Pekerjaan Paruh Waktu Mengantar Saya kepada Kesarjanaan

1
3481

Kamu berniat kuliah di Amerika Serikat (AS) dan kondisi finansialmu terbatas. Kamu berhasil mendapatkan beasiswa untuk kuliah di AS namun beasiswa tersebut tidak mencakup biaya hidup.

Jika kamu berada di salah satu skenario di atas, mungkin blog post ini dapat memberi kamu sedikit pencerahan mengenai bagaimana bekerja paruh waktu saat kuliah di negeri Paman Sam. Sedikit cerita mengenai pengalaman saya berkuliah S1 di AS, ya! Saya berangkat ke AS pada tahun 2009 setelah diterima di Green River Community College. Saya berada dalam kondisi finansial yang sangat terbatas, sehingga saya sadar bahwa saya perlu mencari tambahan pemasukkan jika saya ingin menyelesaikan S1 saya di AS. Tekanan untuk bekerja lebih giat lagi datang saat saya diterima di Cornell University. Walaupun selalu menjadi impian untuk berkuliah di universitas Ivy League, saya tidak menyangka bahwa kesempatan itu ternyata betulan datang ke saya (awalnya saya sudah yakin bahwa dari community college saya akan transfer ke suatu state university, karena rata-rata biayanya relatif lebih rendah). Setelah tiga bulan pertama di Green River Community College, saya mendapat pekerjaan pertama, yakni menjadi tutor matematika bagi mahasiswa/i lainnya. Sejak saat itu, saya selalu bekerja paruh waktu selama karir perkuliahan saya: kasir, tutor bagi mahasiswa/i tahun pertama kuliah, pekerja katering, asisten di mailing roomProgram Assistant untuk Divisi International Student, asisten riset, server di kafetaria kampus, Library Assistant. Walaupun pada awalnya saya berangkat ke AS tanpa beasiswa, saya sangat beruntung untuk bisa mendapatkan beasiswa saat saya di universitas. Namun, keadaan finansial saat itu tetap belum bisa memenuhi semua biaya hidup selama tinggal di sana.

Di blog post ini saya akan sedikit bercerita mengenai beberapa opsi tempat tinggal (beserta lifestyle), opsi pekerjaan paruh waktu, dan bagaimana kombinasi dari keduanya bisa mencapai kesepakatan. Sebagai tambahan, rough calculation yang saya cantumkan di bawah adalah berdasarkan pengalaman tinggal di daerah suburban (biaya hidup di urban areas mungkin akan berbeda) — saya tinggal di kota Auburn (WA) dan Ithaca (NY) selama masa studi saya di AS.

Living Cost
Pertama-tama, saya akan mengulas beberapa opsi tempat tinggal yang pernah saya pilih selama berkuliah di sana (ya, 4,5 tahun saya di sana dipenuhi dengan kegiatan packing dan unpacking):
Pekerjaan Paruh Waktu Mengantar Saya kepada Kesarjanaan
Catatan:
1. Silahkan klik pada gambar di atas untuk perbesar tabel.
2. Kalkulasi di atas hanya untuk gambaran dan berdasarkan pada pengalaman pribadi saya tinggal di dua kota, Auburn dan Ithaca, di mana biaya hidupnya kurang lebih sama
3. Kalkulasi di atas bersifat sangat basic tanpa memfaktorkan biaya untuk hiburan (e.g. makan di restoran, transportasi ke kota lain) dan lain-lain

Part-time Jobs
Setelah meninjau opsi tempat tinggal dan biaya hidup lainnya, maka langkah berikutnya adalah melihat-lihat pekerjaan paruh waktu apa saja yang tersedia di kampusmu (sebagai international student, kita hanya diizinkan untuk bekerja on-campus). Berikut adalah beberapa tipe pekerjaan paruh waktu yang pernah saya jalani:
Pekerjaan Paruh Waktu Mengantar Saya kepada Kesarjanaan

Catatan:
1. Silahkan klik pada gambar di atas untuk perbesar tabel.
2. Kalkulasi di atas berdasarkan pada pengalaman pribadi saya tinggal di dua kota, Auburn (WA) dan Ithaca (NY), di mana upah minimum regional di WA adalah yang tertinggi dan NY salah satu terendah di AS.
3. Jam per minggu saya masukkan “20” — jumlah jam maksimum untuk bekerja paruh waktu sebagai international student

Pilihan untuk bekerja paruh waktu memiliki pros dan cons nya sendiri. Pro-nya, seperti yang bisa kita lihat saat membandingkan kedua tabel, pekerjaan paruh waktu merupakan jalan yang sangat memungkinkan untuk membantu membiayai living costs selama kuliah di AS. Walaupun blog post ini bertujuan untuk mengulas pekerjaan paruh waktu dari sisi financial feasibility-nya, saya rasa saya perlu menyebutkan keuntungan non-finansialnya juga. Dengan bekerja paruh waktu, saya merasa benar-benar mendapat pengalaman dan pelajaran berharga. Manager dan Director saya pada saat bekerja benar-benar menjadi mentor terbaik pada saat kuliah. Dari bantuan mengerjakan personal statement, belajar mengenai kehidupan berkarir, hingga pelajaran hidup berharga lainnya saya dapatkan dari berkerja bersama beliau-beliau ini. Di sisi lain, bekerja 20 jam per minggu merupakan komitmen yang cukup menantang. Meluangkan waktu untuk melaksanakan tanggung jawab akademik sendiri sudah membutuhkan komitmen yang besar, apalagi jika ditambah tanggung jawab untuk bekerja 20 jam per minggunya. Beberapa jenis beasiswa juga tidak memperbolehkan para mahasiswa/i-nya untuk bekerja pada saat menerima beasiswa tersebut.

Bagi saya, bekerja paruh memegang peranan yang besar dalam membantu saya membiayai biaya hidup selama masa kuliah saya di AS. Walaupun pada awalnya kelimpungan dalam hal membagi waktu, bekerja paruh waktu betul-betul mengasah kemampuan manajemen waktu saya dan tanpa mentor-mentor yang saya kenal pada masa bekerja paruh waktu, mungkin saya tidak akan ada di titik di mana saya berada sekarang.


BAGIKAN
Berita sebelumya5 life tips in studying abroad
Berita berikutnyaMaster of International Management, Portland State University
Nadira earned her BSc. in Policy Analysis and Management with a minor in Southeast Asian Studies from Cornell University, after transferring from Green River Community College. She worked for PricewaterhouseCoopers as a consultant in Sustainability and Climate Change (2012-2013) following her graduation. She will start her new adventure as a Pengajar Muda (Young Teacher - red) of Indonesia Mengajar (Teaching Indonesia - red) for the year 2013-2014.

1 KOMENTAR

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here