Ingin berlibur tanpa harus membayar biaya akomodasi yang mahal? Baca terus untuk mendengar bagaimana Ferdi Khalid, mahasiswa pascasarjana di University of Washington, menghabiskan liburan musim semi di Washington, DC dengan akomodasi murah dari Kamar Pelajar.
Spring Break merupakan sebuah pintu cahaya bagi saya. Setelah mengarungi bahtera dunia perkuliahan kurang lebih 3 bulan selama Winter Quarter di University of Washington, rasanya lega sekali sudah masuk Spring Break. Saya memanfaatkan Spring Break saya dengan mengunjungi salah satu kota impian saya di Amerika Serikat, yaitu Washington, DC, atau singkatnya DC. DC adalah kota impian yang menjadi peringkat utama di bucket list saya, sejak pertama saya tiba di Amerika Serikat. Sudah dari dulu saya sangat terinspirasi kisah kisah film Hollywood yang latar belakangnya di DC, favorit saya adalah All The President’s Men, Night at the Museum: Battle of the Smithsonian, dan Bridge of Spies. Kota ini juga merupakan tempat yang tepat untuk pecinta sejarah seperti saya. Saya sangat tertarik dengan kisah para Founding Fathers yang berjuang demi kemerdekaan Amerika Serikat. Semua itu bisa saya dapatkan hanya dengan mengunjungi museum-museum yang ada di DC. Saya jadi bisa langsung merasakan bagaimana jerih payah dan tantangan yang dihadapi oleh para Founding Fathers pada masa itu.
Dengan berbekal tiket promo yang saya dapatkan pada saat pekan Black Friday tahun lalu, saya pun berangkat ke Washington, DC. Namun ternyata perjalanan ke DC bukan perjalanan yang mudah. Pada saat saya menyusun rencana perjalanan, terutama di bagian akomodasi. Saya sangat terkejut melihat betapa mahalnya biaya penginapan di wilayah kota DC. Saya akui saya mendadak merencanakan perjalanan saya ke kota ini karena saya sibuk menyelesaikan team project satu demi satu selama Winter Quarter. Saya baru memesan penginapan pada saat minggu terakhir Winter Quarter, dan saya sudah membandingkan dengan beberapa platform penginapan online dan rata-rata tarif menginap di DC dan sekitarnya adalah $80 per malam. Sangat tidak masuk akal bagi saya yang travelling seorang diri dengan status mahasiswa harus menghabiskan $80 untuk menginap di penginapan tersebut. Ditambah setelah saya membaca reviewnya, tempat penginapan nya juga sangat jauh dari destinasi yang ingin saya kunjungi seperti National Mall dan US Capitol.
Kamar Pelajar hadir memberikan solusi untuk masalah penginapan saya selama saya berkunjung ke DC pada saat Spring Break. Kamar Pelajar adalah sebuah platform yang hadir untuk memfasilitasi para pelajar Indonesia di luar negeri yang ingin menyewakan kamar mereka atau ruang akomodasi mereka kepada para traveler Indonesia. Setelah melihat peta host di website Kamar Pelajar, saya menemukan ada satu orang host Kamar Pelajar yang berdomisili di sekitar DC. Host Kamar Pelajar adalah mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh studi di luar negeri, dan mempunyai kelebihan ruang di tempat tinggal mereka, baik itu kamar atau bisa juga space kosong, dan bersedia untuk menyewakan kamarnya ke para traveler Indonesia dengan harga yang terjangkau.
Vicha Annisa, salah seorang mahasiswi Indonesia yang sedang menempuh studi S2 di bidang Public Health di George Washington University adalah host yang sangat menyenangkan. Vicha merupakan host yang sangat ramah, dan supel sekali. Apartemen Vicha kebetulan adalah 2-bedroom apartment dan saat ini dia sedang tidak mempunyai roommate, sehingga dia berinisiatif untuk menyewakan kamar tersebut kepada tamu Kamar Pelajar dengan harga yang jauh lebih murah dibandingkan dengan harga penginapan yang serupa di wilayah DC dan sekitarnya. Selain sebagai host Vicha juga membantu saya dengan memberikan petunjuk cara yang terbaik untuk bisa mengelilingi DC dengan cepat dan efisien. Host Kamar Pelajar selain menyewakan kamar mereka juga memberikan panduan berupa tips kepada tamu tentang kota yang mereka kunjungi. Vicha menjelaskan bahwa Kamar Pelajar membantu dia untuk menyewakan kamar nya kepada tamu yang sifatnya sementara, sehingga dia tidak harus mencari roommate akan tetapi di sisi lain kamar di apartemen nya juga tetap berdaya guna menghasilkan pendapatan untuk Vicha.
