Raih Impian Studi S3 Gratis via Beasiswa Kampus di Australia!

1
2804
Monash University Learning and Teaching Building, Faculty of Education. Sumber: Rob Deutscher on Flickr
Monash University Learning and Teaching Building, Faculty of Education. Sumber: Rob Deutscher on Flickr

Banyak orang yang memiliki keinginan untuk melanjutkan studi doktoral atau S3 di luar negeri. Meskipun banyak institusi atau pendonor yang menawarkan beasiswa S3, seringkali para kandidat terhambat karena kategori latar belakang, usia, dll.

Dalam artikel ini, kolumnis Indonesia Mengglobal, Lavinia Disa, membagikan pengalaman sekaligus tips bagi para pembaca guna meraih beasiswa S3 langsung dari salah satu kampus di Australia!

***

Sebagai seorang scholarship hunter, saya paham bahwa setiap lembaga donor beasiswa punya target penerima prioritas, misalnya, bekerja di institusi atau mempelajari bidang ilmu tertentu. Lalu, bagaimana jika kita bukan termasuk ke dalam golongan yang diprioritaskan tapi ingin mengejar gelar doktor di Australia? Inilah yang saya hadapi saat mencari beasiswa S3 ke negara kangguru tersebut.

Untungnya, opsi bagi mahasiswa internasional tidak sesedikit yang saya bayangkan sebelumnya. Singkat cerita, di tahun 2019, saya berhasil memperoleh Monash International Tuition Scholarship (MITS) sekaligus Research Training Program (RTP) Stipend Scholarships untuk mendanai PhD saya di Faculty of Education, Monash University.

Apa Itu MITS dan RTP Stipend?

MITS adalah beasiswa yang diberikan oleh Monash University untuk mahasiswa internasional untuk jenjang doktoral. Beasiswa ini mencakup tuition fees selama masa kuliah (hanya 3 tahun dan 3 bulan, dengan toleransi ekstensi 3 bulan) dan juga asuransi kesehatan untuk mahasiswa internasional atau yang biasa disebut dengan Overseas Students Health Cover (OSHC) untuk mahasiswa tersebut. Beasiswa ini biasanya diberikan bersama dengan RTP Stipend.

Sementara itu, RTP Stipend sendiri adalah beasiswa yang didanai oleh pemerintah Australia baik untuk mahasiswa domestik dan internasional yang menempuh studi S3 atau S2 dengan jalur riset. Beasiswa ini sebetulnya disalurkan untuk hampir semua universitas se-Australia tetapi proses seleksi dan besarannya berbeda-beda tergantung kebijakan masing-masing kampus. Berikut ini adalah informasi besaran dana beasiswa yang saya dapatkan dari RTP Stipend dan MITS dari Monash University.

Scholarship offer untuk RTP Stipend dan MITS dari Monash University, Australia. Sumber: Dokumentasi pribadi
Scholarship offer untuk RTP Stipend dan MITS dari Monash University, Australia. Sumber: Dokumentasi pribadi

Berdasarkan pengalaman saya, kedua beasiswa di atas memiliki kelebihan dan kekurangan dibandingkan dengan beasiswa bergengsi lainnya, seperti Australian Awards Scholarship dan LPDP. Sisi negatifnya adalah komponen pembiayaan beasiswa tersebut tidak selengkap beasiswa lain. Sebagai contoh, penerima beasiswa RTP Stipend dan MITS tidak akan mendapatkan tunjangan bulanan untuk anggota keluarga atau tunjangan buku. Selain itu, kompetisinya lebih ketat karena kita bersaing dengan calon mahasiswa dari negara lain, bukan hanya sesama orang Indonesia.

Namun, sisi positifnya adalah proses seleksi dan persyaratan MITS dan RTP Stipend tidak serumit beasiswa lainnya. Pendaftaran kedua beasiswa tersebut menjadi satu dengan aplikasi S3 ke Monash University. Di laman awal, kita diberi opsi untuk mendaftar ke program PhD saja atau sekaligus mendaftar beasiswa. Di samping itu, seleksi hanya memerlukan isian aplikasi dan dokumen pendukung, tanpa wawancara atau tes lainnya.

Tahapan seleksi beasiswa MITS dan RTP Stipend

  1. Menemukan calon pembimbing

Langkah ini dilakukan secara mandiri oleh pendaftar. Di Monash University, untuk mencari calon pembimbing yang sesuai dengan topik penelitian, gunakan fitur Find a Researcher. Pastikan saat itu kita sudah memiliki proposal riset singkat agar pencarian lebih mengerucut (silakan baca artikel saya tentang tips menulis proposal penelitian S3).

