“Hendri Yawan adalah seorang penerima beasiswa LPDP yang menyelesaikan studi Master of Education di Monash University, Australia. Setelah dua tahun berkuliah, ia pun langsung melanjutkan karir sebagai akademisi di Universitas Sembilan Belas November, Kolaka, Sulawesi Tenggara, melalui jalur CPNS di tahun 2020.”
“Di artikel ini, Hendri membagikan ceritanya beserta tips untuk para alumni universitas di luar negeri yang berencana untuk mengikuti seleksi CPNS 2021.”
***
Hendri dan jalan hidup di bidang pendidikan
Nama saya Hendri Yawan, biasa dipanggil Hendri. Saya adalah pemuda yang tumbuh besar di Konawe, Sulawesi Tenggara. Daerah yang belakangan ini marak dibicarakan karena banyaknya tenaga kerja asing yang berdatangan untuk bekerja di pabrik nikel terbesar di Indonesia. Meskipun demikian, sejarah daerah ini begitu lekat dengan predikat Daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal (3T). Saya terlahir dari keluarga sederhana. Orang tua saya adalah petani. Mereka adalah perantau Bugis yang hijrah di daerah transmigrasi sejak tahun 90an. Tumbuh besar dan bersekolah di daerah transmigrasi adalah bagian dari kisah perjalanan hidup saya, tentu dengan beragam keterbatasan yang ada.
Selepas S1, saya berkesempatan mengikuti program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal (SM-3T) yang diprakarsai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dalam program ini, kami direkrut, dipersiapkan, dan diterjunkan di wilayah pengabdian. Saat itu, saya ditempatkan di daerah pedalaman Papua Barat selama setahun. Misi utama program ini adalah pemerataan pendidikan dengan mengisi kekosongan pendidik di daerah 3T dan memberikan pengalaman pengabdian kepada freshgraduate sarjana pendidikan. Meskipun singkat, pengalaman mengikuti program SM-3T ini, sangat mempengaruhi jalan hidup saya kedepannya, khususnya keinginan untuk berkarir dalam dunia pendidikan.
Setahun terakhir aktivitas saya dihabiskan sebagai akademisi atau dosen CPNS di Universitas Sembilanbelas November (USN Kolaka) dan sedang mengikuti Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil 2021 yang wajib diikuti oleh CPNS untuk ditetapkan sebagai PNS. Selain itu, saya juga mendapatkan amanah menjadi Asesor Badan Akreditasi Nasional Sekolah dan Madrasah (BAN S-M) yang bertugas untuk melakukan penilaian kelayakan akreditasi sekolah dan madrasah di Sulawesi Tenggara. Saya juga aktif dalam program mentoring untuk pemuda-pemudi di daerah saya untuk mengikuti seleksi beasiswa baik di dalam dan luar negeri.
Perjalanan studi S2 di Australia melalui beasiswa
“Kesempatan itu datang dengan cara yang elegan dan tak terduga. Ketika kita siap, maka kesempatan itu kita dapat. Orang sering menyebutnya keberuntungan (anonim).”
Kalau boleh berkata jujur, nasehat bijak mengenai ‘’Keberuntungan’’ adalah kata yang tidak berlebihan dalam perjuangan saya mengejar beasiswa magister luar negeri. Bisa jadi saya adalah segelintir orang yang melalui jalur keberuntungan untuk mendapatkan beasiswa LPDP Magister LN. Saat mendaftar sebenarnya saya kurang pede dengan prestasi akademik saya yang terbatas. Ditambah lagi, saya lulus S1 di kampus swasta kecil yang belum ada satupun alumni yang kuliah di LN saat itu. Saya perintis jalan. Namun, saya beruntung memiliki orang tua yang selalu mendoakan dengan ikhlas setiap usaha yang saya lakukan. Saya beruntung mempunyai guru, mentor dan dosen yang selalu memupuk motivasi saya dengan nasehatnya. Saya juga beruntung dikelilingi sahabat dan komunitas yang memiliki tujuan yang sama untuk melanjutkan pendidikan ke LN. Support system ini yang mendukung jalan keberuntungan saya. Pada akhirnya, usaha dan ikhtiar saya hanyalah pelengkap.
