Perjalanan Berlayar Mengenal ASEAN dan Jepang Melalui SSEAYP (1)

1
9099
Processed with VSCO

Keliling Dunia itu mudah, sangat mudah. Terlebih bila kita mempunyai banyak uang. Ada satu hal yang berbeda saat kamu keliling dunia dengan membawa nama bangsamu yaitu Indonesia. You will be proud. You need more efforts to represent your country. Yes INDONESIA

– Ranitya Nurlita

Merupakan pembelajaran dan pengalaman yang tidak terlupakan, ketika suaramu, peranmu, dan prestasimu dapat mengharumkan tanah air dan bangsa di negeri orang. Hal ini yang saya rasakan saat mengikuti Program Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN) mewakili Provinsi Jawa Timur dan Indonesia untuk The Ship for Southeast Asian and Japanese Youth Program (SSEAYP) tahun 2016. Walaupun sebelumnya saya banyak mengikuti kompetisi dan konferensi lingkup internasional di belasan negara, bagi saya, SSEAYP merupakan program yang sangat berbeda. Hal ini karena saya menjadi Duta Muda, mewakili puluhan juta anak muda di Indonesia bersama 27 pemuda Indonesia lainnya.

Selintas tentang SSEAYP

Peserta SSEAYP 2016. Kredit foto: SSEAYP International Indonesia
Peserta SSEAYP 2016.
Kredit foto: SSEAYP International Indonesia

Kapal Pemuda Asia Tenggara dan Jepang atau the Ship for Southeast Asian and Japanese Youth Program (“SSEAYP”) merupakan program tahunan yang diadakan oleh pemerintah Jepang dan didukung oleh negara-negara Asia Tenggara. Di Indonesia, program ini berada di bawah naungan Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia. Program ini dimulai pertama kali pada tahun 1974. Secara umum, program ini bertujuan untuk meningkatkan kesepahaman, rasa saling menghormati, dan timbulnya persahabatan antar negara Asia Tenggara dan Jepang ke depan.

SSEAYP berlangsung selama kurang lebih dua bulan, terbagi dalam dua aktivitas utama: pertama, di atas kapal Nippon Maru dan kedua, Country Program di negara-negara Asia Tenggara (anggota ASEAN) yang masuk rute pelayaran. Program ini dilaksanakan di atas kapal Nippon Maru bersama 330 pemuda yang berasal dari 11 negara yaitu Jepang, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, Brunei Darrussalam, Vietnam, Laos, Myanmar dan Kamboja selama 52 hari dengan rute utama tahun 2016: Jepang, Vietnam, Thailand, Singapura dan Indonesia. Program ini dilaksanakan dari tanggal 25 Oktober 2015 sampai  17 Desember 2016.

Perjuangan Mendaftar Menjadi Duta Muda untuk SSEAYP

Saya mendapat informasi terkait SSEAYP dari teman-teman saya saat Pre-Departure Training (PDT) SSEAYP tahun 2015 di Seskoal Jakarta. Saya menjadi sponsor pada waktu itu dan mereka memotivasi saya untuk mengikuti seleksi. Akhirnya saya memutuskan untuk mengikuti seleksi program tersebut pada tahun 2016 di provinsi tempat saya tinggal yaitu Jawa Timur.

Selain informasi dari teman dan sahabat, terdapat organisasi yang menangani program di daerah Jawa Timur yang bernama PCMI (Purna Caraka Muda Indonesia) di bawah naungan Dispora (Dinas Pemuda dan Olahraga) Provinsi  Jawa Timur. Sosialisasi yang diberikan melalui media sosial yaitu website http://pcmijatim.org/, dan juga sosialisasi melalui kampus-kampus di Jawa Timur. Karena saya kuliah dan tinggal di Bogor, maka saya memantau informasi melalui media sosial PCMI Jatim untuk mempersiapkan semuanya.

PCMI Jatim menginformasikan pengumuman adanya Pembukaan Calon Peserta PPAN pada tanggal 7 Maret 2016. Pendaftaran dibuka pada tanggal 11 Maret sampai 1 April 2016. Di awal, saya berpikir bahwa PPAN ini program dengan persyaratan sangat ribet, tidak seperti program-program yang pernah saya ikuti sebelumnya. Yang biasanya “hanya” mengisi formulir, menulis esai, mengirimkan CV melalui LinkedIn saya, dan tinggal menunggu pengumuman; kali ini jauh berbeda! Saya harus berlatih tarian Bojonegoro dan Jawa Timur walau saya sangat kaku. Belum lagi, saya harus bolak-balik Bogor-Jakarta-Surabaya untuk melakukan persiapan, seleksi dan latihan. Uang seadanya, naik kereta ekonomi, tidur stasiun, tidur bandara, sampai tidur di mana saja terutama di tempat nongkrong 24 jam sudah saya lakukan untuk dapat mengikuti program ini. Saya tidak tahu itu energi apa, yang saya tahu adalah “Bondo Nekat”.

