“Meraih pendanaan untuk jenjang studi S3 atau PhD di luar negeri menjadi impian banyak calon mahasiswa Indonesia. Salah satu pendanaan yang dapat kamu coba ikuti adalah beasiswa Marie Skłodowska-Curie Actions (MSCA) COFUND PhD. Beruntungnya, Ivone Marselina Nugraha, Columnist Indonesia Mengglobal for UK and Europe, merupakan penerima langsung dari beasiswa MSCA COFUND PhD ini. Yuk, simak cerita Ivone tentang tips, proses, dan strategi untuk meraih pendanaan untuk jenjang studi PhD melalui beasiswa Marie Skłodowska-Curie Actions (MSCA) COFUND PhD.”
***
Apa itu MSCA PhD program?
Marie Skłodowska-Curie Actions (MSCA) merupakan sebuah program pendanaan unggulan Uni Eropa untuk pendidikan doktoral dan pelatihan peneliti postdoc. Berbeda dengan program PhD atau postdoc lainnya, MSCA menawarkan program yang mengangkat beberapa prinsip:
- Mobility and excellence
Berbeda dengan program PhD dan postdoc umumnya yang hanya dilakukan di satu institusi akademik, MSCA mengharuskan penerimanya melakukan kolaborasi antar institusi akademik atau research center atau industri yang memungkinkan penerima program ini menjalani mobility antar negara, sektor maupun disiplin di programnya.
- Bottom-up and open to the world
Merupakan sebuah program pendanaan, MSCA terbuka untuk seluruh domain penelitian atau inovasi yang mendorong kooperasi dan kolaborasi internasional
- Excellent recruitment, effective supervision and career guidance
Dibawah naungan Uni Eropa, seluruh penerima MSCA akan proses recruitment, dan bekerja mengikuti hukum European Charter for Researchers and Code of Conduct for the Recruitment of Researchers. Proses monitoring dan bimbingan karir juga diberikan oleh MSCA.
Karena bersifat sebagai sumber pendanaan, MSCA memiliki berbagai scenario pendanaan dari training, staff exchange, individual fellowship, COFUND, dan lain-lain. Di artikel ini, penulis akan membahas spesifik mengenai proses penulis mendapatkan PhD MSCA COFUND terspesifik di program PhD Destiny dengan grant agreement # 945357.
Proses Pendaftaran
Bersifat sebagai pendanaan, MSCA COFUND PhD program umumnya diinisiasi oleh berbagai institusi/konsorsium yang telah mengajukan permohonan grant tersebut dan kemudian membuka recruitment dari grant yang telah diterima. Sehingga proses pendaftaran untuk setiap spesifik PhD program yang telah mendapat grant berbeda dari satu PhD program dengan PhD program lainnya bergantung pada institusi/konsorsium yang mendapatkan grant tersebut.
Grant yang diterima oleh pengaju program biasanya bersifat spesifik, sehingga recruitment PhD yang dibuka oleh institusi penerima grant sudah spesifik termasuk informasi topik yang ditawarkan, institusi penyedia dan mobility scheme yang akan dilakukan oleh kandidat PhD tersebut. Umumnya informasi recruitment dapat diakses di situs web program PhD MSCA masing-masing. Namun, lowongan PhD yang dibuka ini dapat dilihat di website euraxess di mana berbagai lowongan researcher dari PhD, postdoc dan lain-lain juga tersedia di website tersebut.
Umumnya proses pendaftaran PhD MSCA dimulai dari seleksi berkas, di mana berkas dan syarat yang diperlukan:
- The mobility rules: spesial untuk PhD MSCA program, kandidat tidak boleh memilih PhD yang ditawarkan oleh institusi di negara tertentu apabila kandidat tersebut telah melakukan kegiatan formal di negara tersebut selama lebih dari 1 tahun terhitung 3 tahun sebelum program dimulai;
- Telah meraih gelar Magister atau setara;
- Motivation letter/personal statement;
- Curriculum vitae (umumnya dengan format europass);
- 2 surat rekomendasi untuk kandidat;
- Sertifikat kemampuan berbahasa asing.
Proses seleksi
Proses seleksi yang dilakukan juga bergantung pada institusi penyelenggara masing-masing. Dalam program yang didaftarkan oleh penulis, proses seleksi dilakukan dengan tahapan adalah sebagai berikut:
- Eligibility check
Pada tahap ini, berkas yang telah dikirimkan kemudian akan disaring oleh administration team Destiny untuk diperiksa apakah kelengkapan berkas sesuai dengan persyaratan yang telah diminta oleh program PhD tersebut.
