“Terus berjuang dan pantang menyerah merupakan dua hal yang dipegang Bella Tania dalam mendapatkan beasiswa untuk bersekolah di Seoul National University. Perjuangannya juga tidak hanya sampai disitu, Bella juga terus mengembangkan diri dengan mengikuti program bahasa sebelum dan sesudah sampai di Korea dengan beasiswa juga.“
***
Semenjak duduk di semester 2 saat aku masih kuliah di Institut Teknologi Bandung dulu, aku membayangkan bahwa aku ingin melanjutkan pendidikan S2 di luar negeri. Aku ingin menggali ilmu dan pengalaman belajar di luar zona nyamanku. Januari 2021 adalah awal dari segala perjuangan untuk mewujudkan itu. Setelah lulus sebagai Sarjana Farmasi di bulan Oktober 2020, aku melanjutkan pendidikan profesi apoteker dan diperkirakan akan lulus pada bulan September 2021. Untuk itu, semenjak Januari 2021 aku mulai mempersiapkan dan mencari-cari tujuan kampus untuk pendidikan master yang aku inginkan. Aku sengaja mempersiapkannya jauh-jauh hari bahkan sebelum aku lulus, karena sadar betul bahwa perjuangan mencari beasiswa dan sekolah di luar negeri tidak selalu mulus. Untuk itu, aku mau coba lebih awal, dan berpikir jika kelak aku gagal, aku masih punya lebih banyak kesempatan lain.
Sebelumnya, tidak pernah terpikiran bagiku akan melanjutkan pendidikan di Korea Selatan karena aku bukan tipikal ‘K-Popers’ ataupun ‘K-Drama lovers’. Aku hanya sekedar nonton drakor saat memiliki waktu di tengah liburan, tidak terus-terusan menjadi penggila drakor. Namun, aku turut memasukkan Korea Selatan ke dalam list negara yang memiliki sistem kesehatan dan pendidikan yang baik dimana aku juga ingin mendapatkan ilmu dari hal tersebut. Di awal Januari 2021 aku menargetkan 3 negara di benua Asia maupun Eropa yang menjadi calon negara tujuan untuk melanjutkan pendidikan S2. Aku mulai mencari-cari informasi dan syarat pendaftaran dari masing-masing universitas terbaik di negara-negara tersebut. Selain itu, aku mulai mempersiapkan belajar untuk tes bahasa. Persiapan terkait tes bahasa (IELTS) aku cantumkan di blog pribadiku.
Menjalankan seluruh persiapan mencari beasiswa S2 di tengah pandemi adalah hal yang cukup menantang. Saat persiapan tes sudah matang dan administration fee sudah dibayarkan, saya overthinking; “Aduh, bagaimana kalau sebelum tes nanti kena COVID-19 ya? Bagaimana kalau batal? Sayang sekali jika uangnya hangus sebab uang itu merupakan uang tabungan yang jumlahnya tidak kecil”. Selain itu, saat persiapan berkas, dibutuhkan legalisir dari berbagai pihak. Karena pandemi, segala kegiatan dibatasi, sehingga perlu menyediakannya dari jauh-jauh hari dan meminimalisir kesalahan agar tidak perlu mengulangi prosesnya lagi.
Pada bulan Maret 2021, aku melakukan proses registrasi ke kampus tujuanku. Seoul National University (College of Pharmacy) adalah satu-satunya universitas yang aku daftar. Dengan segala perasaan campur-aduk, aku memberanikan diri untuk menyelesaikan pendaftaran yang dilakukan secara online saat itu. Setelah menunggu 2 bulan, akhirnya aku mendapatkan pengumuman bahwa aku diterima secara ‘conditional’ di Seoul National University – yang katanya sering disebut di drakor itu. Senang sekali, puji Tuhan aku bisa diterima disana. Tahap selanjutnya adalah mengirim berkas-berkas pendukung dan aku memperoleh Letter of Acceptance secara unconditional di bulan Juli 2021.
Eits, perjuangan tidak sampai disitu, aku juga harus mencari beasiswa sebab aku tidak akan berangkat jika aku tidak mendapatkan beasiswa penuh. Kuliah di luar negeri jauh lebih mahal dan biayanya bisa 2-3x lipat lebih mahal dibandingkan saat aku belajar di S1 dulu. Aku memberanikan diri mendaftar Hyundai Motor Chung Mong-Koo Global Scholarship yang merupakan beasiswa fully-funded untuk belajar di Seoul National University. Meski penuh keraguan apakah aku layak mendapatkannya dan bersaing dengan international students lainnya, akhirnya aku mengirim segala berkasku melalui email. Hingga kemudian beberapa minggu setelahnya, aku diberi kabar bahwa aku adalah salah satu dari 5 orang mahasiswa internasional terpilih yang menjadi awardee dari Hyundai Motor Chung Mong-Koo Global Scholarship Fall 2021.
