Belajar ‘Ratoeh Jaroeh’ di Taman Kampus: Cerita Eksplorasi Budaya dan Pengalaman Volunteer Ahmad Syukri

0
853
Ahmad Syukri bersama teman temannya saat menampilkan pakaian adat Indonesia di Elder Park, Adelaide. Sumber: Dokumentasi Pribadi

Ada banyak bonus pengalaman yang diperoleh saat studi di luar negeri. Tidak hanya mempertajam kemampuan akademik namun juga berkesempatan mengekplorasi budaya serta mengikuti berbagai kegiatan volunteer untuk mengasah kemampuan. Dalam artikel kali ini, kami berkesempatan berbagi kisah dengan Ahmad Syukri, alumni Master of Education dari The University of Adelaide.

Sebelum melanjutkan studi Master di Australia, Ahmad Syukri berprofesi sebagai guru SMA di daerahnya. Ia mengajar mata pelajaran Bahasa Inggris, serta menjadi pelatih debat Bahasa Inggris. Keinginan untuk meraih pendidikan lebih tinggi membawa Ahmad Syukri ke Australia melalui program beasiswa LPDP.

Bergabung dengan Komunitas Rindang Saman

Di awal tahun kedatangannya, Ahmad Syukri bergabung dengan Komunitas Rindang Saman Adelaide. Sebuah komunitas yang aktif mempelajari kebudayaan Aceh serta mempromosikan kebudayaan Indonesia di Adelaide. Sekalipun berdarah Minang Kabau, tak menghalangi Ahmad Syukri untuk ikut belajar budaya Aceh dan bahkan sampai menampilkannya di panggung Internasional bersama komunitas Rindang Saman Adelaide. Menjadi bagian dari Rindang Saman Adelaide merupakan kesempatan baginya untuk mempelajari kebudayaan tanah airnya sendiri.

Belajar 'Ratoeh Jaroeh' di Taman Kampus: Cerita Eksplorasi Budaya dan Pengalaman Volunteer Ahmad Syukri
Penampilan Syukri dan teman temannya di sekolah Marc Oliphant College, Munno Para South Australia. Sumber: Dokumentasi pribadi

Bersama Rindang Saman, Syukri ikut memperkenalkan budaya Indonesia di sebuah primary school di daerah Belair, Australia Selatan. Selain menampilkan tarian Ratoeh Jaroeh, komunitas ini juga mengajarkan tarian Aceh serta menceritakan keanekaragaman budaya di Indonesia. Komunitas Rindang Saman bahkan berkesempatan mengenalkan Bahasa Indonesia dan mengajar tarian Aceh di sebuah lembaga pendidikan Marc Oliphant College, Munno Para, South Australia. Dalam program ini siswa-siswa Australia yang belajar Indonesian studies mempelajari tarian Aceh. Output dari program ini adalah terdapat 20 orang siswa mampu menampilkan tarian Aceh di depan seluruh siswa di lembaga tersebut.

Pada festival Indonesia (Indo-fest), Rindang Saman menampilkan tari Ratoeh Jaroeh, dimana Syukri terpilih untuk menjadi Syech atau penyanyi syair dalam tarian tersebut. Syukri sangat bersyukur mendapat tugas ini, sebuah pengalaman yang luar biasa mampu membawakan tarian Indonesia di Benua Australia. Program Indo-fest hanya dilaksanakan sekali dalam dua tahun dan pada kesempatan itu, Masyarakat Indonesia di Australia serta warga Australia bahkan Mayor setempat ikut menghadiri dan menyaksikan.

Belajar 'Ratoeh Jaroeh' di Taman Kampus: Cerita Eksplorasi Budaya dan Pengalaman Volunteer Ahmad Syukri
Ahmad Syukri saat menjadi pembaca syair Ratoeh Jaroeh. Sumber: Dokumentasi pribadi

Tidak hanya melalui penampilan tari, Syukri juga diundang sebagai narasumber di 5EBI 103.1 FM Adelaide, Radio Multicultural Adelaide pada program Indonesian Session. Dalam program tersebut beliau menceritakan bagaimana budaya Indonesia di Australia dipromosikan salah satunya melalui komunitas Rindang Saman Adelaide, komunitas yang mengenalkan budaya Aceh sekalipun tidak semua anggotanya berdarah Aceh. Namun, di sini Syukri belajar bahwa menjaga kebudayaan negara Indonesia adalah tugas anak Bangsa terlepas apapun budaya daerah asalnya.

Belajar Agama dalam Komunitas MIAS

Untuk menjaga dan memperkuat keagamaannya, Syukri bergabung dan aktif dalam berbagai kegiatan keagamaan bersama komunitas MIAS, Masyarakat Islam di Australia Selatan. Syukri menjadi salah satu petugas Lembaga Amil Zakat (LAZ) serta aktif menjadi panitia pada berbagai kegiatan yang dilaksanakan MIAS. Syukri juga pernah ditunjuk sebagai Imam Shalat Idhul Adha di komunitas MIAS. Hal yang belum pernah beliau lakukan di Indonesia sebelumnya.