Keberuntungan pertama, LPDP membuka beasiswa Afirmasi 3T tahun 2016 bagi mereka yang menamatkan sekolah SD hingga SMA di daerah 3T. Saya masuk dalam kriteria tersebut sehingga dari segi syarat dokumen lebih mudah dibandingkan LPDP jalur reguler, termasuk dalam persyaratan kecakapan bahasa. Saya pun melengkapi dokumen administrasi yang disyaratkan oleh LPDP, salah satunya adalah menulis esai tekait kontribusi yang telah, sedang dan akan dilakukan untuk Indonesia. Pengalaman saat menjadi guru SM-3T di Papua Barat memberikan banyak inspirasi dan perspektif baru dalam menulis esai yang diyakini menjadi daya tarik bagi pewawancara LPDP untuk memberikan saya kesempatan mendapatkan beasiswa.
Keberuntungan selanjutnya menghampiri saya ketika mendapatkan kesempatan mengikuti Pengayaan Bahasa LPDP di ITB. Selama tiga bulan saya bersama peserta lain dari berbagai daerah belajar banyak hal di kelas PB, seperti academic writing, cross culture understanding dan persiapan tes IELTS. Di kelas juga saya banyak mendapat informasi penting terkait universitas-universitas di luar negeri, khususnya Australia. Hingga pada satu titik saya memantapkan diri untuk memilih Monash University sebagai tujuan studi saya.
Di Monash University, saya mengambil jurusan Master of Education Expertise in Teaching Practice (M.Ed). Program Magister di kampus ini sebenarnya menawarkan beberapa pilihan spesialisasi yang ditempuh selama 2 tahun. Yang menarik adalah di akhir semester, mahasiswa diberikan dua pilihan dalam menyelesaikan studi yaitu profesional pathway (untuk melanjutkan karir sebagai guru) dan research pathway (untuk melanjutkan program PhD).
Menyelesaikan studi dan awal pendaftaran CPNS
Saya menyelesaikan S2 di pertengahan tahun 2019 kemudian kembali ke daerah saya di Sulawesi Tenggara. Pulang untuk mengabdi di daerah asal merupakan bagian dari kewajiban saya sebagai penerima beasiswa LPDP. Ini tercantum dalam klausul kontrak perjanjian beasiswa LPDP Jalur Afirmasi 3T dimana setiap awardee wajib kembali daerah asal setelah menyelesaikan Pendidikan.
Menjadi dosen adalah tujuan karir saya. Pilihannya ada dua. Menjadi dosen tetap di PTS atau Dosen PNS di PTN/PTS. Sayangnya tidak banyak pilihan kampus yang menawarkan program studi sesuai dengan bidang keilmuan saya. Saya cukup beruntung tidak berselang lama, terbuka lowongan CPNS dosen yang sesuai formasi pendidikan saya dan kampus itu masih berada di Sulawesi Tenggara. Ini kesempatan baik bagi saya, sehingga saya harus mempersiapkan diri sebaik mungkin.
Dokumen dan persyaratan yang harus disiapkan untuk pendaftaran CPNS
Ada beberapa dokumen penting yang harus disiapkan jika ingin mendaftar CPNS seperti scan KTP, KK, surat lamaran, pasfoto, swafoto, ijazah, transkrip nilai dan syarat tambahan lain tergantung formasi yang dilamar. Khusus alumni luar negeri, ada satu dokumen penting yang harus dilampirkan bersama dengan Ijazah yaitu SK Penyetaraan Ijazah Luar Negeri. Saya akan membahas secara singkat tentang proses pengurusan SK penyetaraan ijazah ini.
Saya sangat menyarankan jika Anda sudah wisuda dan memegang ijazah LN, segeralah mengurus SK penyetaraan ijazah. Terlebih lagi jika Anda ingin mendaftar CPNS di tahun ini. Dokumen ini penting karena beberapa teman saya tidak bisa mengikuti seleksi CPNS karena belum mengurus SK penyetaraan ijazah. Beberapa mencoba peruntungan mendaftar tanpa SK penyetaraan ijazah dan akhirnya dinyatakan tidak memenuhi syarat administrasi. Hal yang perlu dicatat adalah ijazah luar negeri belum sepenuhnya dianggap sah jika belum disetarakan dan disetujui oleh pemerintah.
