Menilik Potensi Intervensi Kesehatan Berbasis Agama di Britania Raya

0
1254
Sumber: cam.ac.uk.

Kontributor Aliya Nur Zahira (Aliya) melakukan sebuah riset unik ketika menjalani program studi Master Nutrition and Health di Wageningen University and Research, Belanda. Berbekal observasi atas kebiasaan kaum Muslim minoritas di Eropa, ia mendalami isu perubahan perilaku dan intervensi kesehatan melalui pendekatan agama. Mari kita simak temuan riset Aliya di bawah ini!

***

Ide riset bisa didapatkan dengan mencoba melihat kondisi sekitar kita. Bentuknya dapat berupa sebuah masalah atau pertanyaan yang ingin kita cari tahu solusi atau jawabannya dengan riset yang kita jalani. Hal ini saya alami saat saya melakukan perjalanan di sela-sela studi magister di Belanda.

Kebutuhan untuk melaksanakan ibadah dalam perjalanan tersebut mengharuskan saya berkunjung ke masjid atau lokasi-lokasi komunitas Muslim di Eropa. Dari situlah saya melihat adanya perbedaan kasat mata pada penampilan fisik dan kebiasaan makan kaum Muslim etnis minoritas di Eropa dengan kaum mayoritas Eropa. Padahal, Islam sendiri memiliki ajaran untuk menerapkan gaya hidup sehat. Namun karena ini baru sekedar opini pribadi saya, saya lanjutkan dengan mencari data dan riset mengenai dugaan tersebut.

Benar saja, dari riset di beberapa negara dan kawasan barat, yaitu Britania Raya, Eropa daratan, dan Amerika, ditemukan adanya kesenjangan kualitas kesehatan pada kelompok masyarakat etnis minoritas, yang pada umumnya aktif beragama alias religius. Bahkan di Belanda sendiri sudah ada penelitian yang mengemukakan bahwa kaum Muslim minoritas pendatang mengalami lebih banyak kasus overweight atau underweight dibanding penduduk asli Belanda.

Hal tersebut disebabkan oleh stigma sosial, konflik kecurigaan, kesenjangan bahasa dan kultur, dan persepsi budaya di keluarga; sebut saja salah satunya adalah anggapan bahwa gemuk itu sehat. Fenomena ini menunjukkan bahwa dibutuhkan suatu pendekatan promosi kesehatan atau intervensi khusus untuk menyampaikan pesan kesehatan yang tepat dan meningkatkan kualitas kehidupan komunitas tersebut.

Menurut penelitian yang sudah ada, keterlibatan tokoh atau nilai agama dalam promosi kesehatan berpotensi menciptakan hasil yang efektif, karena pada kaum religius, ucapan tokoh-tokoh agama seperti imam, atau pastur untuk umat Kristiani, sangat dihargai. Para tokoh agama ini sendiri meyakini bahwa agama dapat membantu tersampaikannya pesan-pesan kesehatan karena sejalan dengan ajaran agama.

Aliya mendalami bidang perubahan perilaku kesehatan (health behavior change) dan metode intervensi kesehatan untuk studi S2-nya. Sumber: lumenlearning.com.
Aliya mendalami bidang perubahan perilaku kesehatan (health behavior change) dan metode intervensi kesehatan untuk studi S2-nya. Sumber: lumenlearning.com.

Berbekal fokus studi magister saya di bidang perubahan perilaku kesehatan (health behaviour change) dan metode intervensi kesehatan, saya memberanikan diri untuk meneliti topik ini. Riset pengembangan intervensi tentunya bukan suatu yang simpel, maka yang bisa saya lakukan sebagai pelajar magister saat itu baru sebatas uji kelayakan dan keberterimaan, belum sampai uji efektivitas.

Saya mencoba meneliti kelayakan intervensi kesehatan berbasis masjid dan keluarga untuk anak usia SD di Skotlandia. Skotlandia dipilih karena data mengenai riset promosi kesehatan berbasis agama banyak saya temukan dari Britania Raya, salah satunya Skotlandia. Selain itu, kendala bahasa (bahasa Belanda) membuat saya lebih mudah melaksanakan riset di negara berbahasa inggris.

Buku panduan untuk orang tua di rumah. Sumber: dokumentasi pribadi.
Buku panduan untuk orang tua di rumah. Sumber: dokumentasi pribadi.

