Belajar di luar negeri merupakan hal yang penuh dengan tantangan dan juga kejutan. Saat kita masih menjadi mahasiswa, kita juga memiliki komunitas yaitu perkumpulan mahasiswa Indonesia seperti Perpika (Korea Selatan), Permira (Rusia), PPI Tokyo (Jepang) dan lain-lain. Akan tetapi, bagaimana dengan pekerja profesional yang bekerja di luar negeri? Berawal dari keinginan untuk memiliki perkumpulan profesional, Vicki dan Katherin akhirnya membangun perkumpulan profesional di Korea untuk menjadi wadah bertumbuh, berkembang, sharing dan juga untuk menjalin silaturahmi antara pekerja profesional Indonesia di Korea.
***
Indonesian Professionals Association in South Korea atau yang dikenal dengan nama IPA KR merupakan persatuan pekerja professional di Korea Selatan. Berawal dari keinginan untuk memiliki perkumpulan pekerja di Korea dan berkaca dari kesuksesan organisasi yang serupa dibawah naungan GIPA, Vicki dan Katherin membangun IPA di saat pandemi. IPA memiliki visi untuk menjadi suatu komunitas bagi para pekerja profesional yang memiliki keinginan untuk mengembangkan diri dan juga berkontribusi untuk Indonesia walaupun berada di luar negeri. Selain itu, IPA juga memiliki visi untuk dapat menjadi jalur penghubung antara Korea Selatan dan Indonesia lewat para profesional yang merupakan calon pemimpin di masa depan. Adapun beberapa program yang IPA sudah lakukan adalah mentorship, socials event, meet the leaders, dan knowledge shares. Berbeda dengan mentorship yang dilakukan oleh organisasi pada umumnya, mentorship di IPA lebih berfokus pada bagaimana cara mendapatkan pekerjaan, mulai dari membuat CV, cara menjawab interview, dan lainnya. Hingga saat ini IPA sudah memiliki 15 pengurus inti dan menaungi 100 anggota.
Halo kak, boleh perkenalan diri dan cerita bagaimana ceritanya IPA bisa terbentuk?
Vicki :
Halo, namaku Vicki dan saya sudah bekerja di Korea selama 5 tahun di bidang railway terutama dengan proyek dari luar negeri. Saya lulus kuliah S2 dari Kyunghee University, Korea Selatan dengan jurusan Civil Engineering dan apabila di total saya sudah tinggal di Korea Selatan selama 8 tahun. Kalau ditanya bagaimana ceritanya IPA bisa terbentuk awalnya karena saya dari dulu aktif di organisasi saat kuliah dan setelah bekerja seperti ada yang kurang kalau hanya sibuk bekerja. Nah, pas sekitar bulan April tahun 2021 kalau tidak salah, ketika itu aplikasi clubhouse sangat populer dan saya ikut di salah satu room dimana ada yang bercerita tentang IPA Denmark. Setelah mendengar ceritanya, saya tertarik untuk menggagas IPA di Korea Selatan, sehingga saya mencoba untuk menghubungi organisasi pusat mereka di Indonesia yang bernama GIPA (Global Indonesia Professionals Association). Berbicara mengenai IPA, secara global organisasi IPA awalnya bermula dari Inggris (YIPA UK) tahun 2015, dimana awalnya digagas oleh 3 orang pengurus utama lalu berkembang menjadi 500 orang seperti sekarang. Kegiatan yang paling menarik yang dilakukan mereka adalah mengadakan job fair (Indonesia Career Evening) dengan tujuan untuk membangun jaringan dan menciptakan peluang kerja bagi pelajar Indonesia lulusan universitas UK. Mendengar cerita ini juga, sepertinya sangat baik apabila kita membuat IPA di Korea Selatan agar ada wadah untuk networking bagi para pekerja profesional. Selain itu, bisa membantu pelajar Indonesia yang ingin mencari kerja di luar karena mereka bisa bertanya tentang proses dan kultur kerja yang berbeda dengan di Indonesia.
Katherin :
Halo, nama saya Katherin Yolanda, lulusan dari Master of Business Administration (MBA) dari London Business School, Inggris. Setelah lulus program MBA, saya pindah ke Korea Selatan tiga tahun lalu, untuk bekerja di salah satu perusahaan teknologi. Saat tiba di Korea Selatan, saya mulai mencari komunitas Indonesia untuk menjalin network dengan sesama warga Indonesia, sambil menyesuaikan diri di negara baru. Namun, masih belum ada komunitas aktif bagi pekerja, sedangkan komunitas pelajar di Korea Selatan seperti Perpika terbilang sangat aktif.
Kebetulan, salah satu kenalan saat studi di UK (YIPA UK) memperkenalkan saya dengan pengurus GIPA di Indonesia, dan saya dikenalkan dengan Vicki. Kami punya visi misi yang sama untuk membangun komunitas para pekerja Indonesia, dan memutuskan untuk mulai membangun IPA di Korea Selatan. Karena keterbatasan di masa pandemi, kami memulai aktivitas organisasi dengan mengajak teman-teman yang kami kenal terlebih dahulu. Salah satunya Jessica, yang tertarik untuk membangun organisasi ini.