Tujuan penyetaraan ijazah ini untuk verifikasi keaslian dan penyetaraan program atau jenjang pendidikan yang berlaku di Indonesia. Ini dilakukan karena beberapa program magister luar negeri dari segi durasi dan proses perkuliahan berbeda dengan program Magister di Indonesia.
Untungnya, proses penyetaraan ijazah LN cukup mudah karena DIKTI telah menyiapkan platform daring dimana kita bisa melakukan pendaftaran dan unggah berkas melalui layanan daring tersebut. Untuk memulai silahkan registrasi akun di website ini. Informasi terkait alur proses penyetaraan ijazah dan syarat dokumen yang perlu dilampirkan juga dijelaskan di sana. Secara umum, Anda diminta untuk mengunggah dokumen yang diperlukan seperti ijazah, transkrip, diploma supplement, informasi jurusan (handbook), identitas seperti paspor dan pasfoto. Layanan konversi nilai juga tersedia untuk Anda yang masuk kriteria untuk mendaftar CPNS jalur Cumlaude.
Tahapan seleksi CPNS
Berdasarkan pengalaman saya mengikuti seleksi CPNS Dosen 2019, setidaknya ada 4 tahapan penting yang harus dilalui.
- Pendaftaran dan seleksi administrasi. Di tahapan ini saya diminta untuk melengkapi dokumen yang disyaratkan oleh instansi yang dilamar. Kemudian melakukan registrasi dengan cara membuat akun di SSCN, mengunggah swafoto, memilih formasi serta instansi. Langkah terakhir adalah mengunggah semua dokumen persyaratan. Proses pendaftaran semuanya dilakukan secara daring dan tidak ada pengiriman dokumen fisik ke instansi yang dilamar.
- Seleksi Kompetensi Dasar (SKD CAT): Setelah dinyatakan lolos seleksi administrasi, saya kemudian mengikuti tes SKD dengan Computer Assisted-Assisted Test (CAT) sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan oleh panitia. Lokasi tes SKD dapat dipilih sesuai dengan lokasi domisili. Menurut saya, tes SKD memerlukan persiapan yang matang karena pada tahap ini peserta harus berjuang sungguh-sungguh untuk mencapai passing grade (PG) di setiap materi SKD yaitu Wawasan Kebangsaan (TWK), Tes Intelegensia Umum (TIU) dan Tes Karakteristik Pribadi (TKP). Pelamar yang berhak mengikuti ke tahap selanjutnya adalah pelamar yang telah dinyatakan memenuhi PG SKD. Jika jumlah peserta yang lulus PG melebihi tiga kali jumlah kebutuhan formasi, maka diberlakukan sistem pemeringkatan.
- Seleksi Kompetensi Bidang (SKB): Jika dinyatakan lolos SKD, tahapan berikutnya adalah SKB. Setiap instansi baik pemerintah daerah maupun kementerian memiliki kebijakan sendiri terkait tes SKB. SKB untuk formasi dosen Dikti terdiri atas 6 jenis subtes yaitu Literasi bidang Pendidikan dan Kebudayaan, Kemampuan Bahasa Inggris, Penalaran dan Pemecahan Masalah, Dimensi Psikologi, Wawancara dan Praktek Mengajar (micro teaching).
- Pemberkasan: Lolos SKB tidak menjamin kelulusan CPNS 100%. Ternyata ada satu tahapan akhir yang sangat menentukan yaitu pemberkasan ulang. Di sini saya diminta melengkapi dan unggah ulang dokumen persyaratan sebelumnya plus dokumen tambahan seperti SKCK, Surat Keterangan Sehat Jasmani dan Rohani dan Surat Keterangan Bebas NAPZA. Pengalaman di seleksi CPNS 2019, beberapa pelamar yang sudah lolos SKB dinyatakan TMS atau Tidak Memenuhi Syarat di tahapan ini. Umumnya karena kualifikasi pendidikan tidak sesuai dengan formasi yang dilamar atau ada syarat tambahan instansi yang tidak bisa dipenuhi pelamar. Namun jika semua syarat dilengkapi, maka bisa dikatakan lulus CPNS dan menunggu penetapan NIP dan SK CPNS.
