Setelah lima tahun menempuh pendidikan di jurusan teknik mesin, Sifa Rahmania A’la mulai mempertimbangkan kembali apakah bidang ini merupakan jalan hidup yang tepat baginya. Selama tiga tahun belajar di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dan dua tahun di National Taiwan University of Science and Technology (NTUST), ia meyakini bahwa karier di bidang teknik adalah pilihan yang pasti. Namun, setelah menjalani magang di Moldex3D, perusahaan software CAE yang berfokus pada simulasi dan pemodelan aliran material plastik dalam cetakan, Sifa menyadari bahwa bidang tersebut tidak sesuai dengan passion-nya. Beralih ke bidang marketing, Sifa menemukan arah baru untuk mengeksplorasi minat dan tujuan hidupnya. Dalam artikel ini, ia menceritakan perjalanan perubahan kariernya dan aspirasi masa depannya.
***
Kecintaan terhadap Bidang Engineering
Sifa Rahmania A’la atau kerap disapa Sifa menempuh pendidikan D3 di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dengan jurusan D3 Teknik Mesin. Perempuan yang kerap dengan sapaan Sifa ini, memutuskan untuk memilih D3 Teknik Mesin sebagai pendidikan lanjutnya di universitas. Dengan alasan, menurutnya Teknik Mesin merupakan “mother of engineering”, di mana pengetahuan umum seputar teknik akan didapatkan disini seperti ilmu bahan, mekatronika, dan proses manufaktur, dsb.
Berbekal kegigihan untuk mendapat gelar sarjana, mengantarkannya mendapat kesempatan lintas jenjang S1 Mechanical Engineering di National Taiwan University of Science and Technology (NTUST) melalui program Two Years Bachelor Degree (TYBD), sebuah program kerjasama antara Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya dan NTUST, dengan beasiswa Ministry of Education (MOE) Taiwan untuk semester pertama. Setelah berkecimpung selama lima tahun di dunia teknik, hal tersebut meyakinkan perempuan berdarah Jawa ini untuk menggeluti karir di bidang Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM).
Beradaptasi Dengan Taiwan
Menempuh pendidikan di negara non-english speaking, bukanlah hal yang mudah. Namun, hal tersebut tidak mematahkan semangat Sifa untuk menyelesaikan pendidikannya. Untuk mempercepat adaptasi, ia mengambil kelas bahasa mandarin di semester satu dan dua. Tidak hanya itu, untuk mengatasi homesick dan culture shock, menjadi pengajar bahasa inggris dasar untuk Pekerja Migran Indonesia (PMI) merupakan salah satu cara untuk membuat dirinya nyaman tinggal di Taiwan, karena dia bisa bertemu banyak orang Indonesia.
Turning Point Setelah Internship
Pada semester akhir, Sifa menjalani internship di Moldex3D, perusahaan software CAE yang fokus pada simulasi dan modeling sesuai dengan keinginan client selama lima bulan. Mulanya, hal ini memberikan kesenangan tersendiri, karena baginya ia bisa melakukan sesuai dengan bidang keilmuannya. Namun, seiring berjalannya waktu, sparks yang membuatnya selalu bersemangat perlahan memudar, hingga suatu pertanyaan terlintas di benaknya “Apakah berkarir di bidang STEM merupakan hal yang ingin dia lakukan dalam jangka panjang?”
Berpindah ke Bidang yang Baru
Setelah lulus, Sifa mulai mencari lagi apa yang diinginkan dalam hidup. Mulai dari melakukan life breakdown hingga mind mapping, ia berusaha mengenali apa yang diinginkan dalam hidup. Belajar melalui empat komponen “Ikigai” yaitu: “Apa yang Anda cintai (What you love), Apa yang Anda kuasai (What you’re good at), Apa yang Dibutuhkan Dunia (What the world needs), dan Apa yang bisa membuat Anda memperoleh uang (What you can be paid for),” Sifa mulai berefleksi bahwa ada hal lain yang ia mampu kuasai selain bidang STEM. Bidang marketing menjadi jawaban yang Sifa temukan saat itu. Dibantu opini orang-orang terdekat dan keluarga, Sifa mantap untuk melakukan career switch dan melamar di bidang marketing. Tahun 2020 menjadi tahun Sifa mengawali karir di Orange Care Business and Trading, salah satu perusahaan start-up retail yang berfokus pada Indonesian market di Taiwan. Hal ini, mengantarkannya menjadi seorang Marketing Specialist. Tiga tahun lebih bekerja pada bidang marketing, Sifa yakin keputusan career switch adalah keputusan yang tepat yang diambilnya.
