Kisah Mahasiswa Politeknik mendapat beasiswa ke Prancis

12
7180

Bagaimana bisa ke luar negeri?

Bagaimana si caranya bisa mendapatkan beasiswa ke luar negeri? Kasi tips-tips nya dong gimana caranya? Eh, kamu habis nulis paper apa biar bisa dapet beasiswa kayak gitu? Situs buat cari beasiswa itu apa si? Dan berbagai pertanyaan yang lain-lainnya yang tentunya masih berhubungan dengan beasiswa ke luar negeri. Jujur saja saya pun bingung apa yang harus saya katakan buat menjawab semua itu. Jangankan kalian, saya pun merasa tidak percaya ketika pertama kali saya menginjakkan kaki di bandara Charles de Gaulle. Ketika pesawat sudah berhasil landing dan pilot menginformasikan kepada penumpang jika kita sudah tiba di Paris dan suhu diluar adalah 20 derajat celcius, seketika langsung saya membuka jendela di samping tempat duduk saya dan melihat Paris di depan mata saya, lalu membayangkan bagaimana dinginnya udara di luar dan ternyata ketika saya sudah keluar dari pesawat tidak sedingin yang dipikirkan. Maklum si waktu itu di Eropa masih peralihan dari musim panas ke musim gugur. Jadi suhunya masi bersahabat sekali.

Bukan murid yang paling menonjol

Wah pasti kamu selalu jadi juara kelas ya? Pasti nilai-nilaimu semua di atas rata? Kamu pasti kerjaannya belajar deh trus rajin masuk sekolah. Pasti koleksi-koleksi buku di rumahmu banyak? Dan berbagai pertanyaan-pertanyaan lain buat orang yang baru mengenal saya.

Oke saya jawab..boro-boro jadi juara kelas, masuk 10 besar di kelas aja gak pernah kok. Iya di rumah memang banyak buku. Namun hampir 90 persen pasti mengenai otomotif. Iya rajin sekali masuk sekolah sampai-sampai saking rajinnya dan terlalu bersemangat saya masuk sekolah tidak mau masuk lewat pintu utama alias manjat pagar hihihi. Bahkan catatan terbanyak saya ketika masi sekolah di SMAN 1 SOOKO Mojokerto bukan catatan prestasi melainkan catatan di buku pelanggaran sekolah yang sebagian besar adalah TERLAMBAT. Duh pokoknya kalau inget jaman SMA itu lucu banget deh. Mulai dari bolos pelajaran dan pergi ke kantin, main sepakbola di lapangan pas ditinggal guru keluar dan kehebohan lainnya yang tidak akan saya ceritakan di sini karena bukan ini fokus dari cerita saya.

Namun saat itu karena kecintaan saya membaca majalah atau tabloid otomotif membuat keinginan besar di hati untuk pergi ke luar negeri. Saya selalu membayangkan bagaimana indahnya mobil-mobil yang dipamerkan di Paris Automobiles atau Geneva Motor Show. Sejak saat itu pun saya punya keinginan kuat jika suatu hari nanti saya akan pergi ke Eropa dan melihat dengan mata kepala saya sendiri bagaimana keindahan Paris Automobiles dan suatu hari nanti saya ingin memiliki setidaknya satu sports car untuk  menghuni garasi rumah saya. Mungkin impian saya waktu itu terasa sangat tidak masuk akal atau mungkin beberapa orang akan menertawakannya. Wajar siih.. Bagaimana mungkin seseorang yang bahkan 10 besar kelas saja tidak pernah tapi ingin pergi ke luar negeri. Perlu diingat saya bukanlah orang yang pandai. Tapi belakangan justru karena perasaan diremehkan itulah yang membuat saya lebih kuat.

