Marie-Sklodowska Curie Action (MSCA): Beasiswa Doktoral Bergengsi di Eropa, Tapi Belum Terdengar di Indonesia

0
1837
Saat melakukan penelitian di Lab yang ada di institusi tuan rumah (host) – BETA Technological Center

Tak banyak riuh dan perbincangan tentang beasiswa ini di kalangan scholarship hunters di Indonesia. Nama-nama pemberi beasiswa yang sudah masyhur di Indonesia seperti Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), Fulbright, Chevening, dan Australia Awards Scholarships (AAS) membuat beasiswa ini kurang dilirik. Padahal, beasiswa MSCA tak kalah bergengsinya dengan pemberi beasiswa di atas. Penyebaran informasi yang kurang masif dan sedikitnya alumni dari beasiswa ini khususnya di Indonesia menjadi salah satu penyebabnya. Pada kenyataannya, beasiswa ini menjadi beasiswa favorit di kalangan pelajar Eropa, khususnya untuk jenjang doktoral. Pada artikel ini, Ipan, salah satu mahasiswa penerima beasiswa MSCA akan mengupas dan memberi informasi terkait beasiswa ini.


Mengenal Lebih Dekat Beasiswa Marie Sklodowska-Curie Action

Marie Sklodowska Curie Action adalah salah satu program yang diluncurkan oleh pemerintah Eropa untuk program Doktoral dan Pascadoktor (post-doctoral). Tujuan utama diluncurkan program ini adalah untuk memfasilitasi peneliti-peneliti di semua jenjang karier yang ada, mulai dari peneliti pemula hingga peneliti senior.

Selain itu juga, program ini juga bertujuan untuk meningkatkan research skills dengan berbagai pelatihan yang melibatkan institusi di semua sektor dan disiplin ilmu. Universitas, NGO, dan research center yang terlibat dalam program ini tersebar di seluruh Eropa hingga ke Asia dan Amerika Latin.

Menurut statistik, sampai tahun 2020, ada lebih dari 1.000 program doktoral yang ditawarkan oleh MSCA, dan terbuka untuk peneliti di semua bidang keilmuan dan diperuntukan untuk semua kewarganegaraan dengan beberapa jenis formasi yang bisa dipilih oleh calon pelamar MSCA, tergantung dari jenjang karier penelitiannya.Beberapa formasi yang dapat dipilih, yaitu (1) Doctoral Networks; (2) Postdoctoral Fellowships; (3) Staff Exchange; dan (4) COFUND.

Seluruh deskripsi program MSCA, dapat diunduh di : www.ec.europe.eu. Tetapi dalam tulisan ini, saya akan memaparkan formasi yang saya dapatkan yaitu Doctoral Networks, khususnya Innovative Training Networks (ITN).

Doctoral Networks – Innovative Training Networks (ITN)

Pada akhir tahun 2019, saya terpilih menjadi penerima beasiswa Doctoral Networks – ITN oleh panelis MSCA. Proses seleksi beasiswa ini sangatlah cepat, tidak butuh berbulan-bulan dari proses registrasi hingga pengumuman akhir. Seingat saya, hanya butuh kurang dari tiga minggu hingga saya dinyatakan lulus sebagai PhD candidate.

Tim BETA Technological Center
Tim BETA Technological Center

Formasi Doctoral Networks – ITN ini sangatlah unik dibandingkan formasi MSCA yang lain. Tak butuh proposal doktoral, tak perlu repot menyiapkan judul penelitian dan bingung mencari-cari topik riset. Semua hal terkait penelitian sudah dirangkum dalam satu proyek besar atau dikenal dengan Horizon 2020. Sebagai contoh, proyek PhD yang saat ini saya dapatkan bernama REFLOW (phosphorus recovery for fertilizer from dairy processing wastewww.etn-reflow.eu). Dalam proyek ini, ada 14 universitas mitra dan 10 organisasi mitra di seluruh Eropa dan 13 kandidat PhD (Early-stage researcher – ESR). Uniknya lagi, pelamar tidak perlu memilih universitas dan organisasi mitra mana untuk melakukan riset.

