Saat memasuki dunia kerja pun, masih ada kemungkinan kita tertarik untuk mendalami bidang yang berbeda dengan pekerjaan utama kita. Jika saat kuliah kita familier dengan sebutan pindah jurusan, maka di dunia kerja, ada yang namanya career switching. Istilah ini digunakan untuk orang-orang yang ingin mengubah karier yang berbeda dengan apa yang sedang ditekuni. Pada artikel ini, Bima menceritakan bagaimana ia memutuskan untuk career switching ke bidang Human Resources dengan mengambil Master of Business Psychology di Australia.
***
Ketertarikan untuk Bekerja di Bidang Human Resouces
Setelah menyandang gelar Sarjana Manajemen Bisnis dari Universitas Telkom, pekerjaan pertama yang saya tekuni adalah di bidang Marketing and Communications. Berbagai macam tugas terkait marketing, social media, digital marketing sampai dengan event management merupakan pekerjaan saya sehari-hari. Perjalanan karier saya bisa dibilang cukup linier, mulai dari Marketing and Communications, Content Marketing, Event Management, serta Customer Engagement.
Salah satu pekerjaan saya adalah menyelenggarakan seminar dengan topik seputar Human Resource Management (HRM). Karena seminar ini diselenggarakan setiap bulan, saya pun harus mengikuti perkembangan, isu, dan tren di bidang HRM. Selain itu, saya juga harus bisa menjelaskan topik yang dipilih untuk seminar nantinya kepada calon guest speaker, yaitu praktisi HRM. Ini adalah titik awal saya memiliki minat di bidang HRM.
Sebagai langkah awal saya untuk mendapatkan pengalaman langsung, saya pun menjadi sukarelawan di berbagai organisasi. Pertama, saya menjadi sukarelawan Divisi Seleksi SabangMerauke untuk mempelajari bagaimana melakukan rekrutmen dan menyusun alat ukur untuk interview dan focus group discussion. Banyak hal yang saya pelajari dari sini, terutama dari sukarelawan yang memang sudah bekerja di bidang HRM ataupun kuliah jurusan Psikologi. Kedua, saya menjadi People & Culture (P&C) Coordinator Australia-Indonesia Youth Association. Saat itu P&C merupakan divisi yang baru sehingga saya berkesempatan untuk membuat strategi menyusun kerangka volunteer lifecycle mulai dari rekrutmen sampai dengan offboarding.
Berbekal pengalaman kerja saya di bidang marketing dan sukarelawan di bidang HRM, saya pun mulai mencoba career switching ke bidang HRM. Saya mencoba memilih bidang yang masih terkait dengan apa yang saya kerjakan sebelumnya, tetapi saya hanya berhasil lolos tahap administrasi dan mengikuti tahap wawancara. Tidak ada satupun lamaran pekerjaan saya di bidang HRM yang berhasil sampai tahap offering. Berkaca akan proses yang telah saya lalui, saya pun berpikir, mungkin saya akan mencoba kuliah pascasarjana lalu kembali ke dunia kerja.
Memulai Career Switching dengan Kuliah Master of Business Psychology
Setelah beberapa tahun persiapan dan aplikasi, akhirnya saya mendapatkan beasiswa Australia Awards (AAS). Pada awalnya saya ingin mengambil jurusan Master of Human Resource Management, tetapi ketika mengetahui ada jurusan yang menggabungkan psikologi dan HRM, saya memutuskan untuk sedikit mengubah preferensi studi saya. Jurusan tersebut adalah Master of Business Psychology, dimana kamu bisa belajar dasar-dasar psikologi dan penerapan ilmu psikologi di bidang HRM untuk kepentingan bisnis.
Saat 2022 lalu, hanya tiga universitas di Australia yang menyediakan program ini, yaitu The University of Western Australia (UWA), The University of Queensland (UQ) dan The University of Newcastle (UON). AAS hanya memberikan dua pilihan yang bisa kita ajukan, dan pilihan saya adalah UWA dan UQ karena UON hanya menyediakan program daring.
Baik UQ dan UWA memiliki kurikulum yang menarik untuk program 1,5 tahun ataupun 2 tahun. Perbedaan utamanya adalah program 2 tahun umumnya untuk calon mahasiswa yang tidak memiliki latar belakang pendidikan di bidang psikologi. Jadi, di semester awal ataupun tahun pertama, mahasiswa yang mengambil program 2 tahun akan mengambil mata kuliah dasar psikologi. Saya rasa hal ini bagus, apalagi untuk saya yang tidak mengambil sarjana di bidang psikologi.
Program ini merupakan full coursework, yang berarti tidak ada tesis sebagai syarat kelulusan. Namun, terdapat mata kuliah yang merupakan bentuk aplikasi langsung melalui internship project atau case study di suatu organisasi. Bisa dibilang para mahasiswa menjadi konsultan untuk kasus nyata di perusahaan. Mata kuliah tersebut adalah Organisational Consultancy Case Study yang ditawarkan UWA dan Business Psychology Project yang ditawarkan UQ.
Akhirnya setelah melalui proses pendaftaran kampus, saya pun mendapatkan Letter of Acceptance dari UWA untuk program 2 tahun. Mata kuliah yang saya ambil berkaitan dengan Psikologi Dasar, Statistik, Metode Riset, Leadership, Professional Skills, Work Design, Organisational Development, Team Work, Assessment and Selection, Psychology of Training, Diversity and Inclusion, People Analytics, Work and Health Safety, Negotiation and Dispute Resolution, dan Organisational Consultancy Case Study.
Umumnya setiap mata kuliah memiliki seminar/workshop selama 3 jam atau gabungan antara lecture dan lab workshop dengan total 3 jam setiap minggunya. Tugas yang diberikan seputar esai, report, reflection, kuis, tugas kelompok dan juga presentasi. Jika ada ujian akhir, bobot penilaiannya akan condong lebih besar ke ujian, bisa sampai 50%, sedangkan tugas lainnya berkisar 10-40% dari nilai akhir.
Selama 3 semester saya belajar di UWA, saya memiliki 3 mata kuliah favorit, yaitu Diversity and Inclusion, Assessment and Selection, dan Psychology of Training. Saya belajar isu-isu terkait keberagaman dan inklusivitas di perusahaan melalui perkuliahan dan presentasi kelompok di kelas. Saya belajar bagaimana perusahaan menggunakan metode seleksi seperti cognitive ability test dan melakukan wawancara yang terstruktur. Saya juga belajar menyelenggarakan program pelatihan secara komprehensif mulai dari training need analysis, menjadi trainer dan menyusun training manual.
Pada bulan Juli nanti, semester 4 akan dimulai dan itu adalah semester terakhir saya di UWA. Sampai dengan semester 3 saat ini, sudah banyak yang saya pelajari terkait psikologi dan bagaimana penerapannya di bidang HRM. Besar harapan saya ketika kembali ke Indonesia nanti saya akan mewujudkan impian saya untuk career switching ke bidang HRM.
–
Editor: Adibah