Memilih jurusan Teknik Otomasi di Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya

Tidak terasa tahun saya di Sekolah Menengah Atas pun telah memasuki tahun terakhir. Tahun ketika teman-teman saya mulai bingung untuk mencari Universitas yang ingin ditujunya dan pastinya saya pun turut kebingungan di mana saya akan melanjutkan jenjang pendidikan saya berikutnya. Lalu saat itu ada kunjungan dari sebuah Univeritas yang lebih tepatnya Politeknik ke SMAN 1 Sooko. Di sana mereka memaparkan dan menjelaskan jurusan-jurusan yang ada. Kebetulan di buka juga untuk pendaftaran melalui program PMDK. Setelah membaca dari berbagai referensi akhirnya saya pun memutuskan untuk mendaftar di jurusan Teknik Otomasi. Padahal pada awalnya saya sendiri pun tidak seberapa paham dengan jurusan ini tapi entah kenapa saya merasa jurusan ini masih sedikit prosentasenya dan saya merasa tertarik juga setelah melihat beberapa industri yang menggunakan teknologi automatisasi dalam prosesnya. Saat itu sebenarnya hanyalah rasa penasaran yang memantapkan saya memilih jurusan ini.

Setelah itu pun seperti yang lain saya juga turut meramaikan perburuan tempat duduk untuk PTN melalui SNMPTN namun hasilnya adalah gagal. Sebenarnya keinginan terbesar saya waktu itu adalah Teknik Mesin atau Teknik Elektro namun apa daya ternyata tidak berhasil. Mungkin memang di sinilah rejeki saya.

Waktu pun berlalu dan tidak terasa saya harus meninggalkan rumah untuk pergi ke Surabaya demi melanjutkan pendidikan. Di sana bertemulah saya dengan teman-teman lama semasa SMA. Euforia karena mereka berhasil masuk jurusan idaman pun sangat terasa. Berceritalah kita satu sama lain mengenai prestasi yang sudah dicapai oleh jurusan masing-masing. Waktu itu karena saya sendiri pun tidak terlalu paham mengenai jurusan ini akhirnya jadilah saya pendengar setia teman-teman saya bercerita. Lalu sekali lagi muncul perasaan ngaco yang entah dari mana datangnya. Oke sekarang mungkin saya hanya bisa mendengar cerita dari mereka namun beberapa tahun kedepan merekalah yang akan mendengarkan cerita saya. Sekarang saya mungkin tidak bisa banyak bercerita namun beberapa tahun lagi saya lah yang akan membuat cerita itu!! Mungkin lebih tepatnya saya sebenarnya iri kepada mereka. Yaa..saya sangat iri!! Mulai saat itulah keinginan di dalam diri saya tumbuh. Walaupun untuk mencapai semua itu saya tahu sungguh hampir dibilang mustahil. Tapi sejak saat itu saya bertekad jika suatu saat foto saya akan terpampang besar di kampus dan nama saya akan masuk di video profil kampus. Saya akan tunjukkan kepada semua orang jika saya lah yang akan membuat cerita. Iyaa..saya akan membuat cerita!!

Kisah Mahasiswa Politeknik mendapat beasiswa ke Prancis

Proses Mendapatkan Beasiswa

Memasuki semester pertama perkuliahan saya jalani seperti mahasiswa pada umumnya. Begitupun dengan nilai yang saya dapat juga biasa-biasa saja. Saya masih mencoba mencari jati diri dimanakah bidang yang akan saya tekuni. Memasuki semester kedua perkuliahan ada satu mata kuliah yang bernama pemrograman. Sialnya pada akhir semester saya cuman mendapat nilai “BC” dan sialnya lagi itu adalah 3 SKS. Saya sendiri pun tidak mengerti kenapa dosen saya memberikan nilai BC kepada saya. Padahal saya merasa harusnya saya tidak merasa kurang dalam mata kuliah ini. Sungguh saat itu rasanya sakit hati sekali. Bayangkan saja 3 SKS dengan nilai BC! Baik untuk pertemuan berikutnya dengan dosen ini nilai “A” harga mati!! Lihat saja saya akan membalasnya di pertemuan berikutnya.

