Studi PhD di Hungaria Sambil Bekerja, Seperti Apa Pengalamannya?

0
3070
Rapat dua mingguan yang dilakukan oleh perusahaan di Hungaria (Sumber: Dokumen pribadi Santi Setyaningsih)

Artikel dari Santi Setyaningsih, mahasiswi PhD tahun ke-3 penerima beasiswa Stipendium Hungaricum, berikut memberi gambaran singkat bila Anda ingin bekerja (freelance) di Hungaria.  


Saat ini, saya menjalani tahun ketiga saya pada program doktoral di Regional Science and Business Administration, Széchenyi István University, Hungaria. Program PhD yang saya ambil, terdiri dari 2 fase: (1) Pelatihan dan penelitian sebagai fase dalam dua tahun pertama; (2) Fase penelitian dan disertasi untuk dua tahun berikutnya. Mahasiswa PhD tidak dapat melanjutkan ke fase kedua jika tidak lulus ujian komprehensif yang dilakukan pada akhir tahun kedua. Pada waktu tersebut, setiap mahasiswa diwajibkan untuk mempresentasikan sampai sejauh mana penelitian yang telah dilakukan selama dua tahun pertama.

Sebelumnya, saya sudah pernah menuliskan artikel terkait program beasiswa Hungaria dan dan cara penentuan topik PhD di situs Indonesia Mengglobal.

Pada artikel kali ini, saya akan lebih membahas mengenai kesempatan yang saya dapatkan saat memasuki tahun ketiga di Hungaria. Kesempatan tersebut adalah kesempatan untuk bekerja di salah satu perusahaan multinational yang bergerak di bidang market research.

Pengalaman Bekerja Lepas (Freelance) di Hungaria

Setiap mahasiswa di Hungaria yang menyandang sebagai penerima beasiswa Stipendium Hungaricum mendapatkan kesempatan untuk bekerja paruh waktu sebanyak 24 jam seminggu di luar dari kewajibannya sebagai full time student sebagaimana dicantumkan pada tautan situs Stipendium Hungaricum.

Pihak perusahaan merekrut saya sebagai salah satu freelancer untuk membantu salah satu tim yang sebagian besar proyek yang didapat adalah proyek lintas negara Eropa Tengah dan Eropa Timur. Sehingga, lebih banyak menggunakan bahasa Inggris daripada bahasa lokal, bahasa Hungaria. Alasan mereka merekrut saya sebagai freelancer dikarenakan saya telah memiliki pengalaman serupa di Indonesia di perusahaan yang sama selama lebih dari 2 tahun.

Adapun perihal dokumen, tidak ada pengurusan VISA kerja ketika saya melamar untuk perusahaan ini dan saat ini saya masih menggunakan VISA studi saya. Untuk kontrak kerja, mereka menggunakan perusahaan pihak ketiga bernama Schonherz.hu di mana mereka biasa mengurusi pegawai lainnya yang juga berstatus mahasiswa. Tidak hanya kegiatan penggajian, namun mereka juga membantu dalam masalah perpajakan.

Sebagai pekerja freelancer, kita berkesempatan untuk terjun lebih dalam pada suatu proyek seperti analisis data dan kesempatan presentasi yang lebih besar daripada mahasiswa pegawai paruh waktu.

Aspek menarik yang saya lihat setelah bekerja lebih dari 3 bulan di perusahaan ini adalah ketika tim kami mengerjakan proyek baru yang sama sekali belum pernah dikerjakan oleh tim lainnya. Klien kami memberikan proyek dengan cakupan 7 negara untuk kebutuhan pelacakan data tahunan mereka dalam sebuah dashboard untuk tiga tipe laporan. Setelah kami menyelesaikannya masing-masing dalam satu bulan, tim kami mendapatkan kesempatan untuk berbagi pengalaman tersebut untuk seluruh pegawai di kantor dan saya kebetulan ditunjuk sebagai pembicara utama dalam sesi berbagi informasi tersebut.

