Stanford ASES Summit 2016: Experiencing Silicon Valley

1
3124

Prolog

Hai semuanya. Perkenalkan, saya Joshua, mahasiswa jurusan Teknik Informatika ITB 2012. Di sini saya hendak bercerita mengenai pengalaman saya mengikuti ASES Summit 2016 di Stanford University. ASES yang merupakan singkatan dari The Asia-Pacific Student Entrepreneurship Society adalah sebuah komunitas yang didirikan oleh mahasiswa Stanford University dengan tujuan untuk menjembatani student entrepreneur di seluruh dunia utuk membentuk sebuah jejaring global innovator. Hingga saat ini ASES sendiri sudah memiliki beberapa cabang yang tersebar mulai dari ASES Manila di Filipina hingga ASES Macquarie di Australia. ASES memiliki beberapa program kerja mulai dari Launchpad, VC3, Bootcamp dan juga Summit. Info lengkapnya dapat diakses di http://ases.stanford.edu/.

 

ASES Summit 2016

Bagi saya yang datang dari latar belakang Computer Science, diberikan kesempatan untuk mencicipi Silicon Valley dan Stanford University merupakan once-in-a-lifetime opportunity yang saya rasa tidak bisa saya lewatkan. Susunan acara dan lineup of speakers dari berbagai perusahaan ternama pun juga tidak kalah membuat acara ini semakin menarik. Orang-orang yang hanya bisa saya lihat tulisannya di Medium atau materinya dari Youtube akhirnya bisa saya temui secara langsung. Beberapa diantaranya yaitu:

  1. Garry Tan – partner di Y Combinator – membagikan pengalamannya mendirikan startup-nya sebelumnya. Mulai dari bagaimana kita harus memerlakukan uang yang kita miliki hingga bagaimana agar kita terus belajar.
  2. Julie Zhuo – Vice President of Product Design di Facebook – bercerita mengenai bagaimana membuat desain yang universal dan bisa dipakai banyak orang, bagaimana desain harus bisa menyelesaikan permasalahan dan menggunakan data dalam pengambilan keputusan.
  3. John Maeda – professor di MIT Media Lab, ex-President Rhode Island School dan sekarang menjabat sebagai Design Partner di KPCB – bercerita tentang pentingnya desain dalam produk yang ingin kalian bangun. Di jaman sekarang ini desain bukan lagi hanya tentang keindahan, tetapi tentang bagaimana desain memberikan experience bagi pengguna.
  4. Bart Decrem – Senior Vice President di Disney Interactive. Pernah memainkan game Where’s My Water, Tap Tap Revenge atau Temple Run: Oz? Berterimakasihlah kepada salah satu panelis paling lucu dan inspiratif versi para delegate

Image 1 - Good

This isn’t another one of those expensive, snazzy conferences people pay thousands of dollars to attend and be put in nice hotels with classy food and way too much “networking.

Saya baru benar-benar merasakan arti dari kalimat tersebut ketika menjalani Summit itu sendiri. Di awal Summit, kita diberikan kesempatan untuk pitch ide kita ke teman-teman sesama delegate dan membentuk sebuah tim yang beranggotakan 5 orang karena di akhir Summit semuanya diminta untuk mengikuti pitching competition. Ketika pagi hingga sore hari, jadwal Summit penuh dengan berbagai workshop, talk dan materi-materi lainnya sehingga untuk mengerjakan hal-hal yang diperlukan untuk kompetisi, kita perlu begadang hingga semalaman atau bahkan mencuri-curi waktu makan siang dan makan malam untuk dapat berdiskusi bersama tim. Di akhir nanti, para juri datang dari latar belakang pendiri startup dan juga venture capital dari Silicon Valley sehingga kita tidak bisa main-main dalam mempersiapkannya.

Image 2 - Good

Selain pitching competition dan materi-materi yang diberikan, ASES Summit juga dipenuhi dengan berbagai acara menarik seperti scavenger hunt mengitari kampus Stanford, menikmati S’mores bersama hingga company visit. Menghabiskan waktu 1 minggu bersama-sama berhasil mendekatkan para delegate, apalagi panitia Summit sudah memikirkan matang-matang untuk menerima para delegate dari latar belakang yang berbeda-beda. Ada yang sedang menempuh MBA sembari berkeluarga, ada yang pernah berkunjung ke negara Timur Tengah yang sedang perang, ada yang merupakan president dari ASES branch lain, hingga teman sekelompok saya yang sekarang sedang membangun startup-nya yang ketiga. Di hari sebelum pitching competition dilaksanakan, para delegate juga diberikan kesempatan untuk bertandang ke kantor dua perusahaan teknologi paling besar di dunia, yaitu Facebook dan Google. Berinteraksi dengan employee-nya hingga merasakan suasana kerjanya memberikan motivasi tersendiri bagi saya untuk belajar lebih keras lagi.