Belajar 'Ratoeh Jaroeh' di Taman Kampus: Cerita Eksplorasi Budaya dan Pengalaman Volunteer Ahmad Syukri
Ahmad Syukri saat perayaan Idhul Fitri bersama Komunitas Minang Saiyo Adelaide. Sumber: Dokumentasi Pribadi

Dalam komunitas MIAS, Syukri juga ikut aktif membantu mahasiswa dan masyarakat Indonesia yang membutuhkan di Adelaide. Salah satunya mengantarkan makanan pada warga Indonesia yang sedang tidak bisa membeli makanan karena terserang COVID-19. Sekalipun lebih banyak mengurus hal keagamaan, bersama MIAS Syukri juga sering berkolaborasi dengan komunitas lain menyelenggarakan berbagai kegiatan.

Pengurus Perhimpunan Pelajar Indonesia Australia (PPIA) di University of Adelaide

Selain Rindang Saman Adelaide dan MIAS, Syukri juga mejadi pengurus PPIA yang menjabat sebagai vice president. Mulai dari membantu advokasi mahasiswa sampai mengurus ha-hal yang diperlukan para mahasiswa baru yang akan datang ke Adelaide, menjadi kesibukan Syukri di PPIA. Pengurus PPIA berperan sangat penting dalam membantu mahasiswa, terlebih di masa pandemi saat melakukan repatriasi. Para mahasiswa yang sudah menyelesaikan studi dan tidak dapat keluar dari Australia di data dan diberikan bantuan. Dalam hal ini, Syukri juga melakoni kolaborasi dengan berbagai pihak, beberapa diantaranya adalah Australia Indonesia Association (AIA) dan KJRI guna membantu mahasiswa-mahasiswa yang terdampak serius karena pandemi.

Belajar 'Ratoeh Jaroeh' di Taman Kampus: Cerita Eksplorasi Budaya dan Pengalaman Volunteer Ahmad Syukri
Ahmad Syukri bersama tim tari Ratoeh Jaroeh setelah tampil di Indo-Fest South Australia di Pinky Flat Park. Sumber: Dokumentasi Pribadi

Syukri juga ikut mendata mahasiswa yang berkuliah dengan biaya sendiri (self-funded) untuk kemudian diberikan bantuan dari Human Appeal Australia. Ini karena pelajar Indonesia tanpa beasiswa tidak dapat pekerjaan selama pandemi, sehingga mengalami dampak cukup serius.

Volunteer Program Art Peer Mentor

Di fakultasnya, Syukri juga aktif menjadi volunteer Art Peer Mentor. Dalam komunitas ini, Syukri berkesempatan berinteraksi dan membantu mahasiswa Internasional yang baru datang ke Adelaide. Mahasiswa baru yang datang dari berbagai latar belakang pendidikan, budaya dan negara dibantu melewati masa masa transisinya. bantuan tersebut diantaranya, time management, life in campus serta dealing with problems in the university.

Mahasiswa baru tentu sangat terbantu dengan program ini sebab sistem pendidikan di kampus Australia sangat berbeda dengan kampus asal mereka sebelumnya. Adakalanya, mereka mengambil jurusan S2 yang berbeda dengan pendidikan sarjananya, sehingga membutuhkan penjelasan lebih rinci tentang perkuliahan. Dalam beberapa kesempatan, Syukri juga meluangkan waktu untuk berbagi dengan mahasiswa baru terkait mata kuliah tertentu yang telah dijalaninya. Syukri senang membantu teman-teman yang masih struggle tentang perkuliahan di kampus.

Belajar 'Ratoeh Jaroeh' di Taman Kampus: Cerita Eksplorasi Budaya dan Pengalaman Volunteer Ahmad Syukri
Ahmad Syukri bersama tim Upacara 17 Agustus di Adelaide. Sumber: Dokumentasi Pribadi

Membantu Kekonsuleran dan Keimigrasian KJRI

Belum adanya kantor KJRI di Adelaide, sedikit menjadi kendala bagi mahasiswa dan masyarakat Indonesia yang tinggal di Adelaide. Sehingga ada volunteer yang bersedia membantu sangat diperlukan. Syukri terlibat dalam membantu masyarakat yang ingin memperpanjang passport atau ingin mengajukan administrasi pernikahan. Maka Syukri membantu memberi laporan melalui PPIA.

Pada perayaan hari kemerdekaan Indonesia, Syukri sempat menjadi pasukan paskibra yang bertugas sebagai pembawa bendera. Acara tersebut dilaksanakan dengan kolaborasi berbagai komunitas Indonesia yang ada di Adelaide.

Belajar 'Ratoeh Jaroeh' di Taman Kampus: Cerita Eksplorasi Budaya dan Pengalaman Volunteer Ahmad Syukri
Ahmad Syukri saat menjadi narasumber di radio 5EBI 103.1 FM Adelaide. Sumber: Dokumentasi Pribadi

Lesson Learned

Bagi Syukri semua kegiatan kebudayaan dan volunteer nya di Adelaide tidak hanya sebagai bentuk tugas untuk memperkenalkan budaya Indonesia di dunia Internasional. Beliau sudah menjadi duta Indonesia di luar negeri dan semakin menyadari bahwa budaya Indonesia sangat luar biasa. Melalui pengalamannya di Adelaide, Syukri belajar untuk lebih menghargai budaya Indonesia.


Profil Ahmad Syukri

Pemuda kelahiran Muaralabuh, Solok Selatan Sumatera Barat ini menempuh pendidikan sarjana di Universitas Islam Imam Bonjol Padang. Setelah lulus studi Master, Syukri sempat menginisiasi program pengabdian di kampung halamannya. Syukri bekerja di sebuah lembaga pendidikan mengajar IELTS dan berbagi inspirasi dengan anak muda lainnya.


Editor: Rili | Indonesia Mengglobal

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here