Memasuki semester ketiga saya mulai menemukan dimana passion saya. Saya mulai menikmati apa yang diberikan oleh dosen saya. Begitupun hingga pada akhir semester kelima perkuliahan ada sebuah pengumuman di kampus untuk program Joint Degree, di mana program ini akan mengirimkan  mahasiswa tahun terakhir untuk bisa melanjutkan perkuliahannya di Perancis. Tentu saja saya pun merasa tertarik untuk mengikutinya. Saya melihat syarat untuk mengikutinya adalah membuat Motivation Letter dan menyerahkan transkrip nilai dari semester 1-5. Walaupun saya tau IP saya tidak terlalu mentereng akhirnya saya memberanikan diri untuk mencoba. Saat itu pun saya tau kalau banyak pelamar yang lain memiliki IP yang lebih tinggi dari saya. Dalam benak saya toh tidak ada salahnya untuk dicoba juga. Kalaupun tidak lolos ke tahap selanjutnya pun saya juga tidak rugi apapun. Saya tau kalau saya mencoba mungkin saya akan gagal tetapi ketika saya tidak mencoba saya pasti akan gagal.

Entah keberuntungan apa yang ada di dalam diri saya, saya dinyatakan berhak mengikuti proses selanjutnya. Proses selanjutnya adalah tahapan wawancara mengenai bagaimana tingkat kesungguhan para pelamar untuk mengikuti program ini. Saat itu tersisa sekitar 13 orang yang berhasil ke tahap ini. Semua resiko dijelaskan juga pada tahap ini. Mengingat ini adalah program pertama untuk Politeknik tentunya dosen saya mengatakan tidak banyak yang bisa diceritakan. Tapi jika program ini berhasil kami akan menjadi Politeknik pertama yang akan mengirimkan mahasiswanya untuk melanjutkan tahun terakhirnya di luar negeri.

Akhirnya sampai tahap ini tersisalah 9 orang untuk melanjutkan ke proses selanjutnya. Proses selanjutnya adalah persiapan bahasa. Jadi kami harus mengikuti kursus bahasa Perancis selama 5 bulan di IFI. Tahapan ini adalah tahapan yang terberat bagi kami karena harus les setiap hari selama 4 jam dimulai dari pukul 16.00-20.30, di mana pada pagi harinya hingga 15.30 kami harus kuliah. Belum lagi ditambah dengan tugas kuliah serta tugas yang diberikan oleh tentor dari IFI. Bagi saya pribadi beban ini masih ditambah lagi dengan tanggung jawab saya sebagai ketua PKM dan tim robot waktu itu.

Hari demi hari pun saya lalui dengan ritme yang sama setiap harinya. Pergi kuliah lalu ke IFI lalu balik kampus lagi malam harinya. Ritme monoton yang saya lalui selama satu semester. Akhirnya tibalah saat yang paling menentukan yaitu ujian kompetensi bahasa Perancis. Ujian ini yang paling menentukan apakah saya bisa berangkat atau tidak karena salah satu syarat kuliah di Perancis adalah kemampuan berbahasa Perancis. Ini juga sekaligus adalah syarat untuk mendapatkan beasiswa selain surat penerimaan dari universitas di Perancis yang telah saya dapatkan sebelumnya. Buruknya adalah tes ini berselang 1 hari setelah UAS semester 6. Bayangkan saja bagaimana saya belajar untuk semua ini secara berbarengan. Padahal saya bukan tipe orang yang dengan mudah mengerti materi kuliah. Saya harus membacanya berulang kali bahkan terkadang sudah dibaca berulang kalipun masih terasa susah saya memahaminya.