Jessica :
Halo, namaku Jessica Wirastari dan aku sudah ada di Korea selama 5 tahun. Aku S1 di Indonesia jurusan sistem Informasi di Bina Nusantara (Binus). Setelah lulus, aku pengen kerja di Korea atau kalau tidak kerja di perusahaan Korea karena aku dulu suka sama hal-hal berbau Korea. Ternyata, aku dapat kesempatan untuk kerja di salah satu perusahaan Korea di bidang garment yang ada di Indonesia. Perusahaan ini punya pabrik di Indonesia, dan punya head office di Korea. Aku kerja di bidang IT dan sering kerja bareng head office di Korea. Sampai suatu saat, perusahaan yang di Indonesia pindah lokasi dan jauh dari rumah, jadi aku berpikir untuk resign dari perusahan. Tapi, tiba-tiba head office di Korea malah mengundang untuk kerja di Korea, jadi aku bisa kerja di Korea. Waktu pas pertama kali tiba di Korea, aku tidak kenal siapa siapa karena memang bukan lulusan dari Korea dan tidak tahu siapa yang harus dihubungi. Selain itu, aku cuma satu-satunya foreigner di perusahan sekarang. Sampai suatu saat, tahun 2021, tiba-tiba ada orang yang menghubungiku via linkedin, dan orang itu adalah Vicki. Kami kenalan dan Vicki mengenalkan IPA dan mengajak aku untuk jadi pengurus. Berhubung aku di Korea tidak ada teman Indonesia, kalau ikut organisasi kan lumayan bisa menambah teman dan koneksi selain dari lingkungan kerja, jadi aku mau diajak untuk jadi pengurus. Selanjutnya Vicki bilang mau mengajukan IPA ke KBRI dan akhirnya sampai launching di tahun 2022. Selama setahun ada di IPA sebenarnya kami baru pertama kali ketemu sesama pengurus saat foto bersama, tetapi sudah beberapa kali mengadakan pertemuan dengan member baru IPA di tiga event IPA yang baru berjalan, tapi dari situ saja aku sudah punya banyak teman. Ternyata, tujuan awalku ikut IPA untuk dapat teman tercapai dan hidup di Korea jadi semakin asyik juga karena bisa ngobrol bareng teman-teman seprofesi 😀
Wah menarik ya cerita dari berbagai sisi. Kalau boleh tahu, visi dan misi IPA apa ya kak?
Jadi kami punya visi yang sama, yaitu membangun wadah untuk para ekspatriat di Korea Selatan. Berkaca dari dari UK (Inggris), banyak sekali wadah untuk para ekspatriat, begitu juga di US, tujuannya untuk berbagi informasi dan menjadi support system untuk sesama pekerja Indonesia di luar negeri. Selain itu, untuk yang baru pertama bekerja di luar negeri pasti ada banyak peraturan seperti perpajakan, visa dan berbagai hal baru yang tidak dimengerti. Dari hal simpel ini, kami akhirnya ke KBRI untuk berbincang dengan duta besar Indonesia untuk Korea sebelumnya Pak Umar Hadi dan dipropose ke beliau untuk menjadi organisasi seperti sekarang. Tepat pada tanggal 29 Mei 2021 terbentuk IPA, dan IPA launching secara resmi pada 26 Juni 2022. Uniknya, launching IPA diresmikan oleh duta besar Indonesia untuk Korea yang baru menjabat yaitu Pak Gandi Sulistiyanto, jadi secara tidak langsung IPA diberikan kepercayaan oleh dua duta besar.
Apa harapan IPA ke depannya?
Kami berharap IPA dapat menjadi salah satu tempat dimana banyak orang Indonesia menjadi eksekutif di luar negeri, seperti IPA di Amerika dan Inggris. Banyak sekali orang orang hebat dari IPA Amerika yang bekerja di perusahaan besar di Amerika dan di IPA kita bisa get connected dengan mereka dan belajar dari mereka juga. Selain itu, kami juga mau memberikan kesempatan untuk orang yang mau tahu dan mau bekerja di Korea. Salah satu program kerja yang akan kami laksanakan adalah Indonesia Career Day 2023. Kami harapkan banyak orang yang dapat dihire oleh perusahaan Korea dan Indonesia selama acara job fair ini. Disamping program career day, kami juga memiliki program mentorship dimana topik mentorshipnya meliputi : CV dan Interview, Visa, Kontrak Kerja, Culture kerja di Korea, dan Karir di bidang R&D (Postdoc/Research Company) di Korea.
Selain itu, kami juga berharap pekerja profesional Indonesia di Korea dapat bergabung dengan IPA supaya kita bisa saling terkoneksi dan juga membantu satu sama lain. Berdasarkan informasi yang kita dengar dari KBRI Seoul, yaitu data dari imigrasi Korea Selatan, jumlah pekerja profesional Indonesia di Korea ada sekitar 400 orang (260 dengan visa E7 & 140 dengan visa F2).
Bulan Agustus lalu kami telah mengadakan acara offline Networking Day di BNI Seoul bersama organisasi lain Perpika dan APIK (Asosiasi Peneliti Indonesia di Korea). Networking Day adalah acara dimana para mahasiswa di Korea Selatan dapat bertukar pikiran dengan para profesional indonesia yang berada di Korea Selatan, mengenai karir profesional di Korea Selatan. Acara ini dilaksanakan secara tatap muka di mana para peserta akan memasuki Forum Group Discussion (FGD) sesuai minat masing-masing peserta. FGD akan dibagi menjadi 5 bidang, di antara lain adalah IT, Media & Content, Business & Marketing, Engineering & Pharmacy, dan Research & Development.
Lalu untuk mempererat hubungan sesama anggota IPA, ada beberapa program offline social events seperti piknik bersama di sungai Han, olahraga bersama, bermain board game, dan lain-lain.
Semoga bagi teman-teman yang mau bekerja di Korea atau sudah bekerja di Korea dan mencari komunitas, bisa coba daftar ke website kami di : IPA Korea (ipakr.org) atau berkunjung ke sosial media kami di : https://www.instagram.com/ipakorea/
***