Suka Duka Magang di Perusahaan Periklanan di Singapura

0
2023

How does it feel like to be an intern at a country that is neither your home country nor the country that you currently work/study in? Despite going to college in Japan, Made Ayu Sayaka decided to take an internship program in Singapore and narrates her experience during that program in this article.

Kali ini, saya akan bercerita tentang pengalaman magang saya di Singapura selama tiga minggu. Jadi, bulan Februari kemarin saya mendapat kesempatan untuk magang di perusahaan periklanan Jepang yang memiliki cabang di Singapura dari tanggal 7 Februari hingga akhir Februari. Sebelumnya, saya sudah pernah menceritakan cara mencari magang di Singapura dan persyaratannya di artikel ini, jadi mungkin ada baiknya jika kalian baca artikel itu sebelumnya. Nah, di artikel kali ini, saya akan menceritakan pengalaman saya selama magang.

Saya memilih magang di Singapura pada bulan Februari karena memang libur kampus saya berlangsung dari bulan Februari sampai Maret. Sehari setelah UAS selesai, saya langsung pergi ke Singapura pada tanggal 7 Februari. Setelah tiba, saya langsung menuju Ministry of Manpower (Kementerian Ketenagakerjaan) untuk mendapatkan kartu Working Holiday Pass, karena saya memakai VISA Working Holiday Pass untuk izin kerja di Singapura. Setelah mendapatkan kartunya, pada hari pertama di sana, saya beristirahat untuk menyembuhkan jetlag di apartemen milik kerabat keluarga. Saya pun menyempatkan diri untuk jalan-jalan sebentar di kota untuk membiasakan diri memakai sistem transportasi publik di Singapura.

sayaka magang 4

Mulai Magang

Esok harinya adalah hari pertama saya mulai magang. Saya dijadwalkan masuk jam 09.00, namun saat saya ke sana, tidak ada siapa-siapa. Kantornya masih kosong. Akhirnya saya harus menunggu sampai 09.30 saat akhirnya seorang karyawan menyilakan saya masuk. Hari pertama, saya tidak melakukan apa-apa; hanya meng set-up komputer, set-up e-mail, menyiapkan meja, mendapatkan kartu untuk keluar masuk kantor, serta berkenalan dengan karyawan lain. Setelah itu, saya berkonsultasi dengan manajer saya, untuk mengenalnya lebih dekat. Kantor perusahaan saya tidak termasuk besar, karyawannya hanya ada sekitar 35 orang, dan sekitar ¼ nya orang Jepang. Kantornya baru dan sangat modern. Seperti kantor periklanan pada umumnya, desain interior perusahaannya keren. Mengingatkan saya pada kantor Google; ada dapur/meja makan besar di tengah kantor, yang menjadi pusat kantor dan tempat hang out, serta disediakan penganan dan minuman gratis yang bisa kami santap kapan saja. Hari pertama, saya dibawahi oleh seorang Account Service Manager yang bertugas sebagai mentor saya, dan beliau merupakan orang Jepang dan lulusan universitas yang sama dengan universitas tempat saya terdaftar. Karena saya tidak memiliki pengalaman maupun pengetahuan tentang industri periklanan, untuk hari pertama saya ditugaskan untuk mencari tahu semua hal tentang industri periklanan. Hari itu saya bekerja sampai jam 7 malam.

Hari-hari berikutnya berjalan. Ternyata, meskipun jam kerja resmi adalah jam 09.00-18.00, banyak orang yang masuk jam 10.00 dan sebagai gantinya, mereka pulang jam 19.00-21.00. Saya kerja dari hari Senin-Jumat, jam 9.30 sampai jam 19.30/20.00, kadang-kadang lembur sampai jam 22.00. Saat pagi, biasanya saya kerja dari jam 09.30-12.30, lalu istirahat makan siang bersama karyawan orang Singapura, atau bersama manajer saya. Biasanya kita pergi makan ke mal di samping kantor, dan setelah makan siang minum kopi sembari berbincang. Setelah itu, lanjut kerja mulai dari jam 14.00 hingga malam hari. Fase inilah yang terasa paling panjang, karena saya tidak terbiasa  duduk di depan komputer selama berjam-jam.

