Tips Berhemat di Luar Negeri

1
3545
This single note may be enough for a month of living back in Indonesia, but how far can it stretch elsewhere?

Kalau biaya kuliah sudah mahal, yakin masih bisa boros soal biaya hidup?

Artikel ini adalah lanjutan dari artikelku sebelumnya mengenai tips berhemat di luar negeri.

Berkuliah di luar Indonesia harus diakui tidak terlalu murah. Mulai dari biaya kuliah, akomodasi, hingga kebutuhan sehari-hari, tuntutan menghemat biaya tentu menjadi salah satu tugas kita. Oleh karena itu, ada beberapa hal yang bisa kita pertimbangkan untuk menghemat biaya berkuliah di luar negeri:

Kebutuhan untuk kuliah

Ada beberapa barang yang menurut banyak pelajar perlu untuk keperluan kuliah mereka, termasuk buku teks, peralatan alat tulis, dan komputer portabel (walaupun ada yang berujar pemakaian komputer portabel bisa berdampak negatif apabila digunakan dalam kelas). Semua bisa dibilang penting, apalagi karena mereka bisa berdampak langsung terhadap kelangsungan kita di kelas (coba bayangkan pergi mengikuti ujian tanpa alat tulis!) Ada beberapa tips yang bisa berguna untuk mempersiapkan kebutuhan kuliahmu:

  • Lebih baik beli banyak sekaligus (kalau memungkinkan).

Membeli alat tulis, barang yang biasa paling diperlukan di kelas (dan juga paling sering hilang), bisa dipersiapkan dari awal. Selama aku berkuliah, kadang aku perlu membeli bolpoin eceran ketika mendadak bolpoin yang ada habis. Semua terlihat normal, kecuali satu hal: karena semua tahu orang yang membeli bolpoin eceran biasanya mencari kepraktisan, harganya bisa jauh lebih mahal daripada kalau kamu mempersiapkan diri dari awal. Uang sekitar Rp20000 yang seharusnya bisa aku pakai untuk membeli drawing pen atau 5 bolpoin biasa akhirnya hanya berakhir dengan satu bolpoin biasa yang dijual eceran – selisihnya lumayan banyak, kan?

Tips Berhemat di Luar Negeri
Kalau harganya sama, pilih ini atau bolpoin biasa? Foto diambil dari youtube.com
  • Beli komputer portabel untuk kuliah?

Komputer portabel memang lumayan diperlukan (minimal supaya kita tidak harus selalu bergantung pada komputer di perpustakaan), tapi komputer seperti apa yang kita butuhkan? Pertanyaan yang sama juga ada di pikiranku waktu aku harus segera mengganti komputerku yang mendadak rusak. Spesifikasi yang sesuai untuk tiap orang bisa berbeda, tetapi aku menyarankan untuk kebanyakan orang komputer yang cukup kuat untuk berbagai tugas termasuk pemrograman tingkat universitas, aplikasi perkantoran, penyunting foto (dan sedikit video), dan permainan. Komputer yang bisa memenuhi spesifikasi yang aku buat (detail ada di akhir artikel) memang tidak terlalu murah karena harganya berada di kisaran 15 juta Rupiah, tetapi kalau melihat kemampuannya bisa dibilang lumayan sesuai dengan harganya.

Foto laptop
Bukan yang paling murah, tapi setidaknya masih kuat menangani peramban 30 tab, aplikasi desain grafis, dan pemutar musik sekaligus.

Kebutuhan sehari-hari

Kebutuhan sehari-hari mungkin bisa dianggap murah, tapi seperti kata pepatah, “Sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit.” Pengeluaran tambahan yang biasa kita anggap normal kalau kita lihat dalam skala harian bisa berpengaruh lumayan banyak kalau dikalikan waktu dalam, misal, satu bulan. Karena itu, kebutuhan sehari-hari perlu diperhatikan dengan serius. Berikut beberapa tips yang bisa kamu pakai untuk menghemat biaya hidupmu:

  • Buat prioritas yang jelas

Sebelum pergi belanja: “Beli A, B, C, D cukup.”

Waktu belanja: “E lagi promo! F mahal tapi kelihatan bagus, G paling perlu buat bulan depan, dst.”

Sesudah belanja: Baca nota langsung 😱 (apalagi kalau bayarnya non-tunai)

Membeli barang yang kita inginkan tentu kelihatan menyenangkan di awal, tapi apa mereka sebanding dengan pengeluaran tambahan yang kita keluarkan? Apa sebanding juga dengan risiko kamar berantakan (karena ada terlalu banyak barang)? Oleh karena itu, sebaiknya kamu tahu apa yang kamu perlukan (dan apa yang kemungkinan hanya kamu inginkan) sehingga kamu bisa segera selesai berbelanja dan tidak perlu terjebak dengan trik pebisnis meningkatkan penjualan di toko.

