Negeri Para Nabi dan Magnet yang Ada Padanya

0
2984
Piramida Giza di Mesir. Sumber: Pixabay
Piramida Giza di Mesir. Sumber: Pixabay oleh StockSnap (tautan: https://pixabay.com/id/photos/mesir-gurun-hewan-unta-pasir-2569182/)

Sejak dahulu Mesir menjadi salah satu tujuan untuk menimba ilmu para pelajar dari seluruh dunia. Banyak penemuan unggul dan dasar-dasar ilmu pengetahuan terlahir dari negeri yang dilewati oleh Sungai Nil ini. Setiap tahunnya ada ribuan orang Indonesia yang berkesempatan untuk menempuh pendidikan di negeri ini. Yuk, simak pengalaman Zuhdina berkuliah di kampus Al Azhar dan bagaimana mendapatkan beasiswa di sana. 

***

Berdasarkan catatan perjalanan Ibnu Batutah, Mesir merupakan salah satu destinasi penuntut ilmu. Terutama di sekitar masjid tertuanya, masjid Amr bin Ash, tak terhitung konstruksi yang dibangun sebagai tempat tinggal pendatang yang ingin menimba ilmu. Para raja dan pejabat berlomba-lomba menyediakan fasilitas memadai. Makanan, tempat tinggal hingga fasilitas sanitasi disediakan gratis secara rutin. 

Kini, lebih dari 40 ribu mahasiswa dari berbagai penjuru dunia datang untuk menimba ilmu di Mesir. Kebijakan para pimipinan Al-Azhar yang tidak membatasi para pendatang menbuat angka ini terus bertambah setiap tahun. Fakultas yang tersedia pun beragam dan terus mengalami perkembangan. Namun tetap saja fakultas yang paling digandrungi adalah fakultas-fakultas pembelajaran agama Islam. 

Kota Kairo di Mesir. Sumber: Pixabay
Kota Kairo di Mesir. Sumber: Pixabay oleh Shadyshaker (Link: https://pixabay.com/id/photos/cairo-masjid-mesir-islam-1980350/)

Dalam pengajaran hukum-hukum Islam atau fikih islamiyyah, kampus ini mengolaborasikan buku-buku turots karangan ulama pendahulu dengan karya kontemporer ulama masa kini. Praktik-praktik ibadah praktis yang sudah selesai pembahasannnya sejak berabad-abad silam dijabarkan bersama contoh konkret yang biasa terjadi di lapangan, sesuai perkembangan zaman yang berlaku. 

Contohnya, praktik salat dari awal hingga akhir memang sudah dijelaskan secara rinci oleh ahli agama dari generasi terdahulu. Namun, praktik salat di atas pesawat yang terbang selama sepuluh jam nonstop, apa saja syaratnya? Bagaimana pengerjaannya? Bagaimana kiblatnya, dan hal-hal yang berkaitan dengannya agar tetap berada dalam koridor syariat yang telah ditetapkan, tentu tak bisa dirincikan secara detail ketika pesawat masih berupa angan tak berwujud bagi para ilmuwan di masa lalu.

Di samping itu, hal menarik lainnya tentang Mesir adalah kedekatan penduduknya bersama kitab suci Al-Qur’an. Budaya membaca Al-Qur’an masih kental dan bisa ditemukan di mana-mana. Di antara desakan manusia dalam bus atau di halte tunggu stasiun kereta. Mulai anak-anak hingga kakek berusia lanjut, mereka tak canggung membaca Al-Qur’an di waktu luang. Tak jarang kutemui bapak tua penjual buah di pasar mengisi waktu menunggu pelanggan dengan bertilawah. 

Khusus di bawah Yayasan Al-Azhar, Al-Qur’an menjadi fondasi penentu kelulusan. Nilai Al-Qur’an yang tinggi bahkan bisa menyelamatkan mata kuliah lain yang awalnya dinyatakan gagal mencapai standar dalam penilaian ujian. Mahasiswa dari negara-negara Arab di Al-Azhar wajib menyelesaikan hafalan sebelum kelulusan.

Bagi siapa pun yang berminat melanjutkan studi ke negeri para nabi, alangkah baiknya untuk mempersiapkan diri dari jauh-jauh hari. Peraturan per tahun 2022 yang dikutip dari website resmi Diktis Kemenag, calon mahasiswa yang akan melanjutkan ke Universitas Al-Azhar adalah lulusan Madrasah Aliyah dan Pondok Pesantren yang telah memenuhi persyaratan sesuai ketentuan yang berlaku di Universitas Al-Azhar, di antaranya memenuhi syarat kompetensi bahasa dari lembaga yang diakui Universitas Al-Azhar. Maka mematangkan kemampuan bahasa menjadi hal yang cukup urgen, mengingat bahasa pengantar di kelas full menggunakan bahasa Arab.