Well, setelah menunggu beberapa hari nilai UAS keluar dan syukur hasilnya tidak mengecewakan. Namun yang sangat membuat saya gusar adalah hasil ujian DELF bahasa Perancis. Ramadhan pun tiba dan pengumuman DELF pun tak kunjung keluar. Bulan Ramadhan pun sudah memasuki pertengahan. Hingga suatu hari handphone saya berdering. Kulihat sebuah nomor yang tidak saya kenal masuk. Pada awalnya saya tidak menduga kalau telfon ini berasal dari tentor bahasa Perancis yang memberi informasi jika tes DELF saya lulus. Saya masih sangat ingat betul waktu itu saya sedang mencari takjil untuk persiapan berbuka puasa di bundaran ITS ketika handphone saya berdering. Sontak saja saya pun kegirangan tidak karuan. Ramadhan taun itu pun menjadi Ramadhan terindah bagi saya karena kado Ramadhan tahun itu sungguh sangat indah. Akhirnya apa yang saya cita-citakan, apa yang sebelumnya menjadi mimpi bagi saya menjadi kenyataan, bahkan ketika saya berfikir saya telah berhasil mematahkan ketidak mungkinan bagi diri saya sendiri. Justru dari jurusan inilah semuanya berasal. Jurusan yang bahkan saya sendiri tidak benar-benar mengetahui sebelumnya. Justru dari sinilah saya mendahului teman-teman saya untuk berangkat ke eropa. Bahkan kami juga berhasil menjadi yang pertama di Indonesia untuk tingkat Politeknik. Saya pun tidak pernah membayangkan bahwa kegagalan saya untuk menembus SNMPTN justru membawa saya untuk melanjutkan pendidikan saya di Perancis. Justru dari kegagalan saya lah yang akhirnya membawa ke impian saya. Hingga pada puncaknya ketika proses penyerahan beasiswa dari kampus dan BPKLN (Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri) Kemendikbud selaku pemberi beasiswa, saya baru benar-benar menyadari kalau saya akan benar-benar berangkat ke Perancis.

Jadi intinya bagaimana bisa mendapatkan beasiswa belajar di Luar Negeri?

Dari semua cerita yang sudah saya ceritakan panjang dan lebar diatas saya akan memberikan point-point apa yang harus dilakukan untuk bisa belajar atau melanjutkan pendidikan di luar negeri.

  • NIAT. Ya..niat adalah yang paling utama. Percaya deh kalau kamu niat pasti ada jalan untuk mendapatkannya. Walaupun jalan yang kamu lalui tidak seperti kebanyakan orang untuk mencapainya, atau bahkan kadang jalan yang dilalui terasa sangat berat. Namun itu semua lah rintangan yang harus dihadapi untuk mencapai sebuah tujuan. Apakah pelaut yang tangguh tidak dilahirkan dari laut yang tenang?
  • Jangan pernah patah semangat walaupun kamu diremehkan, direndahkan atau semacamnya. Justru buatlah itu semua menjadi motivasi lebih untuk menunjukkan kepada semua orang kalau kamu layak mendapatkannya. Dan lihatlah beberapa orang yang sebelumnya telah merendahkanmu berbalik arah untuk mengucapkan selamat padamu akhirnya. Dan mereka yang pada awalnya menertawakanmu akan berbalik untuk meminta tips kepadamu.
  • Tapi kan kebanyakan yang mendapatkan beasiswa di luar negeri itu adalah orang-orang pintar? Buang jauh-jauh pemikiran semacam itu. Saya adalah salah satu orang yang tidak pintar tapi ngeyel buat dapet beasiswa ke luar negeri. Bahkan sebelum di kampus saya membuat program seperti itu saya telah mencari dan membaca banyak situs di internet untuk program beasiswa jenjang master karena program beasiswa program diploma untuk melanjutkan ke luar negeri tidak pernah ada sampai PPNS merealisasikannya dan membuat politeknik pertama di Indonesia yang memiliki program Joint Degree. Bahkan keinginan yang mungkin dianggap sebagian orang konyol telah saya tulis di FB saya setahun sebelum akhirnya saya benar-benar mendapatkannya.

