Di bayangan sebagian calon mahasiswa Amerika Serikat, pengurusan visa F-1 mungkin terkesan sulit, menyita banyak waktu dan uang, dan mengandung ketidakpastian yang besar. Namun, jika kita mempersiapkannya dengan matang, kita ternyata bisa meminimalisir semua hal tersebut. Di tulisan ini, salah satu kolumnis Indonesia Mengglobal, Inef, membagikan gambaran mengenai proses aplikasi visa F-1 serta tips dan trik yang perlu dicatat oleh para applicants.
***
Jika kalian adalah calon mahasiswa yang baru saja menerima LoA (letter of acceptance) dari kampus idaman kalian di Amerika Serikat, selamat! Tentu kalian merasa sangat senang, terharu, dan bersemangat. Saya masih ingat saat pertama kali mendaftar ke universitas di AS untuk jenjang S1 sekitar tahun 2013 dan bagaimana saya mengalami beragam emosi yang campur aduk antara gembira dan cemas menunggu tahapan selanjutnya. Untungnya, international admission officer yang ditunjuk pihak kampus untuk membantu proses pendaftaran saya menjelaskan dengan begitu terperinci apa saja yang harus dipersiapkan sebelum saya bisa terbang ke negeri Paman Sam.
Bagi mahasiswa asing di Amerika Serikat, jenis visa yang harus dimiliki untuk resmi menempuh pendidikan lanjut dinamakan visa F-1, yaitu visa non-imigran yang masa berlakunya sekitar empat sampai lima tahun atau tergantung seberapa lama masa studi program mahasiswa yang bersangkutan. Ada banyak dokumen yang mesti diperoleh sebelum bisa mengajukan permohonan pembuatan visa F-1 dan berikut ini saya akan mencoba menjabarkan satu per satu.
Langkah pertama dalam memohon penerbitan visa F-1 adalah berkomunikasi dengan international office kampus tujuan supaya beliau dapat mendaftarkan nama kalian ke SEVIS (Student and Visitor Exchange Information System). Kalian akan diminta membayar fee atau biaya tertentu untuk mengurus ini, tapi ada juga kampus tertentu yang memberi keringanan untuk mahasiswa yang mungkin kesulitan melakukan pembayaran sendiri. Setelah kalian terkonfirmasi terdaftar di database SEVIS, pihak kampus akan mengirimi kalian suatu berkas yang dikenal sebagai Form I-20 atau Certificate of Eligibility. Jika Form I-20 sudah di tangan, kalian bisa mengisi Form DS-160 atau disebut juga Non-Immigrant Visa Application Form. Terakhir, kalian harus mendaftar slot wawancara (interview) dengan kedutaan besar atau konsulat AS di kota asal kalian atau di kota terdekat.
Kedutaan dan kantor konsulat AS untuk Indonesia sendiri ada di Jakarta, Surabaya, Denpasar (Bali), dan Medan. Pastikan kalian memilih slot wawancara di mana kalian sanggup seharian di luar rumah karena sepengalaman saya wawancara itu sendiri tidak memakan waktu banyak, pada beberapa kasus kalian bisa langsung pulang setelah 10-15 menit sesi tanya jawab dengan petugas di loket kedutaan besar, namun antrian di dalam kedutaan besar bisa sangat panjang. Sebaiknya kalian makan dulu sebelum wawancara atau bawa botol air minum untuk berjaga-jaga kalau-kalau harus menunggu lama di ruang tunggu sampai dipanggil.
Satu hal yang menarik dari proses pembuatan visa F-1 ini adalah jika kalian hendak membawa anak-anak dan pasangan untuk mendampingi selama studi, kalian dapat mengajukan permohonan visa F-2 (visa for dependents) untuk mereka. Anak-anak dari para mahasiswa asing pemegang F-1 juga berhak bersekolah di sekolah negeri Amerika Serikat bersama dengan anak-anak warga negara Amerika. Tentu saja akan sedikit repot mengurus visa F-1 dan F-2 sekaligus, jadi untuk meminimalisir stres mulailah prosesnya sedini mungkin.
Di sela-sela mengurus segi administratif visa F-1 untuk kalian sendiri dan visa F-2 untuk keluarga, ada baiknya kalian juga mempelajari kembali apa saja yang akan ditanyakan petugas kedutaan besar saat wawancara. Kecil kemungkinan wawancara akan mendetail dan teknis, namun ada beberapa topik yang harus kalian kuasai dan hafal di luar kepala, di antaranya:
1) Siapkan jawaban jujur tentang di mana kalian akan tinggal
Ini berarti kalian harus tahu alamat apartemen, asrama, atau akomodasi yang akan kalian tinggali di kota tempat studi. Ini adalah salah satu pertanyaan umum dan tujuan ditanyakannya pertanyaan ini adalah supaya petugas bisa mencatat dan mengkonfirmasi informasi pribadi kalian di record mereka dan juga menjaring orang-orang yang memalsukan domisili. Jangan pernah berbohong tentang akomodasi karena petugas sudah terlatih mendeteksi penipu.