Selain kesempatan sebagai pembicara dalam sesi berbagi informasi di kantor, saya juga diberi kepercayaan untuk memimipin rapat dengan pihak klien. Melalui kesempatan tersebut, saya mendapatkan beberapa manfaat.

Pertama, budaya yang diterapkan oleh kepemimpinan manajer saya ini sangatlah baik dikarenakan dia percaya pada saya sebagai pegawai baru dan juga bukan pegawai lokal untuk memimpin kegiatan rapat tersebut.

Kedua, hal ini memberikan pengalaman bagi saya untuk percaya bahwa saya mampu untuk memimpin rapat di mana seluruh pegawai perusahaannya adalah warga negara lokal yakni warga negara Hungaria serta juga melatih bahasa Inggris saya untuk berbicara di depan publik.

Ketiga, program ini sangat baik untuk disadur di perusahaan-perusahaan lain bahwa saling berbagi akan meningkatkan ilmu dan pengetahuan sehingga seluruh pegawai akan memiliki wawasan yang sama satu dengan yang lain.

Budaya Kerja Perusahaan di Hungaria

Budaya yang saya kagumi dalam cara bekerja orang Hungaria adalah mereka sangat menghargai waktu. Seluruh kegiatan yang saat ini dilakukan secara online, mereka melakukannya dengan tepat waktu dan juga pekerjaan dikerjakan dengan cukup cepat. Jarang pekerjaan yang harus dikerjaan di luar hari kerja (Senin-Jumat).

Selain itu, budaya saling membantu cukup kental terlihat dalam perusahaan ini. Jika ada hal yang tidak dipahami, mereka akan dengan senang hati untuk mengajarkan. Keterbukaan kepada saya sebagai pegawai non-EU sangat terlihat, di mana mereka mengganti bahasa di dalam email atau rapat dengan bahasa Inggris sehingga membuat saya ikut terlibat dalam seluruh kegiatan.

Dikarenakan situasi COVID-19 pandemi, seluruh urusan pekerjaan dan rapat diselenggarakan secara online seperti halnya rapat dua mingguan yang harus dihadiri oleh seluruh pegawai.

Hungaria merupakan salah satu negara yang sudah berhasil melakukan vaksinasi untuk 50% warga negaranya sehingga beberapa kebijakan atas COVID-19 pandemi semakin dilonggarkan. Sudah tidak ada ketentuan jam malam dan masyarakat dapat berkumpul lebih dari 50 orang dimulai dari akhir bulan Mei 2021 ini.

Dengan kelonggaran kebijakan tersebut, perusahaan kami pun mengambil kesempatan ini untuk melakukan Office Party yang diikuti oleh seluruh pegawai dengan melakukan tiga kegiatan, yakni mengajak jalan anjing di shelter Mányi Ebkert selama 2 jam di pagi hari, makan siang bersama, serta melakukan aktivitas board game di sore harinya. Hal ini sangat menyenangkan tentunya setelah tidak ada kegiatan tatap muka secara langsung selama 1 tahun ke belakang.

Jalan-jalan bersama anjing dari Shelter Mányi Ebkert Sumber: Dokumentasi pribadi KANTAR Hungary)
Jalan-jalan bersama anjing dari Shelter Mányi Ebkert Sumber: Dokumentasi pribadi KANTAR Hungary)

Dengan menggabungkan pengalaman bekerja di Indonesia dan Hungaria, saya melihat bahwa kemampuan orang Indonesia tidak kalah dengan kemampuan orang dari negara lain. Sehingga, hal ini dapat menjadi acuan bagi kita semua rakyat Indonesia untuk terus semangat dalam meraih cita-cita dan juga berjuang untuk bersaing dengan masyarakat dunia. Saya yakin kita sebagai warga negara bisa mengharumkan nama bangsa, baik dalam bidang akademis maupun profesional.

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here