Produk riset yang dihasilkan berupa aktivitas pembelajaran kesehatan interaktif melalui permainan, kuis, dan story telling di madrasah masjid dan buku panduan kesehatan dan gizi untuk orang tua. Aktivitas di rumah dilaksanakan selama 4 minggu setelah anak-anak menerima pembelajaran di kelas. Aktivitas di rumah meliputi pembiasaan pola makan sehat; dimulai dari konsumsi buah dan sayur sesuai anjuran kesehatan setempat, percontohan oleh orangtua sebagai panutan (modelling), serta pengingat harian pentingnya gaya hidup sehat baik dalam bentuk ucapan, cerita kehidupan Nabi, atau poster di rumah. Hasil penelitian diambil dari kuesioner kelas serta wawancara dengan guru, orang tua, dan imam masjid mengenai probabilitas penerapan intervensi ini di masa depan.

Aktivitas di madrasah masjid terlihat lebih dapat diterima dan aplikatif dibandingkan aktivitas di rumah. Keberhasilan ini dikarenakan kemampuan dan kepercayaan diri guru terhadap ilmu yang disampaikan, ketuntasan seluruh komponen intervensi, dan adanya dukungan sosial pada anak-anak dari guru dan orang tua.

Terdapat beberapa faktor kontekstual yang dapat mendukung keberhasilan intervensi ini, seperti adanya kesesuaian dengan nilai ajaran agama serta misi pengajar dan tokoh agama, dukungan keluarga, program kesehatan di sekolah, kebiasaan dan kultur makan sehat yang telah ada sebelumnya, motivasi religius dalam memilih makanan (contoh, makan yang halal, tidak konsumsi alkohol), serta pelaksanaan waktu intervensi yang tepat.

A2

Isi permainan kartu dalam aktivitas kelas yang menggabungkan nilai-nilai agama dan kesehatan.
Isi permainan kartu dalam aktivitas kelas yang menggabungkan nilai-nilai agama dan kesehatan. Sumber: dokumentasi pribadi.

Sedangkan, konten dari media ajar yang diberikan dapat disesuaikan dengan agama masing-masing. Sebagai contoh, untuk agama Islam, konten media ajar dapat meliputi kebiasaan dan jenis makanan sehat berdasarkan ilmu gizi terkini, panduan makan halal dan baik, adab atau sunah makan, dan gaya hidup Nabi Muhammad ﷺ beserta hikmah-hikmah bagi kesehatan.

Perbedaan logat dan aksen bahasa menjadi tantangan yang dialami saat bekerja dengan kelompok multi-etnis minoritas. Khususnya jika berhadapan dengan generasi pertama, seperti orang tua dan dewasa. Sementara untuk generasi kedua alias anak-anak, mendesain metode yang sesuai segmen usia-lah yang menjadi tantangan utamanya.

Salah satu target untuk aktivitas di rumah. Sumber: dokumentasi pribadi.
Salah satu target untuk aktivitas di rumah. Sumber: dokumentasi pribadi.

Topik riset ini masih sangat membutuhkan pengembangan dan penyempurnaan, terutama untuk uji efektivitas. Di negara barat topik ini menjadi angin segar untuk para peneliti dan profesi kesehatan. Pasalnya, mereka tengah berupaya mencari cara promosi kesehatan yang dapat diterima dengan baik oleh komunitas minoritas pendatang. Meski begitu, riset ini berpotensi untuk diaplikasikan baik bagi kaum minoritas maupun mayoritas, sebagaimana riset sejenis di Amerika yang banyak membahas intervensi kesehatan pada umat religius Kristiani.

Lantas bagaimana dengan negara kita? Di Indonesia mungkin sudah banyak yang mencoba mempromosikan kesehatan melalui pendekatan agama, baik oleh individu atau organisasi di sekolah, tempat ibadah, atau di rumah. Hanya saja belum banyak yang terekam dalam kancah riset. Kabar baiknya, riset yang saya temukan di laman google scholar sudah ada yang menekankan pentingnya melibatkan peran tokoh dan nilai-nilai agama dalam promosi atau intervensi kesehatan di Indonesia.

Sementara itu, riset seputar pengembangan metode intervensi dengan melibatkan ilmu perilaku dan faktor kontekstual masih terbatas. Riset kontekstual ini amat penting untuk mencari tahu faktor apa yang bisa menjadi pendukung dan penghambat keberhasilan intervensi tersebut; apakah itu faktor psikologis, budaya, kebiasaan keluarga, ekonomi atau faktor sosial lain. Jika faktor pendukung bisa ditonjolkan dan faktor penghambat diminimalisir, maka tingkat keberhasilan penerapan intervensi akan lebih tinggi.

Akhir kata, bila topik riset ini dikembangkan, maka upaya promosi kesehatan di Indonesia dapat menjangkau lebih banyak lapisan masyarakat. Hal itu akan mendorong terciptanya organisasi masyarakat yang saling bahu-membahu menuju kualitas kehidupan Indonesia yang lebih sehat. Jika kamu adalah seorang mahasiswa kesehatan dan tertarik untuk mendalami riset ini, jangan ragu untuk memulai dan berkolaborasi! Selamat meneliti!

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here