Baca Dulu: Tips Aplikasi Beasiswa

2
4033

Tulisan ini sebelumnya sudah diunggah di halaman web saya (http://madeandi.com/scholarships/) sebagai pengantar bagi para pejuang beasiswa. Dalam tulisan berikut juga saya sertakan tautan ke beberapa artikel yang sudah saya tulis dan halaman resmi beasiswa-beasiswa yang ditawarkan untuk rekan-rekan sekalian.

Baca Dulu: Tips Aplikasi Beasiswa

Mengikuti milis beasiswa sekaligus menerima banyak sekali pertanyaan seputar beasiswa mengingatkan saya betapa informasi tentang beasiswa luar negeri untuk pasca sarjana (S2 dan S3) sebenarnya masih sangat minim (sekaligus berharga) bagi banyak sekali orang Indonesia.

Saya tentu saja bukanlah seorang pakar dalam hal beasiswa, hanya sebagai salah satu saja dari sedikit orang Indonesia yang beruntung. Saya pernah menulis tentang beasiswa di blog ini dan mendapat cukup banyak tanggapan. Seiring perkembangan dan respon dari kawan-kawan pemburu beasiswa saya akan tuliskan beberapa hal lain yang mudah-mudahan bisa membantu. Tulisan ini juga diikuti dengan berbagai tulisan lain yang daftarnya bisa dilihat di bagian akhir halaman ini. Dengan menekuni berbagai tulisan tersebut, semestinya pembaca akan mendapat gambaran yang lengkap seputar beasiswa luar negeri. Silakan ikuti saya di twitter @madeandi untuk berbagi tips sederhana dan praktis soal beasiswa luar negeri.

 

Beasiswa luar negeri itu apa sih?

Beasiswa yang kita bicarakan di sini adalah untuk sekolah di luar negeri yang diberikan umumnya oleh pemerintah negara yang bersangkutan. Dalam bahasa yang sederhana, ini adalah komitmen suatu negara untuk pembangunan Internasional. Australia, misalnya mepunyai agen pemberi beasiswa bernama AusAID, Amerika sendiri memiliki USAID dan seterusnya.

Intinya, ada kemungkinan bagi kita untuk belajar di suatu negara dengan biaya dari negara tersebut. Kalau mau belajar ke suatu negara dengan biaya sendiri atau orang tua tentu bisa juga. Tetapi itu tidak akan kita bicarakan di sini.

Kalau Anda berpikir negara pemberi beasiswa itu baik hati, mungkin benar demikian. Jika Anda berpikir mereka rela berkorban memberikan uang kepada rakyat dari negara lain, mungkin tidak sepenuhnya benar. Pertama, semua uang beasiswa itu dihabiskan di negara yang bersangkutan (uang sekolah, makan, sewa rumah, transportasi dan lain-lain), jadi uangnya tidak ke mana-mana. Kedua, dalam situasi normal, uang beasiswa ini tidak sampai ke negara kita dalam bentuk tabungan, kecuali melakukan siasat tersendiri. Intinya secara finansial, negara pemberi beasiswa bisa jadi tidak rugi apa-apa.

Kenali Diri sendiri
Sebelum jauh-jauh tentang beasiswa, sebaiknya kita mengenal diri kita sendiri terlebih dahulu. Ada beberapa pertanyaan penting yang harus dijawab sebelum mencari beasiswa yang sesuai:
1. Apa latar belakang pendidikan saya?
Latar belakang pendidikan jelas berpengaruh terhadap tersedianya beasiswa untuk Anda. Beasiswa Fulbright, misalnya, tidak menyediakan beasiswa untuk jurusan teknik (ps. Sejak 2008 kalau tidak salah, teknik juga bisa) .

2. Apakah saya sudah bekerja?
Tidak sedikit pemberi beasiswa mensyaratkan penerima beasiswa harus sudah bekerja. Namun demikian ada juga beasiswa yang diberikan kepada lulusan baru.

3. Jika sudah bekerja, di bidang apa saya bekerja dan apakah ini sesuai dengan latar belakang pendidikan saya?
Banyak orang mengalami kesulitan mencari beasiswa yang tepat karena bidang kerjanya tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Seringkali dalam kasus semacam ini orang harus menitikberatkan salah satu dari keduanya dalam menentukan beasiswa. Tentu saja akan lebih lapang jalannya jika pendidikan dan pekerjaan Anda Sesuai.

4. Seberapa bagus penguasaan bahasa asing saya?
Ini adalah hal yang tidak bisa ditawar. Perlu diingat bahwa untuk melamar beasiswa harus ada bukti sah penguasaan bahasa asing seperti sertifikat IELTS dan TOEFL untuk Bahasa Inggris.