Kampus sudah diterima, beasiswa sudah di tangan. Pembelajaran untuk S2 akan dimulai di bulan September 2021. Namun, tantangan tidak selesai sampai di situ. Pertengahan tahun 2021, kasus COVID-19 di Indonesia meningkat drastis. Papaku juga terkena gejala berat COVID-19 saat itu, sehingga konsentrasiku terpecah belah dan aku merasa sudah ‘tidak minat’ lagi untuk melanjutkan proses berkuliah di luar negeri dan hanya menginginkan kesembuhan papaku. Selain itu, visa mahasiswa juga ditutup karena kasus COVID-19 di Indonesia yang meningkat sangat tajam. Hal ini juga menyebabkan Ujian Kompetensi Apoteker Indonesia (UKAI) yang merupakan ujian nasional yang harus dilewati seluruh calon apoteker harus diundur (pada saat aku diterima S2, statusku masih calon apoteker dan belum lulus dari pendidikan profesi apoteker ITB). Padahal, aku memperkirakan aku sudah bisa lulus apoteker di bulan Juli 2021 dan akan dilantik di September 2021, sehingga akan pas bagiku masuk ke pembelajaran S2 setelah itu.
Doa, sabar, dan tenang menjadi sikap yang paling dibutuhkan di kala itu. Setelah 2 minggu dirawat di rumah sakit, puji Tuhan kondisi papaku membaik. Setelah berdiskusi dengan departemenku, akhirnya aku diijinkan untuk mengikuti kuliah online terlebih dahulu sambil menuggu visa mahasiswa dibuka lagi. Ujian Kompetensi Apoteker Indonesia (UKAI) akhirnya dapat dijalankan di bulan September 2021 (mundur 2 bulan dari perkiraan), namun karena pembelajaran S2 masih online, aku dapat mengikuti UKAI secara offline di Indonesia. Satu persatu tantangan terlewati. Aku juga dapat menyelesaikan semester 1 ku dengan baik meski dilaksanakan dengan pembelajaran jarak jauh (online).
Di samping itu, meski pembelajaran dilaksanakan secara online, aku juga terus berusaha mencari berbagai kegiatan yang dapat menambah skill-ku. Aku mencoba belajar Bahasa Korea dan mengikuti kegiatan yang diadakan Sungkyunkwan University untuk belajar intensif Bahasa Korea langsung dari native speaker. Dalam mengikuti program ini juga aku mendapatkan beasiswa. Untuk program sekolah bahasa liburan musim dingin ini, meski tidak 100% penuh, tapi aku senang bisa mengikuti kegiatan ini bersama teman-teman internasional yang juga belajar Bahasa Korea. Selain itu, materi yang diberikan benar-benar bermanfaat dan mudah dimengerti. Sehingga, sebelum sampai ke Korea Selatan paling tidak aku sudah mempelajari beberapa vocab penting dan grammar yang umum digunakan.
Selain Hyundai Motor Chung Mong-Koo Global scholarship, aku juga apply program beasiswa sekolah Bahasa Korea yang diadakan kampusku sendiri (Seoul National University). Sekolah bahasa ini akan dimulai di semester Spring 2022 selama 10 minggu lamanya secara internsif. Puji Tuhan aku juga lolos beasiswa yang bernama ‘SNU Global Scholarship 3’ ini. Kelas akan diadakan di malam hari (seminggu 2x) dan langsung dibimbing oleh native speaker. Untuk SNU Global Scholarship ini benar-benar gratis secara keseluruhan. Umumnya, kegiatan ini memerlukan biaya 630.000 Won (kurang lebih Rp. 7.500.000,-). Namun, karena aku mendapatkan beasiswa, aku tidak perlu membayarnya sama sekali.
Saat ini, saat aku menulis artikel ini di bulan Februari 2022, aku telah sampai di Seoul dan akan melanjutkan semester 2 ku secara offline di bulan Maret 2022 nanti. Untuk teman-teman yang tertarik untuk sekolah di Seoul National University dapat mengujungi website dengan informasi-informasi penting untuk pendaftaran kampus dan beasiswa dari Seoul National University: https://admission.snu.ac.kr/ & https://oia.snu.ac.kr/
“Terkadang tantangan itu hadir untuk membuat kita memaknai setiap perjuangan dan membuat kita belajar lebih banyak tentang diri kita sendiri. Rencana kita hanyalah rencana manusia, ada hal-hal di luar kita yang tidak bisa kita kendalikan, tapi harus diyakini, semuanya sudah digariskan jalan yang terbaik.”
***
Editor: Stephanie Triseptya Hunto