Masjid Al Azhar Kairo. Sumber: Pixabay
Masjid Al Azhar Kairo. Sumber: Pixabay oleh Anwar-Hassan (tautan: https://pixabay.com/id/photos/al-azhar-cairo-islam-masjid-mesir-4581400/

Kementerian Agama Indonesia akan bekerja sama dengan Markaz Syekh Zayed sebagai Pusat Bahasa Al-Azhar dalam menyelenggarakan uji kompetensi. Uji kompetensi itu terdiri dari :

Kementerian Agama Indonesia akan bekerja sama dengan Markaz Syekh Zayed sebagai Pusat Bahasa Al-Azhar dalam menyelenggarakan uji kompetensi. Uji kompetensi itu terdiri dari : 

1. Ujian Tulis

Ujian tulis akan mengujikan kemampuan Bahasa Arab dan pengetahuan agama Islam dasar. Ujian bahasa meliputi pemahaman teks, penguasaan kaidah bahasa (nahwu dan shorof) dan Insya’ (penyusunan kalimat). Sedangkan yang diujikan dari pengetahuan agama Islam biasanya berupa fikih dasar seperti tata cara bersuci, sholat, puasa, zakat dan haji. 

2. Ujian Lisan

Ujian lisan akan mengetes kemampuan pemahaman dan percakapan dalam bahasa Arab, membaca teks bahasa Arab tanpa harokat dan pemahamannya. Selain itu, akan diadakan juga tes hafalan Al-Qur’an minimal 2 juz.

(Bisa dicek di http://diktis.kemenag.go.id/v1/public/files/86c387e44832e03a7bf4192610726c01.PENGUMUMAN%20CAMABA%20AL-AZHAR_2022.pdf )

Menurut sebagian orang, biaya awal yang dibutuhkan bagi mahasiswa Mesir cukup terjangkau bahkan jika dibandingkan dengan kampus-kampus lokal. Biaya pemberkasan, pembuatan paspor, tiket pesawat hingga biaya tempat tinggal bulan pertama dikalkulasikan tidak mencapai 20 juta. 

Namun bagi yang merasa keberatan dari segi finansial, kampus yang bekerja sama dengan Kemenag juga menyediakan jalur beasiswa untuk 20 orang. Selain itu, tersedia pula beasiswa dari beberapa lembaga lainnya di Indonesia. Sebut saja, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) membuka beasiswa Cendikia Baznas Al-Azhar, Mesir dan Timur Tengah dan mensubsidi tiket keberangkatan bagi mahasiswa baru yang telah diterima. Ada juga program beasiswa dari kedutaan besar Republik Arab Mesir di Indonesia dan program beasiswa jalur gontor bagi lulusan Pondok Modern Darussalam Gontor. 

Belum mendapat kesempatan dari lembaga di Indonesia? Jangan khawatir! Ketika telah sampai di Mesir, sejumlah jalur beasiswa juga terbuka bagi para mahasiswa. Yang paling terkenal di kalangan mahasiswa Indonesia di Mesir adalah Bezet dari Kuwait, beasiswa Bu’uts dari Al-Azhar, dan beasiswa Majelis A’la dari badan kementrian Mesir. 

Ada banyak jalan menuju Roma. Yang terpenting, seberapa kuat motivasi untuk belajar di Bumi Kinanah ini dan seberapa tangguh menghadapi berbagai lika-liku menuntut ilmu di sana. Sebab, ilmu tidak akan datang sendiri. Ia harus diusahakan, dikejar dan dicari hingga ke ujung dunia. 

Semangat, dan semoga Allah memberikan jalan terbaik! 

***


BAGIKAN
Berita sebelumyaUniversity-Based Financial Aid for International Undergraduate Students in the United States
Berita berikutnya7 Perbedaan Ramadan di Indonesia dan Inggris Raya
Zuhdina Gazali adalah namanya. Perempuan yang kini berusia 22 tahun ini tengah menempuh kuliahnya di salah satu universitas tertua di dunia, Al-Azhar, Kairo. Kini, ia telah memasuki tahun terakhir masa kuliahnya di jurusan Syariah Islamiyyah. Selain mahasiswi, ia juga seorang ibu rumah tangga dengan satu anak. Memiliki kebiasaan mengisi buku harian sedari kecil membuat aktivitas menulis menjadi hobi yang ia tekuni. Beberapa karya yang dimuat dalam media elektronik berupa artikel Islam, khususnya tentang sejarah. Sedangkan karya lainnya, Bus 80 Coret (2022) dan kontributor atas 11 buku antologi fiksi dan non-fiksi. Anak terakhir dari tiga bersaudara ini menemukan bahwa perantauan di Mesir, yang dia arung bersama keluarga kecilnya merupakan pengalaman unik dan menarik bagi orang lain. Berbagai hikmah bisa dipetik dari kisah kehidupannya, diharapkan bisa memberi manfaat yang banyak bagi pembaca.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here