Kalian juga mungkin ditanyai tentang alasan studi di Amerika Serikat atau lebih spesifik lagi di universitas yang menerima kalian. Bersiaplah menjelaskan tanpa menambah atau mengurangi fakta dan jangan beri jawaban yang mengambang, ambigu, atau mengada-ada. Jagan pula tergoda memuja-muji Amerika Serikat secara berlebihan karena petugas kedutaan besar tidak butuh pujian, mereka hanya butuh tahu kenapa kalian ingin belajar di luar Indonesia. Jelaskanlah dengan singkat namun tegas apa yang mendasari keputusan kalian dan terbukalah jika petugas mengajukan pertanyaan tambahan atau meminta penjelasan lebih lanjut (follow-up questions).
2) Pastikan kalian bisa meyakinkan petugas kedutaan besar bahwa niat kalian benar-benar murni hanya mencari ilmu dan bukan untuk menetap di Amerika Serikat selepas studi
Jika petugas mencurigai kalian ingin menggunakan visa F-1 sebagai batu lompatan untuk menjadi permanent resident atau naturalized citizen, jangan heran jika permohonan visa F-1 kalian langsung ditolak. Sediakan jauh-jauh hari jawaban tentang rencana utuk pulang ke Indonesia setelah selesai kuliah, akan lebih bagus lagi jika kalian bisa menceritakan bagaimana kalian mau menggunakan ilmu yang kalian peroleh untuk membangun dan memajukan Tanah Air tercinta. Petugas akan memastikan kalian punya alasan untuk kembali ke Indonesia, jadi jika kalian bisa share apa yang kalian rencanakan ke depannya, akan besar kemungkinan proses pengajuan visa kalian lancar jaya.
3) Pastikan kalian memahami hak dan kewajiban pemegang F-1
Contohnya adalah peraturan tentang tidak boleh bekerja di luar kampus tanpa izin dari Department of Homeland Security atau USCIS (kantor imigrasi) dan juga kebijakan terkait berkenaan dengan bekerja di lingkungan kampus. Mahasiswa dengan visa F-1 hanya diperbolehkan bekerja di kampus maksimal 20 jam per minggu agar konsentrasi dan fokus belajar mereka tidak terganggu. Biasanya petugas akan menanyakan apakah kalian tertarik bekerja. Ini adalah pertanyaan pancingan untuk menggali apakah kalian mengerti regulasi yang berlaku.
4) Pastikan nama dan tanggal lahir yang tertera di paspor kalian sama dengan yang tertulis di Form I-20 untuk menghindari kerancuan
Ini adalah satu hal yang terkadang terlupakan namun krusial. Jika ada kesalahan pengejaan nama, bisa jadi visa F-1 kalian tidak akan dibuat. Jangan sepelekan hal yang terkesan remeh namun penting ini.
5) Jangan lupa membawa affidavit of support
Jika kalian penerima beasiswa atau kandidat research assistanship, bawalah fotokopi dan berkas asli letter of scholarship/sponsorship atau surat sejenisnya. Petugas kedutaan akan menanyakan kesanggupan finansial kalian (proof of funds), jadi bersiaplah menjawab tanpa ragu hal-hal seputar kemampuan kalian membiayai studi. Semakin percaya diri kalian dalam menjawab pertanyaan, semakin petugas mantap meloloskan permohonan visa F-1 kalian. Kalian mungkin juga dimintai fotokopi bank statement dan ditanyai tentang rekening untuk pembiayaan kuliah, terutama jika kalian adalah calon mahasiswa S1 yang masih dalam tanggungan orangtua atau kuliah dibiyai oleh pihak selain pemberi beasiswa.
6) Latihan wawancara dalam Bahasa Inggris
Tidak ada salahnya berlatih percakapan dalam Bahasa Inggris dengan penutur asing supaya kalian terbiasa dan tidak gugup atau grogi saat wawancara yang sesungguhnya.
Pada dasarnya, proses memohon visa F-1 tidaklah sulit dan kalian pasti dapat melaluinya dengan mudah asalkan kalian memenuhi semua syarat dan pra-syarat yang dijabarkan di laman resmi kedutaan besar Amerika Serikat perihal kedatangan mahasiswa internasional. Tetaplah tenang, sabar, tidak panik, dan juga cermat dalam memeriksa ulang (double check) segala rincian dokumen yang diperlukan. Good luck!