Indonesia Matters: Membangun Negeri Melalui Konstruksi

0
2500
Hiking at Mt. Tongariro

Saat ini, industri konstruksi di Indonesia sangat berkembang pesat. Namun, terdapat beberapa permasalahan yang dihadapi oleh dunia konstruksi di Indonesia. Dalam rangka merayakan ulang tahun Indonesia Mengglobal dengan tema “Indonesia Matters: Global Impacts from Within”, kontributor Yohanes Adi Tedjo Kusumo (Tedjo), alumnus Master of Engineering Studies in Construction Management di The University of Auckland, membagikan cerita tentang masalah dan solusi apa yang dapat diaplikasikan di dunia konstruksi Indonesia. 

***

Halo semua, perkenalkan saya Yohanes Adi Tedjo Kusumo. Saya saat ini baru saja (akhirnya) menyelesaikan pendidikan Master of Engineering Studies in Construction Management dari The University of Auckland, New Zealand. Disini saya akan cerita sedikit tentang permasalahan dunia konstruksi di Indonesia dan bagaimana manajemen konstruksi dapat menjadi jawaban atas segala permasalahan itu.

Konstruksi di Indonesia

Saat ini kita semua melihat pertumbuhan yang masif dari industri konstruksi di indonesia. Dalam setengah dekade terakhir, dalam kurun waktu 2014-2018, kita melihat hampir seluruh infrastruktur krusial dibangun. Hampir seluruh bagian Jawa dan Sumatera terkoneksi dengan adanya tol, pelabuhan membawa keadilan logistik bagi pulau-pulau Timur Indonesia, dan bandara membuka peluang baru yang sebelumnya hanya angan. In short, infrastructure will be able to provide economic justice by building the fundamental facilities and system in Indonesia.

Walaupun industri konstruksi secara makro adalah salah satu industri yang memiliki peran penting dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia, perkembangannya tidak signifikan dan dapat dibilang sebagai ilmu yang masih sangat tradisional. Tidak banyak inovasi dalam beberapa dekade terakhir, baik dalam teknologi maupun penerapannya. Hal ini pun akhirnya hanya menimbulkan permasalahan klise yang itu-itu saja dan tidak terselesaikan, seperti proyek mangkrak, out of budget, dan yang paling membuat jengah adalah korupsi. Saking jengkelnya, pernah teman saya bilang: “In Indonesia, corruption is not about right or wrong, it is a system, dari dulu ya sudah begitu. It is only about do you have a courage to do it or not.” Seperti Murphy’s law katakan, “Anything that can go wrong will go wrong.” Memang sebuah balada insan muda.

Saya melihat permasalahan utama yang memungkinkan maraknya korupsi di dunia konstruksi Indonesia adalah kurangnya transparansi dan informasi di dalam sistem birokrasi yang rumit dan kompleks (anjay). Hal sebaliknya terjadi di New Zealand, dimana transparansi sangat dijunjung tinggi dan pengurusan administrasi sangat gampang. Karena teman saya bilang “dari dulu ya sudah begitu,” saya percaya pasti ada cara baru yang dapat diterapkan untuk menjawab tantangan-tantangan yang ada di dalam dunia konstruksi Indonesia saat ini yang dapat diterapkan dari sudut pandang manajemen konstruksi.

South Island Trip at Roy’s Peak
South Island Trip at Roy’s Peak

Inovasi Dunia Konstruksi

Permasalahan-permasalahan yang ada dalam dunia konstruksi saat ini dapat diantisipasi dan segala risiko yang ada dalam berjalannya proyek pun dapat di-manage. Dalam segala proyek, kita pasti mengetahui trinity of project management, yg terdiri dari cost, quality, and time, yang menjadi faktor suksesnya suatu proyek. Ditambah satu faktor penting menurut saya yang akan menjadi dasar dan batasan kita dalam mengerjakan sebuah proyek, hal itu adalah hukum kontrak. Empat elemen sederhana inilah yang menjadi lingkup manajemen konstruksi dan juga menjadi critical success factor suatu proyek konstruksi.

Berarti dalam hal ini, empat elemen inilah yang harus menjadi pertimbangan yang serius untuk dapat memaksimalkan proyek konstruksi. Dalam hal ini, penerapan inovasi manajemen serta disruption of technology menjadi faktor-faktor utama yang dapat dikembangkan dan diaplikasikan untuk mengelola cost, quality, time, dan contract dalam dunia konstruksi.

