (kolom paling populer di tahun 2016): Juni
    • Pertunjukan budaya oleh himpunan mahasiswa Indonesia di NTU: Oktober
  • Tentang sebelum dan saat memulai kuliah di luar negeri
    • Tips packing untuk berangkat ke luar negeri (+ kuota bagasi terdaftar > 100 maskapai di seluruh dunia): Juli
    • Tips saat memulai kuliah di luar negeri: Agustus dan September
  • Tentang hidup di luar negeri
    • Mencegah homesick saat hidup di luar negeri: Februari
    • Tips berhemat di luar negeri (tapi tetap bisa hidup nyaman): April dan Desember
    • Tips membuat liburan lebih bermakna: Mei

Semua foto diambil oleh penulis dan boleh disebarluaskan dengan mencantumkan pembuat/pemilik, kecuali disebutkan sebaliknya.


BAGIKAN
Berita sebelumyaMengapa Kuliah di Dalam Negeri adalah Pilihan
Berita berikutnyaLessons Learned: 2 Tahun, 3 Negara di Eropa
Hailing from Madiun, Eric is a product manager in Kudo and a computer science fresh graduate from Nanyang Technological University. His interests on community service brought him to be an English teacher on 2014 in Cambodia as well as a certified first aider in Singapore. When he doesn't get tied up on meetings, he travels around Southeast Asia, listens to classical choral musics, writes on Quora and Flight-Report, and reads anything from PRDs to We Bare Bears' characters. He can be contacted at ericvalegap[at]gmail[dot]com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here