Saya dilatih untuk sabar dan pantang menyerah dalam program PPAN ini. Seleksi peserta tahap 1 dilaksanakan pada tanggal 16 April 2016 di Dispora Jawa Timur di Surabaya. Tanggal 15 April, saya sudah berangkat naik kereta ekonomi dari Jakarta ke Surabaya bersama teman saya Alfian. Selama di kereta, kami latihan mengisi soal melalui internet, belajar soal kisi-kisi, latihan menari, sampai diskusi untuk persiapan seleksi. Paginya, sesampainya di Surabaya, saya langsung menuju tempat seleksi. Jumlah peserta yang lolos seleksi administrasi sebanyak 200 orang termasuk saya dan kemudian dilakukan seleksi lanjutan. Saat seleksi tahap 1, dilakukan beberapa tes mulai dari tes potensi akademik (TPA, berupa aritmatika dan penalaran), wawasan nasional dan internasional, wawasan kebudayaan daerah dan bangsa, Bahasa Inggris, menulis esai, kesenian, diskusi, deep interview, dan kesenian kelompok.

Selang beberapa hari, diumumkan pengumuman lolos seleksi tahap 2. Seleksi peserta tahap 2 dilakukan dengan karantina dan dilaksanakan pada tanggal 23-24 April 2016 di Taman Budaya Cak Durasim Surabaya dengan jumlah peserta yang lolos 36. Saya berangkat kembali ke Surabaya waktu itu karena sudah di Bogor. Selama 2 hari 1 malam, kami melakukan diskusi, pementasan kesenian, simulasi pameran, kegiatan sosial di Dinas Sosial Surabaya, dan presentasi. Selang sehari kemudian, diumumkan kandidat peserta PPAN dan saya akhirnya mewakili Jawa Timur untuk SSEAYP ini. Saya masih terkejut saat kondisi pengumuman itu, karena saya perjalanan kembali ke Bogor. Saya diberikan waktu 3 hari untuk melengkapi semua persyaratan seperti SKCK, Surat Izin Orang Tua, Surat Kesehatan dari rumah sakit di mana saya berdomisili, dan berkas pendukung lainnya. Akhirnya, saya kembali ke Bogor hanya untuk mengambil paspor dan sertifikat, kemudian kembali ke Jawa Timur-Bojonegoro untuk mendapatkan SKCK, Surat Izin Orang Tua, dan langsung ke Surabaya untuk penyerahan berkas.

Ini merupakan kebanggaan dan saya bersyukur dapat mewakili provinsi saya Jawa Timur, karena seleksinya sangat ketat, terlebih “Arek-Arek Jawa Timur” merupakan pemuda-pemudi yang sangat hebat dan luar biasa. Selain itu, saya juga sangat bangga terhadap diri saya, saya dapat melampaui batas maksimal saya, berjuang untuk mendapatkan kesempatan PPAN mewakili provinsi saya.

Pembengkalan dan Keberangkatan

Setelah diumumkan menjadi perwakilan SSEAYP dari Jawa Timur, selama hampir 5 bulan, saya melakukan pembekalan bersama alumni dari Provinsi Jawa Timur dan juga mengikuti PDT (Pre-Departure Training) di awal Oktober 2016. Selama pembekalan provinsi, setiap bulannya saya ke Jawa Timur untuk melakukan semua persiapan seperti latihan menari, diskusi, mencari sponsor dan semua hal untuk mewakili provinsi saya.

Kegiatan selama PDT.
Kegiatan selama PDT.

Di awal Oktober, mulailah PDT (Pre-Departure Training) dan akhirnya saya bertemu dengan 28 pemuda perwakilan 28 provinsi yang sangat luar biasa. Training ini dilaksanakan di Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Kementerian Perindustrian Republik Indonesia selama kurang lebih 2 minggu. Persiapan yang kami lakukan sangat banyak. Hal ini bertujuan agar kami dapat memberikan performa yang terbaik untuk Indonesia. Saat karantina, kami sudah harus bangun pukul 4 pagi dan dilanjutkan dengan olahraga dan latihan baris berbaris. Dari pagi sampai malam aktivitas sudah terjadwal dengan baik sampai malam.