  • Cari toko yang bisa memberikan harga lebih murah

Tidak semua toko menawarkan semua barang dengan harga sama. Sebagai contoh, seperti yang aku sebut sebelumnya harga bolpoin yang dijual eceran (biasanya di minimarket) bisa jauh berbeda dengan bolpoin yang dijual dalam kemasan lebih besar di tempat-tempat seperti supermarket. Oleh karena itu, ada baiknya kamu mulai mencari toko mana yang menawarkan harga lebih murah, lalu kalau ada waktu kamu bisa pergi ke sana untuk membeli kebutuhanmu dalam jumlah besar sekaligus (tapi tetap sesuai perkiraan kebutuhan). Suka minum minuman manis tapi takut membayar mahal di minimarket? Beli banyak sekaligus, lalu bawa satu sebelum kamu berangkat.

  • Bawa barang dari Indonesia (tapi jangan sampai kelebihan bagasi!)

Ada beberapa barang yang bisa dibilang jauh lebih murah di Indonesia daripada di tempat kamu kuliah. Ini contoh harga beberapa barang di Singapura dibandingkan dengan di Indonesia:

  • Kertas A4 80 gsm 500 lembar: Rp45000 di Singapura, sekitar Rp36000 di Indonesia,
  • Indomie goreng: Rp4000 di Singapura, sekitar Rp2000 di Indonesia, dan
  • Lipton Yellow Label 25 pkg: Rp24000 di Singapura, sekitar Rp16000 di Indonesia

Untuk beberapa barang memang bisa saja lebih baik membawa dari rumah, tetapi coba kita lihat beberapa barang lain yang harganya serupa antara di Singapura dan di Indonesia:

  • Kaos polos berwarna (dari Uniqlo): Rp76000 di Singapura, Rp79000 di Indonesia, dan
  • Wine kelas komersial: Mulai Rp200000 di Singapura, mulai sekitar Rp400000 di Indonesia

Membeli barang di Indonesia bisa saja membantu kamu berhemat di luar negeri, tapi kalau bisa cari dulu berapa banyak yang bisa kamu hemat dengan membawa barang dari rumah. Selain itu, jangan membawa terlalu banyak barang dari rumah karena bisa jadi penghematan yang kamu dapatkan hilang dengan biaya kelebihan bagasi. Walaupun begitu, kamu tidak perlu bingung mencari seberapa banyak bagasi yang bisa kamu bawa untuk bepergian karena aku sudah menyiapkan daftar kuota bagasi gratis lebih dari 140 maskapai penerbangan di seluruh dunia – cek di sini!

20151208_161848
Bisa bawa seberapa banyak barang dari Indonesia dengan tas seukuran itu?

Persiapan liburan

Belajar di luar negeri memang menantang, jadi kamu mungkin perlu sedikit beristirahat, salah satu caranya dengan bepergian. Saat ini bepergian bisa dibilang tidak terlalu mahal, tetapi bukan berarti kita bisa mendadak berpikir, “Minggu depan aku mau pergi ke Hong Kong”, karena bisa saja kamu langsung mengurungkan niat saat melihat tiket kelas ekonomi/ekonomi premium jauh lebih mahal daripada kalau kamu mempersiapkan diri 2 bulan sebelumnya. Ada beberapa tips yang bisa aku berikan untuk kamu yang mau mempersiapkan liburan berikutnya:

  • Yakin bepergian naik LCC pasti jauh lebih murah?

Ada beberapa dari kalian yang mungkin berpikir, “Nasib bujet pelajar pasti naik LCC (low cost carrier / maskapai berbiaya rendah)”. Memang kadang tarif yang ditawarkan bisa dibilang lumayan terjangkau (sebagai contoh, Singapura – Yogyakarta di bawah 1 juta Rupiah sudah termasuk biaya bandara hampir 500 ribu Rupiah bisa dibilang lumayan murah untuk penerbangan 2 jam sekali jalan), tetapi selisihnya kadang bisa dibilang tidak terlalu signifikan. Di banyak rute yang aku amati, selisihnya biasanya hanya sekitar 15% lebih murah daripada maskapai layanan penuh. Selain itu, ada beberapa yang berujar bahwa kelas ekonomi banyak maskapai yang katanya layanan penuh di Amerika Utara dan Eropa sama saja seperti LCC, apalagi melihat jenis tarif terendah mereka saat ini (misal kelas ekonomi dasarnya Lufthansa, British Airways, atau Delta), jadi untuk dua kasus itu bisa saja dianggap sama antara kedua jenis maskapai. Maka dari itu, sebaiknya kamu mempertimbangkan selisih biaya antara naik LCC atau maskapai layanan penuh dengan baik: siapa tahu naik yang layanan penuh bisa ujung-ujungnya lebih murah!