5. Seberapa bagus nilai/IP saya?
Hampir semua beasiswa reguler mensyaratkan IP di atas 2.75. Jika Anda kurang beruntung, sebaiknya segera pikirkan peluang lain beasiswa non-reguler.

Menguasai Bahasa Asing
Banyak orang bertanya, bagaimana sih caranya agar menguasa bahasa asing (terutama Inggris) dengan baik? Menurut saya pribadi, tidak ada sim salabim kalau kita berbicara masalah ini. Hanya ada satu cara, kenali dan sadari kelemahan bahasa asing kita dan percayalah bahwa itu hanya bisa diperbaiki dengan belajar sungguh-sungguh. Menjadikan mimpi bersekolah di luar negeri sebagai motivasi adalah sesuatu yang positif. Mempelajari bahasa asing sebagai sesuatu yang fun, tanpa beban, dan tidak mengikat akan menjadikan segala sesuatunya terasa lebih mudah.

Jangan berkecil hati kalau baru saja Anda sadari hari ini bahwa Anda tidak mengerti hampir 85 % ketika anda membaca tulisan atau mendengar percakapan berbahasa Inggris. Anda tidak sendiri. Saya memiliki kawan yang luar biasa, bertransformasi dari seorang yang kemampun bahasa Inggrisnya mengenaskan menjadi seseorang yang fasih berucap dan terampil dalam menulis berbahasa Inggris. Dia belajar dan berusaha keras.

Anda mungkin menganggap terlalu berlebihan jika saya katakan kawan saya ini berlangganan The Jakarta Post dan membacanya dengan didampingi kamus. Dia harus membolak balik halaman kamus hampir setiap setengah menit. Jangan panik, ini adalah hal biasa yang, saya yakin, dilakukan juga oleh orang-orang yang kita kenal terlajur hebat dan mumpuni. Kawan saya mengatakan, dia tidak menemukan cara yang lebih ampuh dari ini. Berjuang dan berusaha adalah jawabannya. Sehari satu kata, jauh lebih baik daripada tidak sama sekali. Anda dan saya mungkin sama skeptik-nya, tetapi itulah kenyataannya. Tolong berikan saya cara yang lebih ampuh dari berusaha keras dan menjadikan optimisme sebagai bahan bakar yang tidak terbandingkan!

Mencari dan Mencari
Kalau Anda bertanya, bagaimana saya mendapatkan beasiswa, saya akan jawab “dengan mengejarnya!”. Akan Tetapi, Anda mungin tidak perlu tersesat dan terjerumus di berbagai lubang buntu seperti kebanyakan orang sebelum mendapatkan beasiswa yang diharapkan. Saya akan memberikan satu tip.

Tentukanlah dulu bidang ilmu yang ingin dipelajari. Setelah itu, tentukan beberapa kemungkinan negara tujuan Anda belajar. Jika bidang ilmu Anda tidak populer seperti halnya bidang ilmu saya, Anda akan lebih “mudah” karena tidak terlalu banyak pilihan. Setelah menentukan negara, coba Anda selidiki apakah negara tersebut menyediakan beasiswa. Bagaimana cara mencarinya? Gampang sekali! Coba lebih sering jalan-jalan di dunia maya dan akrab-akrablah dengan Pak Google. Dengan mengetikkan scholarship Australia indonesia di Google, misalnya, Anda akan mendapatkan informasi beasiswa Australia untuk orang Indonesia. Ini hanya sekedar contoh.

Hal lain yang bisa dilakukan adalah mengikuti forum diskusi di dunia maya, seperti milis beasiswa (beasiswa@yahoogroups.com) dan sejenisnya. Hal utama yang semestinya tidak anda lupakan adalah mengunjungi situs DIKTI, website perwakilan negara asing di Indonesia, situs perwakilan RI di berbagai negara dan universitas-universitas besar di Indonesia. Belum tahu alamatnya? Coba tanyakan pada Pak Google. Sebagai tambahan, pengumuman beasiswa populer seperti AusAIDSTUNED, dan FULBRIGHT, misalnya, biasanya akan diiklankan di media masa nasional. Tetap pasang mata dan telinga, berusahalan menjadi peka terhadap informasi semacam ini.

Perhatikan dan Kuasai Persyaratan
Dengan membaca persyaratan beasiswa di website mereka, anda seharusnya sudah paham betul apa saja persyaratannya. Perhatikan hal penting seperti IP dan nilai kemapuan bahasa Inggris (e.g. TOEFL dan IELTS) agar Anda bisa memutuskan dari awal. Dalam website beasiswa reguler, seluruh informasi sudah termuat. Masalah biasanya muncul ketika Anda tidak mampu memahami secara utuh apa yang disyaratkan. Tanyakan kepada teman kalau terjadi hal seperti ini. Ingat, Anda harus aktif dan sungguh-sungguh. Saya pribadi akan dengan senang hati membantu orang seperti Anda.