Untuk pekerjaan saya, sebagian besar tugas saya diserahkan dari atasan. Misalnya, membantu riset perusahaan klien, atau membuat presentasi/proyek tentang calon klien di Singapura. Seperti korporasi/firma lainnya, perusahaan saya ada saat-saat sibuk dan santai tersendiri, jadi tidak konstan. Saat suatu proyek sudah selesai dan suasana kantor tidak sibuk, biasanya saya dimentor dan diajarkan tentang industri periklanan.

Selama tiga minggu, saya ditugaskan dua tugas besar. Tugas pertama lebih mudah dan  cenderung kreatif, seperti riset contoh iklan, siapa kliennya, dan siapa agensi periklanan yang membuatnya. Saya terlalu menganggap enteng tugas ini. Saat presentasi, saya diserang dengan pertanyaan yang sulit, dan karena tidak bisa menjawab dengan benar, saya lumayan dicerca habis-habisan oleh manajer. Saya langsung merasa down pada akhir presentasi, dan akhirnya menghabiskan akhir minggu mengejar ketinggalan.

Pada akhir magang, saya ditugaskan membuat rencana strategi suatu kampanye dari awal hingga akhir dan mempresentasikan di hari terakhir . Karena presentasi pertama saya bisa dibilang gagal besar, saya lebih merasa tertekan dan stres saat mengerjakannya. Dengan mengadakan wawancara, riset lapangan, dan riset mendalam, slide deck (slide PowerPoint) saya buat sebagus mungkin. Tapi, waktu yang diberikan hanya tiga hari dan ini sangatlah kurang. Saya kehabisan waktu dan akhirnya merasa tidak siap saat presentasi. Namun, ternyata masukan yang saya dapatkan dari manajer sangat bagus.

Hari terakhir magang saya bertepatan dengan perayaan Tahun Baru Imlek di kantor. Karyawan hanya kerja setengah hari, dan kami merayakan tradisi Lo-Hei, hidangan spesial Tahun Baru Imlek. Malamnya, saya diajak untuk ikut farewell dinner bersama karyawan lain. Ini merupakan sweet ending dari magang saya. Dan hari berikutnya, saya pulang ke Indonesia.

sayaka magang 3

Exploring Singapore!

Saat akhir pekan, karena biasanya saya terlalu capek dengan kerja, saya istirahat dan bangun siang, sekitar jam 12 siang. Lalu sorenya biasanya saya menjelajah negara ini sendiri, bertemu beberapa teman yang tinggal di sana, atau makan malam dengan kerabat keluarga. Karena Singapura adalah negara-kota yang kecil, kemana-mana terasa dekat. Saya pergi ke tempat-tempat seperti Orchard Street, Clarke Quay, NUS, Marina Bay, Chinatown. Dan karena waktu itu adalah Chinese New Year, saya bisa melihat kegilaan perayaan hari raya tersebut di Chinatown.

Kesan Magang di Singapura

Meskipun ada beberapa hari yang sangat penuh dengan stres, saya tetap merasa ini  pengalaman yang sangat berharga. Salah satu kesulitan yang saya hadapi yaitu saya merupakan satu-satunya anak magang di sana, jadi saya tidak bisa membandingkan apakah kerja saya sudah cukup bagus atau tidak, apakah saya bekerja kurang/terlalu keras, dan apakah saya harus lembur atau tidak. Dan juga, saat pertama mulai magang, banyak hal yang saya belum tahu dan harus belajar sendiri tanpa bantuan dari orang lain. Juga, karena saya bukan jurusan periklanan, saya magang dengan mulai dari 0. Saat para karyawan menggunakan istilah-istilah spesifik industri periklanan, seperti HOH, CPC, Yield, saya tidak mengerti sama sekali, jadi malamnya setelah pulang kerja saya harus belajar lagi.