Tips Berhemat di Luar Negeri
Jangan lupa pertimbangkan kelas bisnis atau ekonomi premium, siapa tahu tidak jauh lebih mahal daripada kelas ekonomi.

Bonus #1: Aku juga sudah mencari tarif untuk beberapa rute yang mungkin sesuai untuk acara liburanmu berikutnya (dan juga bagus untuk referensi berapa tarif yang bisa dianggap wajar untuk kelas ekonomi), baca di bawah ini!

Tips Berhemat di Luar Negeri

Bonus #2: Terbang pakai kelas bisnis cuma untuk pejabat atau pengusaha? Belum tentu – kadang terbang dengan kelas bisnis bisa dibilang cukup masuk akal, bahkan untuk bujet pelajar. Aku sudah membuat beberapa tulisan tentang seperti apa rasanya pergi dengan beberapa maskapai penerbangan terkemuka di kelas bisnis tanpa menjebol kantong, baca di sini:

  • Mau acara apa saja untuk berwisata?

Pergi ke tempat berwisata memang memerlukan uang banyak, tapi acara berwisata sendiri juga perlu dipertimbangkan. Ada banyak faktor yang perlu kamu perhatikan, tetapi kamu setidaknya harus memperhatikan bujet dan tujuan bepergian. Takut kantong jebol? Kamu bisa mulai mengisi sebagian liburanmu dengan hiburan murah atau gratis seperti:

Kalau kamu masih mau pergi ke tempat yang mungkin agak mahal seperti taman hiburan atau tempat pertunjukan, kamu sebaiknya mempertimbangkan bagaimana kamu tetap bisa berhemat, misalnya menghindari makan di taman hiburan yang lumayan mahal atau bepergian di waktu yang tidak terlalu sibuk.

Sebetulnya ada banyak cara untuk berhemat ketika berkuliah di luar negeri tanpa harus mengorbankan kualitas atau kesenangan. Sedikit perencanaan yang kamu buat untuk berhemat bisa berdampak positif terhadap portofolio keuanganmu. Jangan takut kuliah ke luar negeri – selama masih bisa berhemat, pasti bisa!

Sampai jumpa di kolom berikutnya!

 

Spesifikasi komputer yang aku sarankan (kebutuhan tiap orang bisa berbeda-beda):
  • Prosesor: Intel Core i7 atau setara
  • Kartu grafis terpisah: Kartu grafis kelas menengah untuk konsumer
  • RAM: Minimal 8 GB (disarankan 16 GB)
  • Media penyimpanan: Minimal harddisk 1 TB atau SSD 256 GB
  • Layar: Minimal resolusi 1920 x 1080
Mau artikel lain yang juga nggak kalah bagus?
  • Berapa yang harus kita keluarkan untuk hidup di Denmark? Baca artikel Ethenia tentang berapa banyak pengeluaran untuk biaya hidup (plus tips hemat) di Denmark: http://bit.ly/2grozSK
  • Liburan sudah dekat tapi masih bingung mau apa? Baca bagaimana cara membuat liburanmu lebih bermakna di sini: http://bit.ly/2gCVMhd
  • Kita sudah pergi kuliah di luar negeri – tapi kenapa masih perlu pergi lagi? Nandra berbagi alasan kenapa kita sebaiknya bepergian walaupun sekarang sudah pergi dari tempat asal kita: http://bit.ly/2gCKkCr

Semua foto dan infografis dibuat atau diambil oleh penulis dan boleh disebarluaskan dengan mencantumkan pembuat/pemilik, kecuali disebutkan sebaliknya.

1 KOMENTAR

  1. […] Apa peserta magang dibayar? Pertanyaan serupa mungkin kamu tanyakan, dan bisa dikatakan cukup wajar karena ada beberapa peserta magang yang tidak dibayar. Namun, kebanyakan peserta magang mendapatkan kompensasi yang bisa dibilang cukup untuk memenuhi sebagian atau seluruh biaya hidup. Sebagai contoh, di perusahaan tempat aku sekarang melakukan magang peserta magang memperoleh kompensasi yang bisa dibilang sesuai dengan bujet bulanan pelajar. Menurutku kompensasi magang yang relatif umum bisa dikatakan sekitar sepertiga gaji pekerja waktu penuh yang baru lulus S1, tetapi kompensasi bisa bervariasi dari perusahaan ke perusahaan. Salah satu rekanku, Adit, berujar tentang alasan kenapa menurut dia melakukan magang itu penting, “Karena aku tidak punya pekerjaan apa-apa saat liburan, aku butuh uang, ….” Alasan yang bisa dikatakan cukup pragmatis, apalagi dengan pertimbangan biaya hidup di luar Indonesia bisa cukup mahal (tapi jangan takut, aku punya beberapa tips untuk berhemat di luar negeri) […]

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here