Kendala yang perlu diperhatikan dalam seleksi CPNS
Satu masalah yang saya alami saat mengikuti rangkaian seleksi CPNS Dosen Dikti tahun 2019 adalah NIK dan Nomor Kartu Keluarga saya tidak terdeteksi di basis data kependudukan. Sehingga saya tidak bisa registrasi akun di portal pendaftaran https://sscasn.bkn.go.id/. Tahun 2019 memang saya memang pindah domisili dan membuat KK baru, namun lupa mengecek ulang apakah sudah masuk di sistem kependudukan. Untuk mengatasi masalah ini, saya harus kembali berurusan di Dukcapil untuk update data kependudukan saya.
Setelah dinyatakan lulus SKD pada bulan Maret 2020, saya kemudian mempersiapkan diri untuk tahap selanjutnya. Namun tes SKB yang seharusnya dilaksanakan di bulan April 2020 harus ditunda pelaksanaanya karena kasus COVID-19 meningkat di Indonesia. Bagi saya ini seperti blessing in disguise. Karena saya memiliki banyak waktu untuk mempersiapkan diri mengikuti tes SKB.
Tips untuk alumni yang berencana mengikuti seleksi CPNS
Ada beberapa tips yang bisa saya bagikan untuk yang ingin mendaftar CPNS tahun 2021. Pertama dan paling penting adalah memperbaiki niat dan tujuan. Sebaiknya di titik ini tanyakan kembali dalam diri apakah menjadi ASN adalah bagian dari rencana karir? Apakah sudah mengetahui konsekuensi berkarir menjadi ASN? Dua pertanyaan ini penting untuk dijawab sebelum melangkah lebih jauh. Jika telah selesai dengan dua pertanyaan tersebut dan tetap ingin mengikuti seleksi, mintalah doa kepada keluarga, khususnya kedua orang tua, istri/suami. Saya sangat percaya doa mereka memudahkan setiap usaha yang kita lakukan.
Tips kedua adalah teliti dalam melengkapi dokumen persyaratan. Luangkan waktu untuk membaca dan memahami dengan seksama bahkan persyaratan yang kecil-kecil di instansi serta formasi yang dilamar. Ini penting karena pengalaman teman saya gugur dalam seleksi administrasi karena hal sepele, yaitu salah menuliskan tanggal di surat lamaran.
Tips ketiga adalah jeli dalam memilih formasi dan instansi yang membuka lowongan CPNS. Dalam memilih formasi CPNS, pertimbangkan peluang dan sesuaikan dengan kemampuan atau persiapan. Contohnya jika Anda memilih PTN seperti UGM, Unhas atau UI, tentu Anda harus bersiap bersaing ketat dengan banyak orang-orang hebat lainnya. Lain halnya jika memilih PTN yang terletak di kotak kecil atau pelosok, kecenderungan peminat juga sedikit. Ini akan memperbear peluang lolos seleksi SKD. Tetapi kembali lagi ke diri Anda, jika merasa layak menjadi bagian dari PTN besar yang saya sebutkan di atas, Why not? It is worth a shot!
Tips terakhir yaitu persiapkan diri sebaik mungkin untuk mengikuti seleksi SKD. Pahami kisi-kisi materi SKD tahun ini dan perbanyak latihan mengerjakan soal-soal CPNS tahun sebelumnya. Soal-soal CPNS bisa didapat melalui buku, kumpulan soal tes di internet atau menonton video-video youtube yang mengulas soal-soal SKD. Akhir kata, saya optimis sistem seleksi CPNS melalui CAT dari tahun ketahun sudah semakin baik dan transparan. Sehingga bisa menjaring pelamar yang betul-betul mempersiapkan diri mengikuti seleksi. Semoga sukses!
***
Editor: Yogi Saputra Mahmud
Dear Pak Hendri,
Terima kasih untuk artikelnya, Pak. Perkenalkan saya Rosa. Saya ingin bertanya karena kebetulan saya juga lulusan luar negeri (Taiwan) yg ingin mencoba cpns tahun ini. terkait hal tersebut, dalam ijazah dan SK saya tertulis S2 Tropical Medicine sedangkan bila ada formasi yang tertulis Kedokteran tropis apakah saya bisa memilih formasi tersebut? Karena ada juga formasi yang berbahasa inggris.
Sehingga saya sedikit bingung apakah formasi dlm bahasa inggris/bhs indonesia tetap bisa saya coba untuk mendaftar atau harus formasi yang bahasa inggris?
Sekian pertanyaan saya semoga tidak membingungkan. Terima kasih sebelumnya Pak.
Regards,
Rosa