Tapi secara keseluruhan, selama tiga minggu, saya belajar banyak hal–tidak hanya tentang industri periklanan saja, tapi budaya kerja di Singapura, dan budaya kerja orang Singapura dan orang Jepang, hingga kondisi ekonomi, sosial dan budaya di Singapura.

sayaka magang 1

Secara pekerjaan, style magang yang saya dapat lebih mirip dengan style magang di Jepang, dan ini memang karena saya dibawahi oleh manajer orang Jepang. Style magang Jepang lebih menujukan magang seperti kesempatan belajar tentang industri daripada membantu pekerjaan perusahaan. Makanya, saya ditugaskan atas hal-hal seperti diskusi, riset, dan presentasi. Tapi saya juga sempat diserahkan kerja seperti saat saya membantu dengan riset perusahaan klien. Dan juga saat melihat papan iklan yang menampilkan iklan yang dibuat perusahaan saya, ada perasaan senang, karena saya baru melihat seorang karyawan mendesain poster itu kemarin di kantor.

Karena saya bisa berbahasa Jepang dan Inggris, saya bisa dengan mudah berbincang dengan karyawan orang Singapura maupun Jepang. Karyawan orang Singapura sangat ramah dan santai, dan dari hari pertama mereka langsung menganggap saya sebagai teman. Saat makan siang bersama, mereka mengeluh tentang pemerintah, kondisi ekonomi, atau bersenda gurau, berbicara tentang Piala Dunia dan hal-hal seru lainnya. Dengan karyawan orang Jepang, mereka cenderung lebih profesional, tapi akhirnya setelah mengobrol dengan mereka beberapa waktu saya bisa bersenda gurau dengan mereka. Karena manajer saya merupakan alumnus universitas saya, kami bisa menemukan banyak kesamaan, seperti ngobrol tentang universitas, tempat makan enak di sekitar kampus, dll.

Terakhir, saya belajar banyak tentang pengalaman kerja di kantor. Karena ini merupakan kali pertama saya bekerja di kantor, awalnya saya tidak terbiasa duduk dari pagi sampai malam di depan komputer, lalu pulang malam, dan sampai di rumah hanya sempat makan malam lalu karena kelelahan langsung tidur, dan besok paginya mengulangi hal yang sama. Karena industri periklanan juga terkenal dengan jam lembur, saat ada proyek klien yang mendesak, bukan suatu hal yang aneh jika semua karyawan bekerja sampai larut malam, bahkan sampai subuh. Meskipun pada hari-hari awal saya sangat bersemangat karena kantornya yang megah, memakai baju formal setiap hari, disediakan penganan dan minuman gratis, dan banyak lainnya, saya belajar bahwa lama-lama saya menjadi terbiasa dan akhirnya terasa membosankan.

Sangat disayangkan saya hanya bisa magang tiga minggu, karena liburan saya sangat pendek. Kalau teman-teman mau magang, saya sarankan untuk magang selama satu setengah hingga dua bulan. Selain itu, sebelum magang, cari tahu segalanya tentang perusahaan dan industri perusahaan kalian.


BAGIKAN
Berita sebelumyaSo You’re Studying Abroad, But Do You Really Need to Party?
Berita berikutnyaHow Gritty Are You? A Reflective Note
Ayu Sayaka is a second-year student at Waseda University, Tokyo, Japan. Born half-Japanese and half- Indonesian, she was raised in Bali, Indonesia, and moved to Tokyo upon graduating high school. Her activities include being a Resident Assistant at Waseda University's dorm, TEDxWasedaU, Indonesian Student's Association in Japan among others. You can find her on LinkedIn: https://www.linkedin.com/in/madeayusayaka/ or Instagram at @sayaka.takemura

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here