 

Stanford University

I expect nothing less from one of the best universities in the world. Atmosfir akademik terasa begitu pekat ketika saya menginjakkan kaki di kampus Cardinal ini. Diskusi terjadi dengan hidup bahkan ketika mahasiswa berlalu-lalang menggunakan sepeda, skateboard atau sekedar bersantai di Starbucks dan perpustakaan. Matahari California yang hangat juga membantu untuk menghangatkan diri di rerumputan sambil mendiskusikan tugas. Masalah fasilitas tidak perlu dipertanyakan lagi, karena semuanya tersedia bagi mahasiswa agar mereka dapat fokus belajar dan mengambangkan potensinya. Tiap delegate dipasangkan dengan seorang room host, yang berarti kami akan tinggal di housing Stanford untuk seminggu ke depan. Dari pengalaman ini, saya juga dapat mengetahui lebih jauh tentang bagaimana kehidupan sehari-hari mahasiswa Stanford mulai dari perkuliahan yang mereka jalani, internship yang akan mereka alami, hingga cerita-cerita santai seperti project yang mereka kerjakan hingga pengalaman di fraternity. Sistem housing ini sendiri pun menurut saya memberikan keuntungan tersendiri karena tempat tinggal mahasiswa yang berada dalam satu lingkungan di kampus dengan fasilitas yang serba ada, membuat kamu tidak perlu khawatir untuk tetap berada di laboratorium hingga jam 11 malam untuk berdiskusi dengan temanmu.

Image 3 - Good

 

Silicon Valley

Para ahli pun kesulitan untuk menentukan sebenarnya bagaimana batasan geografis dari daerah yang sering kita sebut Silicon Valley karena memang istilah ini tidak dikhususkan untuk suatu daerah geografis tertentu. Silicon Valley dapat kita rasakan begitu kita menginjakkan kaki ke daerah San Fransisco dan Palo Alto dengan atmosfir tech startup-nya yang begitu kental. Sempat mengunjungi Palo Alto untuk menyambangi kantor dari IDEO – salah satu design firm terkemuka di dunia – sebagai bagian dari company visit ASES, saya dikagetkan karena sebuah bangunan yang saya kira rumah milik penduduk ternyata merupakan headquarter dari perusahaan teknologi besar seperti MongoDB atau Palantir. Begitu pula ketika kamu mencoba naik kendaraan umum di San Fransisco, karena some random guys yang kamu temui bisa saja merupakan senior software engineer atau product manager perusahaan seperti Google atau Twitter.

Image 4

 

Epilog

Saya bersyukur untuk kesempatan yang diberikan sehingga dapat menjadi bagian dari ASES Summit 2016, mulai dari ilmu hingga jejaring pertemanan yang luas saya dapatkan. Bagi kalian yang tertarik dengan tech startup, acara ini saya rekomendasikan sebagai salah satu pengalaman yang tidak boleh kalian lewatkan.

Image 5 - Good

Untuk kalian yang tertarik mendaftar, pendaftaran masih dibuka hingga 7 Januari 2017 di http://ases.stanford.edu/summit/. Bagi kalian yang penasaran dan ingin tahu lebih bisa mengontak saya di joshua.bezaleel@gmail.com atau facebook.com/joshuabezaleel. Semoga bermanfaat!

 

Image Courtesy: Stanford ASES’s Facebook Page (https://www.facebook.com/ASESStanford/)

1 KOMENTAR

  1. Halo, kak Joshua!

    Perkenalkan saya Brian. Kak ketika saya mau mengisi form pendaftaran disitu tertulis bahwa “..Successful Early Bird Applicants will pay a Summit fee of $500 USD. Successful Regular Applicants will pay a Summit Fee of $600 USD. The conference fee covers local transportation, food, basic accommodations, and other Summit-related events. Flights to and from Stanford are the delegates’ responsibility and are not covered by the conference fee….”, unfortunately, kak Joshua tidak menjelaskan mengenai itu. Jadi, kak Joshua juga membayar itu? Ataukah dapat sponsor?

    Terima kasih, kak.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here