Kisah Mahasiswa Politeknik mendapat beasiswa ke Prancis

  • Usaha dan jangan pernah menyerah. Tidak peduli seberapa kali kamu jatuh,tidak peduli berapa banyak orang yang menertawakanmu. Coba bacalah biografi orang-orang terkaya di Indonesia bahkan di dunia. Apakah mereka berlatar belakang orang-orang yang pintar? Tapi kenapa mereka bisa sampai sesukses sekarang bahkan membuat orang-orang yang notabene punya latar belakang pendidikan lebih tinggi bekerja kepadanya. Lalu apa yang mereka lakukan hingga mencapai kesuksesan seperti sekarang? Tanyakan berapa kali mereka jatuh? Itu karena mereka selalu berusaha dan terus berusaha untuk mendapatkannya. Tuhan memberikan kapasitas yang berbeda pada setiap manusia. Namun percayalah kalau semua orang berhak untuk mendapatkan impiannya jika kita mau mengusahakannya.
  • Siapa yang bilang kalau iri itu sepenuhnya buruk? Semuanya berawal dari rasa iri. Rasa iri terhadap teman saya. Rasa iri melihat teman saya bisa mendapatkannya. Rasa iri inilah yang justru memberikan kekuatan kepada saya.
  • Jangan takut gagal. Justru karena rasa sakit hati karena nilai BC saya yang mebuat saya berniat untuk membalasnya. Dan nilai baiknya adalah saya sangat menggebu-gebu untuk belajar lebih banyak lagi agar saya bisa membalaskannya. Siapa yang mengira jika kegagalan saya di SNMPTN lah yang justru membawa saya sekarang go international. Siapa yang pernah membayangkan kalau orang yang 10 besar kelas saja tidak pernah bisa mendahului teman-teman sejawatnya untuk melihat eropa.
Kisah Mahasiswa Politeknik mendapat beasiswa ke Prancis
Barcelona, 26 Desember 2014
  • Jangan minder untuk belajar atau bertanya. Jangan karena melihat teman yang lain sudah mencapai tangga ke 10 lalu kamu ingin seperti dia dan meloncat ke tangga nomor 10. Bagaimana kamu bisa mencapai tangga ke 10 jika tangga yang pertama saja belum dilewati. Pelajarannya adalah jangan malu atau minder ketika melihat teman yang lain sudah belajar lebih jauh darimu. Atau kamu yang belajar namun tidak juga memahaminya. Lakukan saja langkah demi langkahnya hingga kamu sendiripun tidak menyadari kalau akhirnya kamu pun berhasil mencapainya.
  • Jadikan kecintaan pada sesuatu sebagai suatu hal yang positif. Kecintaan saya pada hal-hal yang berbau otomotif dan rasa penasaran terhadap Paris Automobiles mampu memberikan semangat lebih pada saya jika suatu hari saya akan mampu untuk pergi melhatnya.

 

Dan.. proses yang paling pertama dari semuanya adalah “BERMIMPI”. Jangan takut untuk bermimpi namun jangan juga terlalu tenggelam dalam mimpi. Mendapatkan beasiswa di luar negeri bukan lagi menjadi sebuah mimpi, karena mimpi itu akan menjadi kenyataan. Nothing is Impossible!! Dreams reality come true!!

12 KOMENTAR

  1. inspiratif mas, sy masih sma sih mau lulus tahun ini, dan tujuan sy jga ke PPNS, semoga sy bisa meneruskan cerita cerita seperti yang sampean post ini, suatu saat nanti. 🙂

  2. Subhanallah…Alhamdulillah ya kak kita harus percaya bahwa Allah memang benar” memberikan yang terbaik bagi hamba”nya yang ingin terus berusaha untuk mewujudkan impiannya 🙂

  3. Felicitations Monsieur,
    Mes meilleurs voeux pour ta vie et tes etudes en France, esperant que tout ira bien, Amin.

  4. mau tanya. apakah anggota organisasi mahasiswa memiliki peluang lebih besar daripada yang tidak atau bisa dibilang mahasiswa “kupu-kupu”? terima kasih

  5. Mantap kak. Smoga kk slalu sukses, sukses dunia akhirat. Sy jd terinspirasi sm kebangkitan kk shingga bisa jd begini . Salam politeknik kak!

Tinggalkan Balasan ke Danar Buntoro Batal balasan

Please enter your comment!
Please enter your name here