Pada tahun 2019, REFLOW memiliki 13 sub-proyek (ini akan menjadi topik penelitian dan disertasi) yang bisa dipilih oleh pelamar. Sebagai contoh, saya melamar di posisi ESR02 dengan sub-proyek “Phosphorus Mineralisation – Technological Approach”. Di dalam Term of Reference (TOR) dari ESR02, University of Vic, University of Central Catalunya (UVIC-UCC) dan BETA Technological Center yang berlokasi di Spanyol menjadi host untuk melakukan penelitian di hampir seluruh waktu studi. Host juga bertanggung jawab untuk menyediakan fasilitas pendukung penelitian dan memberikan living allowance. Selain itu juga, saya sebagai ESR02 akan resmi terdaftar sebagai mahasiswa doktoral di UVIC-UCC tersebut. Untuk komponen beasiswa Doctoral Networks – ITN akan dijelaskan di bagian selanjutnya.

Seperti yang sudah dikemukakan di atas, formasi MSCA untuk Doktoral Networks – ITN mengharuskan untuk melakukan network atau penelitian berkesinambungan. Artinya di sini, seluruh ESR (13 ESR yang sudah terdaftar) akan terbagi menjadi 3 grup.

ESR01 hingga ESR06 akan melakukan pengembangan teknologi untuk merecover fosfor sebagai alternatif pupuk berbahan kimia. Kemudian pupuk yang dihasilkan oleh ESR01-ESR06 akan dites dan dianalisis oleh ESR07-ESR09 terkait ketersediaannya untuk tanaman (ESR007-ESR09 adalah para agronom). Setelah itu, analisis pasar dan pengembangan bisnis untuk pupuk yang dihasilkan ini akan dianalisis oleh ESR11-ESR13. Jadi, ESR01 hingga ESR13 berbagi data dan fakta demi menyelesaikan Proyek REFLOW ini.

The REFLOW´s Early Stage Researchers - Dari kiri ke Kanan (ATAS) – Nidal Khalaf (ESR03), Yihuai Hu (ESR08), Angel Velasco (ESR07), Jaroslaw Chuzicki (ESR04), Pablo Binder (ESR01). Dari kiri ke kanan (BAWAH) – Marta Behjat (ESR11), Vishal Zende (ESR006), Ipan Hidayat (ESR02) and Claver Nimviyimana. Tak ada di foto : Olha Khomenko (ESR09), Wenxuan Xi (ESR10), Sergio Garmendia (ESR13) and Jan Philip (ESR14)
The REFLOW´s Early Stage Researchers – Dari kiri ke Kanan (ATAS) – Nidal Khalaf (ESR03), Yihuai Hu (ESR08), Angel Velasco (ESR07), Jaroslaw Chuzicki (ESR04), Pablo Binder (ESR01). Dari kiri ke kanan (BAWAH) – Marta Behjat (ESR11), Vishal Zende (ESR006), Ipan Hidayat (ESR02) and Claver Nimviyimana. Tak ada di foto : Olha Khomenko (ESR09), Wenxuan Xi (ESR10), Sergio Garmendia (ESR13) and Jan Philip (ESR14)

Proses Seleksi Beasiswa MSCA – Doctoral Networks

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, proses seleksi beasiswa ini sangatlah singkat. Proses seleksi dan informasi proyek sangat terbuka dan dapat diakses di tautan berikut www.euraxess.ec.europa.eu. Di tautan ini, kalian bisa mengakses ribuan bahkan ratusan ribu open positions untuk Doctoral Networks – ITN.