Menghubungi Calon Pembimbing
Banyak orang mengirimkan email kepada saya, bagaimana cara menghubungi calon pembimbing/supervisor pertama kali. Saran saya, kita harus memahami bahwa orang yang akan kita hubungi adalah akademisi. Hal utama yang akan membuatnya tertarik tentu saja isu akademik. Cobalah kunjungi website jurusan yang Anda minati di suatu universitas. Di sana, hampir pasti ada daftar dosen termasuk ketertarikan bidang penelitiannya dan tentu saja emailnya. Jika memungkinkan, saya sarankan Anda untuk membaca publikasi yang ditulis oleh dosen yang bersangkutan agar anda benar-benar mengenal konsep pemikirannya. Anda masih bermasalah dengan Bahasa Inggris? Well, Anda tahu apa yang harus dilakukan untuk menjadikannya tidak masalah :) .

Setelah mengenal aktivitas penelitiannya, cobalah kirimkan email. Ingat, akademisi ini secara umum adalah orang yang sangat sibuk sehingga tidak sempat berbasa-basi. Tulislah email yang sopan, singkat dan langsung mengenai sasaran. Ingatlah bahwa mereka adalah orang yang sibuk sekali. Mungkin Anda merasa cukup canggung karena tidak yakin dengan bahasa tulis Anda. Jangan lupa mintalah kepada teman yang Bahasa Inggrisnya lebih baik untuk memeriksa sebelum dikirimkan. Untuk email pertama kali, sebaiknya tidak langsung berisi permohonan atau pertanyaan yang menyita konsentrasi. Komentari saja dulu tulisan dan publikasinya dan tunjukkan ketertarikan Anda akan bidang yang dia tekuni. Selanjutnya tunggu tanggapan dan bersiaplah untuk meneruskan atau mengubah strategi.

Rekomendasi
Hampir semua beasiswa mensyaratkan Anda harus menyerahkan surat rekomendasi. Rekomendasi ini penting bagi institusi barat karena secara umum rekomendasi semacam ini bisa dipercaya. Orang pertama yang bisa dimintai rekomendasi adalah mantan pembimbing skripsi S1. Bagaimana cara mendapatkannya, Anda tentu lebih tahu karena telah mengenal mereka secara baik. Satu hal, cukup banyak dosen di Indonesia yang tidak mau pusing menuliskan rekomendasi sendiri tetapi meminta Anda menuliskan draftnya dan kemudian dosen tersebut mengoreksi dan menyempurnakannya. Belajarlah membuat surat rekomendasi yang baik, masuk akal dan sekaligus ”menjual”.

Jika sudah bekerja, rekomendasi bisa didapatkan dari atasan Anda sendiri dengan mengajukan permohonan yang baik. Rekomendasi dari atasan tentu saja akan bersifat lebih profesional karena cenderung menitikberatkan pada kemampuan kerja Anda, bukan kemampuan akademik, kecuali jika Anda memang bekerja di dunia akademik.

Persyaratan Administrasi Berbahasa Asing
Pada umumnya, persyaratan ijasah, transkrip nilai, KTP dan akte kelahiran diminta dalam bahasa asing (umumnya Inggris). Mau tidak mau Anda harus menerjemahkan semua dokumen tersebut. Ijasah dan tanskrip nilai tentu dengan mudah bisa diterjemahkan di fakultas Anda sendiri dengan mengikuti prosedur administrasi standar yang berlaku.

KTP dan akte kelahiran bisa diterjemahkan di lembaga penerjemah bersertifikat seperti pusat bahasa di sebuah universitas, jurusan bahasa asing yang ada di kota Anda, atau kantor perwakilan Indonesia kalau Anda sedang berada di luar negeri. Masing-masing penerjemahan tersebut tentu saja mengharuskan Anda membayar biaya jasa dan administrasi. Bersiap-siaplah dengan sejumlah uang.

Percayalah, Ini Adalah Soal Kepribadian!
Saya selalu meyakini bahwa perjuangan apapun adalah sebuah ujian sesungguhnya terhadap kepribadian kita. Anda pasti menyadari, banyak orang yang ketika di sekolah dulu biasa-biasa saja kemampuan akademiknya tetapi akhirnya mencapai kesuksesan karir dan finansial yang mengagumkan, jauh melebihi si kutu buku dan juara umum di sekolah Anda. Banyak orang yang mengatakan keberuntungan berpihak pada orang-orang semacam ini. Saya pribadi tidak menampik keberuntungan ini tetapi di atas semua itu saya mempercayai apa yang namanya kepribadian, personality, terlebih perilaku, attitude yang baik.