“Old Choral” Buddy
“Old Choral” Buddy

Beberapa metode yang saya pelajari selama kuliah master dan beberapa sudah berhasil diterapkan di perusahaan konstruksi New Zealand, yang akan sangat mungkin diterapkan di Indonesia adalah:

  • Lean Construction

Industri konstruksi memiliki proyek yang sangat unik dan tidak pernah sama. Kata “unik” ini pun berarti memilki pengertian risiko yang dapat di-manage pun akan lebih beragam. Konsep lean construction adalah meningkatkan value dari sebuah proyek dan meminimalkan waste. Metode lean construction seperti last planner system (meningkatkan realibiltas produksi dengan cara membuat jadwal dan rencana yang dapat diandalkan dan selalu dievaluasi) dan buffer management (menghindari student’s syndrome dan Parkinson’s law).

  • Smart Contracts

Konflik atau disputes dalam dunia konstruksi sering sekali terjadi yang memakan banyak biaya dan waktu. Banyak hal yang menyebabkan konflik dalam proyek konstruksi, namun satu hal yang menjadi permasalahan utama adalah manusia itu sendiri yang menjadi sumber yang tidak bisa dipercaya (aku selalu salah mz). Dalam hal ini, smart contracts, yang sering sekali diidentifikasikan dengan blockchain dan bitcoin, dapat membantu untuk mengurangi disputes di dunia konstruksi. Smart contract memiliki logika operasi “if x is true, then y will a result” sehingga dengan cara ini kontrak konstruksi dapat berjalan sesuai coding yang telah dibuat dan mengurangi intervensi manusia.

  • Building Information Modelling

Yang ini pasti sudah jelas banyak diketahui oleh semua anak konstruksi dan lagi booming di perusahaan-perusahaan konstruksi di tanah air untuk diterapkan. Menurut saya BIM memilki tiga kata kunci yang menjadikan penerapannya sangat penting di dalam dunia konstruksi, yaitu informasi, visualisasi, dan kolaborasi. 5-D BIM yang merupakan kombinasi 3-D Cad + Scheduling (Time) + Estimating (Cost) akan menjadi proyek masa depan dengan cara meningkatkan value dan safety di awal perencanaan (3D), perencanaan penjadwalan (4D), dan ditambah dengan Budget tracking (material, alat, dan manpower).

  • Smart Sensors

Penggunaan smart sensors di dunia konstruksi akan sangat bermanfaat untuk berbagai hal. Smart sensors secara otomatis mampu untuk mengukur progres proyek secara real time (laser scanner), mengidentifikasi kegagalan struktur, melacak posisi material apakah sudah terpasang di posisi yang tepat (low-energy Bluetooth), dan juga meningkatkan construction safety management (GPS, RFID, etc).

  • Virtual Reality/Augmented Reality

Virtual Reality dan Augmented Reality digunakan oleh para pelaku dunia konstruksi sebagai bentuk visualiasi progres suatu proyek tanpa harus datang ke proyek. Tentu teknologi ini mampu untuk meningkatkan kolaborasi serta dapat meningkatkan value ke klien dengan cara meningkatkan customer experience.

Metode-metode tersebut secara langsung menawarkan efisiensi, transparansi, dan juga kolaborasi yang saat ini sangat dibutuhkan dalam dunia konstruksi Indonesia. Walaupun kita masih cukup jauh untuk mengejar dan beradaptasi dengan teknologi-teknologi di atas, saya yakin kita mampu mengaplikasikannya dalam skala luas dalam waktu yang tidak jauh dan membuat wajah konstruksi Indonesia yang lebih baik.

***
Sumber foto: Yohanes Adi Tedjo Kusumo


BAGIKAN
Berita sebelumyaIndonesia Matters: Bridging the gap between deaf and hearing community
Berita berikutnyaPromoting Indonesia to the World
Yohanes Adi Tedjo Kusumo (Tedjo) is a graduate of the University of Auckland, majoring in Master of Engineering Studies in Construction Management, in 2019. Tedjo is an Awardee of the New Zealand ASEAN Scholarship, a full scholarship by the New Zealand government, in 2017. Before continuing his master study, he was studying in Universitas Gadjah Mada (UGM) majoring in Civil Engineering. Tedjo Kusumo is deeply passionate in Project Management, Offshore-Marine Construction, Disruption of Technology in Construction Industry, and Renewable Energy. Catching up with Tedjo more on email adi.tedjokusumo@gmail.com and Instagram @aditedjo.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here