Setelah beres dengan urusan penginapan, saya mulai menjelajahi kota DC. Kebetulan apartemen Vicha sangat dekat dengan salah satu stasiun DC Metro dan dengan jarak kurang lebih 30 menit saya sudah tiba di National Mall. Jika melihat National Mall, saya teringat dengan film komedi Night at the Museum: Battle of the Smithsonian. Film tersebut tepat menceritakan kisah museum yang ada di wilayah ini, dimana koleksi nya menjadi hidup dan membuat tingkah polah lucu yang menghibur di film tersebut. Namun ternyata mengunjungi satu museum di DC benar-benar sangat melelahkan, bayangkan saja satu museum sudah sangat luas. Jadi jika anda ingin mengunjungi DC pastikan anda sudah riset terlebih dahulu kira-kira museum apa yang sesuai dengan selera anda untuk anda kunjungi. Saya akhirnya memutuskan mengunjungi Museum of American History dan Museum of Natural History.
DC merupakan surga bagi penjelajah museum seperti saya. Kota ini bisa dikatakan adalah “The God of Museums”. Sebagian besar museum di DC merupakan museum yang dikelola oleh Smithsonian Institution, yaitu sebuah lembaga riset dan edukasi di Amerika Serikat. Smithsonian Institution dipercaya oleh pemerintah Amerika Serikat untuk mengurus berbagai hasil riset dari para pakar dan ilmuwan di Amerika Serikat. Hasil riset tersebut diperagakan dalam bentuk kompleks museum yang dikelola oleh yayasan ini. Ada kurang lebih 19 museum dan galeri, 9 pusat riset dan kebun binatang yang dikelola oleh Smithsonian. Lokasi museum-museum Smithsonian di DC juga sangat mudah dijangkau, yaitu di sepanjang kanan dan kiri dari National Mall. Rasanya satu atau dua hari tidak akan cukup untuk mengitari seluruh museum yang ada di wilayah ini.
Perjalanan melalui National Mall saya teruskan dengan berjalan kaki, dan sekedar informasi kota DC sangat cocok untuk berjalan kaki. Tidak terasa saya sudah berjalan selama 2,4km dan saya tiba di US Capitol. Capitol Building ini merupakan Gedung Kongres atau badan legislatif Amerika Serikat. Gedung berwarna putih berarsitektur Yunani ini merupakan saksi bisu segala keputusan yang dibuat oleh Dewan Kongres Amerika Serikat mulai dari penetapan perang, kebijakan pembebasan perbudakan, dan keputusan bersejarah lain nya. Yang paling menarik adalah ada free tour yang sangat saya sukai, caranya mudah saja tinggal mendaftar nama anda dan menunjukan identitas anda (paspor) di Visitor Center.
Setelah puas mengelilingi US Capitol, saya bergegas kembali berjalan kaki melewati Washington Monument dan tiba di Lincoln Memorial. Lincoln Memorial adalah monumen untuk menghormati mantan presiden Abraham Lincoln. Bangunannya sudah seperti kuil-kuil kuno di Yunani, ada kurang lebih 36 pilar dan di dalamnya terdapat patung Lincoln sedang duduk dengan tinggi patung 5,8m menghadap kolam bernama Reflecting Pool. Tempat ini adalah ikon DC favorit saya, tiba tiba imajinasi saya teringat lagi di film Night at the Museum: Battle of the Smithsonian, ketika patung Lincoln tiba tiba hidup wah nostalgia dan terkesan sekali saya bisa melihat langsung dari dekat patung ikonik ini.
Menjelang sore saya ingin jalan jalan yang sedikit santai, akhirnya saya memutuskan ke Tidal Basin. Tidal Basin adalah sebuah taman di pinggir Sungai Potomac, dan pada saat musim semi tempat ini menjadi sangat cantik sekali karena ada banyak sekali pohon sakura mengelilingi taman ini. Sayangnya pada saat saya ke tempat ini, masih belum banyak bermekaran bunga sakur nya tapi saya sangat suka suasananya yang pas untuk relaksasi dan istirahat setelah mengelilingi kota dengan jalan kaki.
Keesokan paginya saya sudah beranjak untuk melanjutkan perjalanan saya ke New York, dan saya pun pamitan kepada Vicha selaku host Kamar Pelajar. Jika anda adalah mahasiswa Indonesia yang saat ini sedang menempuh studi di luar negeri dan mempunyai ruang lebih baik kamar atau ruang tamu atau bahkan sofa yang bisa disewakan, segera gabung Bersama Kamar Pelajar, caranya mudah sekali kunjungi kamarpelajar.com dan pilih menu “Daftar Sebagai Host”. Akhirnya, ini adalah Spring break terbaik yang pernah saya rasakan, karena bisa melihat kota impian saya dengan anggaran yang sesuai dengan kantong saya.