Pada saat saya mendaftar, dokumen yang diminta cukup sedikit, yaitu curriculum vitae (CV), ijazah dan transkrip nilai program S2, motivation letter, dan 2 surat rekomendasi dari pembimbing akademik atau seseorang yang memiliki kaitan dengan kalian. Syarat bahasa yaitu IELTS (6,5 – 7,0) menjadi syarat wajib untuk melamar. Pada kasus saya, saya tidak menyertakan sertifikat IELTS karena ijazah S2 luar negeri sudah bisa mewakili/pengganti sertifikat IELTS. Satu lagi hal yang paling mendasar untuk melamar beasiswa Doctoral Networks – ITN ini adalah pendaftar harus berada pada 4 tahun pertama karier riset (early stage), terhitung sejak lulus dari magister atau S2. Cara lain untuk menghitung 4 tahun karier riset adalah dengan menghitung masa melakukan penelitian full time atau paruh waktu (1 hari setara dengan 8 jam bekerja) dan dikalikan dengan 4 tahun.

Setelah saya melamar pada portal yang sudah disebutkan di atas, saya mendapatkan e-mail notifikasi bahwa dokumen yang saya kirim memenuhi syarat dan sekaligus diundang untuk mengikuti wawancara. Di tahap wawancara ini, saya diwawancarai oleh 5 orang panelis. Dua panelis dari host (dalam hal ini UVIC-UCC), dan tiga panelis dari European Commission. Wawancara berlangsung sekitar 45 menit dengan diskusi-diskusi terkait penelitian dan pengetahuan tentang proyek yang telah dipilih. Setelah itu, sekitar 4 hingga 5 hari dari proses wawancara tersebut, saya mendapatkan e-mail notifikasi lagi bahwa saya diterima di Proyek REFLOW dengan posisi ESR02 yang saya lamar.

Kemudian muncul pertanyaan, bagaimana langkah bisa lulus beasiswa bergengsi ini? Singkatnya, pendaftar harus memiliki pengalaman riset yang kuat di bidang penelitian yang ditawarkan. Semakin kuat penguasaan risetnya, panelis akan semakin tertarik untuk berdiskusi saat wawancara. Motivation letter juga merupakan kunci untuk memperkenalkan atau “menjual” keahlian para pendaftar pada panelis. Buatlah motivation letter yang menggugah dan meyakinkan panelis karena motivation letter akan mewakili kalian berbicara secara tidak langsung. Untuk tips dan trik lulus beasiswa ini, mungkin akan saya tulis di kesempatan lain.

Zoom meeting dengan seluruh ESR, panelis, 14 universitas mitra, dan 10 organisasi mitra
Zoom meeting dengan seluruh ESR, panelis, 14 universitas mitra, dan 10 organisasi mitra

Rincian Pembiayaan yang Ditanggung oleh Doctoral Networks – ITN

Seperti studi doktoral pada umumnya, beasiswa ini membiayai perkuliahan hingga 36 bulan atau setara dengan 3 tahun full time. Rincian pembiayaannya, yaitu biaya hidup bulanan (living allowance) sebesar 3.100 EUR/bulan, family allowance sebesar 500 EUR/bulan (harus mengirim buku nikah yang sudah di terjemahkan), mobility allowance sebesar 600 EUR/bulan. Biaya di atas belum dipotong pajak, asuransi kesehatan, dan social security. Tetapi jangan khawatir, besaran beasiswanya sudah sangat cukup untuk hidup sebulan di Spanyol. Selain itu juga, beasiswa ini sudah menanggung tuition fee selama 3 tahun masa studi S3. Jadi, tidak perlu repot-repot menyisihkan uang bulanan untuk membayar SPP.

Skema beasiswa ini juga mengharuskan ESR untuk melakukan secondment atau joint research di 2 sampai 3 institusi berbeda di Eropa. Masa secondment ini adalah maksimum sepertiga masa studi, tetapi biasanya hanya 6-9 bulan. Seperti kasus saya, saya mendatakan secondment di 2 tempat berbeda, yaitu di Swansea University (UK) selama 2 bulan dan Tegasc (Irlandia) selama 6 bulan. Semua biaya secondment ini akan dibayarkan atau ditanggung oleh beasiswa ini atau sering disebut sebagai training and networking cost. Selain itu juga, biaya konferensi, seminar, presentasi, summer school, winter school, dan publikasi juga akan ditanggung sepenuhnya oleh beasiswa ini.

GOOD LUCK untuk aplikasinya!!

*Semua foto disediakan oleh Penulis.
**Editor: Haryanto


 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here