Kepribadian yang baik ini akan dengan jelas terbaca dari kesungguhan Anda berusaha mencari informasi, kesantunan dan keseriusan bahasa tulis Anda ketika menghubungi calon pembimbing dan pemberi rekomendasi, termasuk cara Anda menghadapi birokrasi Indonesia yang sering berbelit untuk urusan administrasi. Sehebat-behatnya dan seprofesional-profesionalnya orang barat, mereka adalah juga manusia. Kepribadian dan sentuhan kemanusiaan dalam kadar yang tepat diikuti dengan pembuktian akademik dan keterampilan yang baik akan membuatnya tunduk bertekuk lutut kepada Anda. Anda jangan tersenyum dulu,saya tidak hanya berteori.

Akhir kata, saya ingin tegaskan lagi bahwa Anda yang membaca tulisan saya sampai akhir adalah salah satu orang yang punya niat dan sungguh-sungguh. Saya memiliki kepercayaan yang tinggi bahwa jika Anda tetap menjaga semangat Anda seperti sekarang ini, suatu saat Anda akan menggapai mimpi bersekolah di luar negeri. Mendapatkan beasiswa bukanlah sesuatu yang tidak mungkin bagi orang yang berniat seperti Anda.

Satu hal terakhir, hukum Tuhan bekerja maha sempurna. Tidak ada satu halpun terjadi di luar kesadaran-Nya. Selamat berjuang kawan!

—–

Daftar beasiswa

Australia

New Zealand

The Netherlands

United States of America

United Kingdom

Germany

Japan

Asia

Sweden

Beasiswa Luar Negeri 101

  1. Berburu beasiswa ke luar negeri
  2. Sekali lagi tentang beasiswa
  3. Memenuhi syarat tetapi tidak lulus seleksi. Mengapa?
Beasiswa Australia
Saya membuat kategori khusus terkait Beasiswa Australia karena saya memperoleh beasiswa dari Australia untuk S2 dan S3, sehingga informasi yang saya kuasai terkait Australia lebih baik dibandingkan negara lain 🙂
  1. Broadcast yourself by publishing
  2. Australian Development Scholarship
  3. Contoh lamaran ADS
  4. Australian Leadership Awards
  5. Tips wawancara ADS
  6. Contoh pertanyaan wawancara ADS
  7. Master by Research vs Master by Coursework
  8. Tips IELTS dan Wawancara ADS
  9. Persiapan ke Australia dengan beasiswa ADS
  10. Pengalaman hidup di Australia
  11. Wollongong Menyapa – Panduan bagi Pendatang Baru di Australia
  12. Seks bebas di Australia?
  13. Perhimpunan Pelajar Indonesia Australia di Wollongong
  14. Childcare di Australia
  15. Mencari rumah/akomodasi di Australia
Tentang Persyaratan Beasiswa
  1. Contoh Proposal Riset
  2. Contoh CV
  3. Tips belajar bahasa Inggris
  4. Membuat Personal Statement/Statement of Purpose
  5. Menghubungi calon pembimbing
  6. Mendapatkan Surat Rekomendasi
  7. Contoh Surat Rekomendasi
  8. Cara mendapatkan Letter of Offer dari Universitas di Luar Negeri
Tips dan Trick
  1. Tips Menghadapi Wawancara
  2. Tips Presentasi
  3. Tips menulis
  4. Pertama kali ke luar negeri

Motivasi Beasiswa

Kredit foto: Flickr DigitalRalph

Ten AutoCon Full Ride Scholarships Available Via TrueCar Sponsorship

 


BAGIKAN
Berita sebelumyaMengintip University of Massachusetts Amherst
Berita berikutnyaSeminar in Jakarta: Pursuing Graduate Study in the U.S. – August 16, 2014
I Made Andi Arsana is a lecturer in Geodesy and Geomatics, Universitas Gadjah Mada in Yogyakarta, Indonesia. He obtained his PhD from the Australian Natonal Centre for Ocean Resources and Security (ANCORS), University of Wollongong. An engineer by training, he has a deep interest on border issue. Recently, he is being promoted to lead Office of International Affairs, Universitas Gadjah Mada.

2 KOMENTAR

  1. Wah, Bapak Made Andi apa kabar? saya termasuk salah satu orang yang pernah mengirim email pada Bapak 🙂
    Tulisan Anda selalu memberikan pencerahan serta jalan keluar yang nyata Pak. Begitu bermanfaat.. Saya menunggu tulisan Anda selanjutnya..
    Semoga hari Anda senantiasa mendapat berkah dari Tuhan.. Amin 🙂

  2. terimakasih banyak pak, tulisan anda sangat bermanfaat untuk saya, dan membangkitkan semangat saya untuk terus giat belajar, dan mencari info beasiswa di luar negeri. semoga bpk semakin banyak lagi menerbitkan tulisan/karya yang bermanfaat untuk sesama.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here