Mendalami Marketing
Setelah tiga tahun lebih di bidang marketing, ia semakin yakin dengan jalan yang dipilihnya. Saat ini, Sifa sedang upgrade diri dengan mengikuti beberapa kelas online seputar Business & Marketing, sembari mempersiapkan studi lanjutnya. Satu hal yang selalu ia tekankan, bahwa tidak ada yang terlambat dalam apapun, sekalipun menjalani hal yang berbeda 180 derajat dari yang sebelumnya. Seperti yang sedang Sifa jalani saat ini, berawal dari mahasiswa Teknik Mesin ke Bisnis.
Everyone moves at their own timing
Memulai kembali belajar lebih mendalam di bidang yang baru, Sifa percaya bahwa tidak ada waktu yang terlambat. Semua orang berjalan pada waktu yang tepat dalam hidup. Perjalanan untuk melanjutkan pendidikan MBA setelah nyaman dalam pekerjaan marketing juga bukan keputusan mudah yang diambil Sifa. Dengan tujuan kedepannya untuk membangun bisnis yang sustain, Sifa juga merasa bahwa keputusan melanjutkan pendidikan adalah sesuatu yang sejalan dengan goal yang ingin dicapai dalam hidupnya. Dengan banyaknya rintangan yang dilalui, tahun ini Sifa mantap untuk mengambil Global MBA di National Taiwan University (NTU), Taiwan.
Bantuan dari Orang Sekitar
Setiap keputusan yang diambilnya dirasa tidak akan lepas dari peran orang tua dan suaminya saat ini. Mengambil pekerjaan marketing yang sangat berbeda jauh dengan jurusan teknik mesin yang telah dipelajari selama lima tahun bukanlah keputusan yang mudah. Namun keputusan switch career ini bisa diambil dengan bantuan dan dorongan dari orang-orang sekitar Sifa. Sifa merasa dalam hidup, keputusan yang diambilnya selalu diawali dengan breakdown permasalahan dan kemudian mind mapping untuk menetapkan langkah yang harus diambil selanjutnya. Setelah melakukan hal-hal tersebut, Sifa juga akan mendengarkan bagaimana orang lain melihat keputusan yang akan diambilnya. Menurutnya penting untuk menyeimbangkan pemikiran dari diri sendiri dan juga saran dari orang-orang terdekat yang mengenali dirinya. “Subjektivitas dari pemikiran sendiri harus bisa diseimbangkan dari objektivitas orang yang melihat diri kita sebagai seorang individu.”
Pesan untuk Orang-orang yang Ingin Bekerja di Jalan yang Berbeda
Sifa meyakini untuk mengambil keputusan bekerja di bidang yang berbeda dengan yang dipelajari saat bangku perkuliahan, perlu ada keyakinan dari dalam diri. Pertama breakdown apakah keputusan untuk mengambil pekerjaan yang berbeda dengan jurusan yang diambil worth untuk dilakukan atau tidak. Kemudian, bayangkan jika bekerja dalam bidang yang berbeda apakah secara sustainability dapat dilakukan. Selain itu jangan pernah berpikir bahwa switch career adalah hal yang salah dan terlihat seperti suatu keputusan yang terlambat. Dan pikirkan bahwa merubah bidang pekerjaan menjadi suatu perjalanan yang normal dan tidak harus takut dengan apa yang dipikirkan oleh orang lain. Penting untuk memilih career path yang bisa membuat diri bahagia dan kepuasaan ketika melakukan pekerjaan, walaupun itu sudah tidak sama lagi dengan bidang keilmuan yang dipelajari.
***
Short bio:
Sifa Rahmania A’la
A master’s student at National Taiwan University, intake in fall 2024. Her major is Business of Administration under the Global MBA programme in the Colleged of Management. She can be reached out at sifarahmaniaa@gmail.com and found on Instagram at @sifarahmania
***
Editor: Adibah