Saat PDT kami melakukan berbagai persiapan seperti :

  • Kelas Kesenian (bertujuan untuk persiapan pementasan kesenian untuk 3 minutes performance di tiap Country Program dan National Presentation Day (pertunjukan 1 jam tentang budaya dan kesenian di  atas kapal)
  • Kelas Diskusi (bertujuan untuk mempersiapkan Discussion Group selama program)
  • Kelas Club Activity (bertujuan untuk mempersiapkan Club Activity selama program)
  • Kelas Solidarity Group dan Voluntary Activity (bertujuan untuk mempersiapkan kegiatan Solidarity Group dan Voluntary Activity)
  • Kelas Pameran (bertujuan untuk mempersiapkan dan simulasi pameran saat Japan-ASEAN Youth Leader Summit/YLS)
  • Kelas Personality
  • Pelatihan Public Speaking dan Communication Skill oleh Kak Pramita Andini (News Presenter)
  • Sharing Session, yang menghadirkan Alumni SSEAYP seperti HE AM Fachir, Wakil Menteri Luar Negeri RI; HE Rahmat Pramono, Duta Besar/Perwakilan tetap RI untuk ASEAN; sesi oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia; sesi oleh Ibu Masruroh, Kepala Bidang Pameran Pasar Asia Tenggara Kementerian Pariwisata Republik Indonesia; juga sesi dari Bapak Al Busyra Basnur – Direktur Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri RI; dan berbagai sesi sharing yang lainnya
Pembekalan sebelum keberangkatan. Kredit foto: SSEAYP International Indonesia
Pembekalan sebelum keberangkatan.
Kredit foto: SSEAYP International Indonesia
  • Youth Communities Presentation (bertujuan untuk mempersiapkan ide dan juga diskusi saat di program nanti)
  • Berkunjung dan bersilaturahmi dengan Menteri Pemuda dan Olahraga Bapak H.E. Imam Nahrawi
  • Kunjungan ke Kedutaan Jepang di Jakarta
  • City Exploration

Kegiatan dalam PDT di atas hanya beberapa persiapan saja, masih banyak kegiatan yang kami persiapkan seperti attire, sponsorship, packing barang kontingen yang akan di bawa ke Jepang, dan hal-hal kecil namun penting lainnya. Pada tanggal 23 Oktober 2016, kami melakukan upacara Pengukuhan Delegasi Indonesia sebelum keberangkatan ke Jepang. Saat Upacara Pengukuhan, kami melakukan simulasi Pentas Kebudayaan, simulasi presentasi, dan juga upacara. Di sana kami mendapat motivasi dan dukungan penuh sebelum esoknya kami harus berangkat ke Jepang.

Lalu bagaimana perjalanan Ranitya Nurlita berlayar bersama duta muda lainnya selama 52 hari? Simak cerita berikutnya bulan depan di Indonesia Mengglobal!


BAGIKAN
Berita sebelumyaHow A Local Indonesian Graduate Scored An Internship In DC And How You Can Too!
Berita berikutnyaTo bid a farewell to the United Kingdom
Ranitya Nurlita (Lita) adalah Mahasiswa Manajemen Sumber Daya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor (IPB). Lita memiliki mimpi menjadi seorang environmetalist dan juga pengusaha yang berfokus pada bidang lingkungan. Ranitya memiliki komitmen besar pada isu lingkungan internasional dan berinisiatif besar terhadap perubahan dengan menjadi delegasi Indonesia dalam Forum Pemuda Internasional di berbagai negara seperti Azerbaijan, Bangladesh, Kamboja, Tiongkok, India, Jepang, Malaysia, Filipina, Singapura, Turki, dan Amerika Serikat. Selain sebagai mahasiswi, Ranitya juga pernah menjabat menjadi Presiden HiLo Green Community di lebih dari 18 kota di seluruh Indonesia, Tim Indonesia Bebas Sampah 2020, Pendiri dan Project Director ASEAN Reusable Bag Campaign di negara-negara ASEAN bersama YSEALI, dan berbagai stakeholder yang lainnya. Ranitya menjadi Duta Muda Indonesia dengan menjadi perwakilan Indonesia dalam the Ship for Southeast Asian and Japanese Youth Program (“SSEAYP”). "Always be learner" merupakan moto hidupnya. Belajar dapat kapanpun dan dimanapun. Ranitya melakukannya dengan menjadi volunteer, mentor, dan pembicara di berbagai kegiatan dan seminar lingkungan, dan kemudian belajar dari orang-orang yang dia temui. Kisah Inspirasi Ranitya dia tuliskan melalui #RanityaStories di sosial media, ketiga bukunya dengan menjadi Kontributor dalam Miso Soup E-Book www.ranityanurlita.wix.com/misosoup , Climacteric, dan Abroad You(th), Blog dan juga linkedin melalui www.ranityanurlita.wordpress.com dan www.LinkedIn.com/in/ranityannurlita

1 KOMENTAR

  1. Kumpulan Hukum

    Memang suatu kebanggaan bagi diri pribadi kalau sudah bisa mengharumkan nama bangsa indonesia di negara tetangga.
    Saya selaku mahasiswa Unwahas dari lulusan pesantren, mempunyai harapan kelak mampu seperti mas yang mengharumkan nama baik indonesia.
    Terimakasih semoga menjadi inspirasiku

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here