- Grading paper application
Bagi aplikasi yang lulus seleksi kelengkapan berkas akan kemudian dinilai aplikasinya oleh panel yang meliputi industrial experts, researchers, dan akademisi dari konsorsium Destiny di mana setiap aplikasi akan dinilai minimum oleh 5 panelist. Setiap panelist akan memberikan nilai sesuai dengan kriteria penilaian, terdiri dari academic background, personal letter, essay, extracurriculum skills, dan lain lain.
Hasil penilaian ini kemudian menentukan apakah kandidat akan lolos ke tahap interview atau tidak. Hanya kandidat dengan minimum poin 70 dan top 60 yang akan lolos ke tahap selanjutnya, yakni interview.
- Oral interview
Oral interview dilakukan kepada top 60 kandidat sesuai dengan pemeringkatan atas penilaian berkas aplikasinya. Oral interview dilakukan secara individual melalui videoconference antara kandidat dengan panitia pemilihan atau selection committee (SC). SC tersebut terdiri dari 10 orang, yang meliputi 1 akademisi, 2 praktisi industri, 1 dari large-scale facilities, 1 PhD student, 1 dari Human Resource (HR) dan 4 orang dari external consortium.
Di dalam oral interview ini, kandidat diminta untuk mempresentasikan diri dan topik yang dipilih/dilamar selama 5 menit dan 10 menit sesi tanya jawab. Penilaian oral interview didasarkan dari kriteria motivasi, kejelasan presentasi, jawaban akan pertanyaan teknis dan kesesuaian kemampuan teknis kandidat dengan topik yang dipilih, serta kemampuan berbahasa Inggris (English proficiency).
Tips Apply MSCA
- Persiapan berkas dan eligibility check
- Siapkan motivation letter yang menitik beratkan kebutuhan anda untuk mendaftarkan diri dalam program PhD ini, terutama bahwa program PhD ini merupakan suatu tahapan penting yang kamu perlukan dalam mencapai capaian profesionalmu;
- Dalam motivation letter, kamu juga perlu untuk menekankan kesesuaian latar belakang akademik dan profesional serta kemampuan/skill kamu dengan topik/program PhD yang ditawarkan;
- Pelajari betul topik dan supervisor serta tim/research center di mana program PhD itu akan dilakukan. Berikan alasan yang autentik sesuai dengan anda mengapa anda sangat tertarik dengan topik tersebut.
- Interview
- Interview bisa jadi berbeda dengan apa yang telah dijelaskan sebelumnya di artikel ini. Namun demikian, perlu diperhatikan bahwa pada umumnya ketika interview pertanyaan yang akan ditanyakan seputar personal pendaftar dan topik yang didaftar;
- Pertanyaan personal umumnya berisi tentang motivasi, problem-solving, self-driven, background dan skill yang dimiliki, alasan pemilihan topik, dan soft-skill lainnya;
- Pertanyaan mengenai topik yang didaftarkan umumnya berisi tentang tingkat pemahaman kandidat atau pendaftar akan topik yang diinginkan (baik dari topik maupun research center-nya), ide, kemampuan teknis, dan pertanyaan teknis lainnya.
Akhir kata, ketika mendaftar PhD apa pun, walaupun proses pendaftaran dan seleksi berbeda, namun titik beratnya tetaplah sama yaitu motivasi dan skill/background dengan topik yang dipilih. Mengapa demikian? Karena PhD adalah studi selama 3 tahun yang secara nature sangat mandiri dibandingkan jenjang pendidikan lainnya. Sehingga motivasi dan self-driven adalah elemen-elemen yang sangat penting dalam mengenyam studi PhD. Serta, selulusnya dari PhD kita akan menjadi expert di topik yang kita kerjakan, sehingga background yang selaras adalah modal penting sebelum memulai studi PhD ini. Oleh karena itu, selection board pada umumnya akan sangat menekankan kedua poin ini.
—
Artikel ditulis oleh Ivone Marselina Nugraha, S.T., M.Sc. dengan profil :
Ivone Marselina Nugraha merupakan PhD student dari program MSCA (Marie Skłodowska-Curie Actions) PhD bernama Destiny di ICMCB (Institute of Condensed Matter Chemistry of Bordeaux) Bordeaux. Ia baru saja menyelesaikan studi Master of Science dengan fokus teknologi baterai dalam program MESC+ EMJMD dengan Beasiswa Erasmus September 2022. Sebelumnya Ivone menamatkan studi sarjana tekniknya di jurusan Teknik Kimia, Universitas Gadjah Mada pada tahun 2018. Sebelum studi masternya, Ivone bekerja sebagai process engineer dan food formulation engineer di Indonesia.
—