Jika sudah menemukan nama calon pembimbing yang sesuai, kontak beliau melalui surat elektronik. Kala itu saya memperkenalkan diri, mengemukakan maksud, menyebutkan topik penelitian, dan melampirkan proposal singkat serta CV. Calon pembimbing saya kemudian meminta dokumen tambahan, seperti skor IELTS terbaru, transkrip akademik S2, dan daftar pengalaman riset. Setelah mempelajari lampiran tersebut, beliau bersedia untuk membimbing saya.  

  1. Mengumpulkan Expression of Interest

Sebelum melakukan pendaftaran resmi ke universitas, pendaftar diminta untuk menjalani skrining awal oleh fakultas (dalam kasus saya artinya Faculty of Education yang akan memberikan penilaian awal) dengan mengumpulkan Expression of Interest (EOI).

Persyaratan yang diminta meliputi:

a) topik riset

b) bukti komunikasi surel dengan calon pembimbing

c) transkrip akademik S1 dan S2 (pastikan ada versi terjemahannya dalam Bahasa Inggris)

d) tesis S2 dan examiner’s report (dokumen ini saya minta ke fakultas di kampus S2 saya dahulu)

e) bukti kemahiran berbahasa Inggris sesuai persyaratan (skor IELTS atau bukti kelulusan studi selama 2 tahun di negara berbahasa Inggris dalam 5 tahun terakhir)

f) curriculum vitae

g) bukti publikasi riset

Dalam 10 hari kerja, apabila lolos skrining ini, maka kita akan menerima Invitation to Apply dari fakultas.

  1. Mengumpulkan aplikasi resmi untuk program doktoral dan beasiswa

Selanjutnya, saya tinggal mengisi formulir aplikasi dan mengunggah semua dokumen yang diminta. Proses ini dilakukan 100% daring dan tanpa biaya pendaftaran. Untuk mahasiswa internasional, seleksi dibuka dua kali dalam setahun, yakni Round 1 (1 September-31 March) dan Round 3 (1 April-31 August). Berikut adalah persyaratan pendaftaran:

a) Data pribadi (paspor, KTP, atau akte kelahiran)

b) Invitation to Apply dari fakultas

c) Proposal riset minimal 3 halaman, termasuk metodologi dan referensi

d) Bukti kemahiran berbahasa Inggris

e) Ijazah dan transkrip akademik S1 dan S2

f) Bukti penghargaan dan beasiswa yang pernah diterima

g) Bukti tertulis pengalaman kerja dan riset (misalnya surat keterangan dari atasan)

h) Kontak dari 2 orang referees dan surat rekomendasi (saya meminta rekomendasi dari pembimbing skripsi S1 dan tesis S2)

i) Bukti publikasi riset (bisa berupa artikel jurnal, book chapter, atau proceeding konferensi)

j) Curriculum Vitae

Setelah mengumpulkan aplikasi, kita tinggal menunggu hasilnya. Di Monash University, pengumuman beasiswa didahulukan daripada pengumuman penerimaan program PhD. Dalam pengalaman saya, saya mengumpulkan aplikasi di Round 3 dengan tenggat 31 Agustus 2019. Pada 10 Oktober 2019, saya menerima scholarship offer berupa MITS dan RTP Stipend. Baru kemudian pada 30 Oktober 2019, saya menerima Offer of Admission.

Offer of Admission untuk program PhD in Education di Monash University. Sumber: Dokumentasi pribadi
Offer of Admission untuk program PhD in Education di Monash University. Sumber: Dokumentasi pribadi

Bagi mereka yang bukan dari kalangan pemerintahan, NGO, atau dosen tetap atau mengambil bidang ilmu yang tidak diprioritaskan, beasiswa kampus bisa menjadi alternatif pendanaan untuk S3 di Australia. Namun, dikarenakan COVID-19, saat ini beberapa universitas (tidak termasuk Monash University) tidak membuka pendaftaran bagi mahasiswa internasional yang tinggal di luar Australia. Untuk itu, sila cek situs setiap universitas untuk mencari tahu apakah beasiswa S3 dari kampus tersedia. Selamat berjuang dan semoga sukses!

***

Editor: Yogi Saputra Mahmud

1 KOMENTAR

Tinggalkan Balasan ke Keseimbangan antara S3 di Luar Negeri dan Aktivisme Sosial Kemasyarakatan | Indonesia Mengglobal Batal balasan

Please enter your comment!
Please enter your name here