Banyak faktor yang dipertimbangkan untuk melanjutkan kuliah di tingkat pascasarjana, mulai dari biaya, kesiapan diri, bahkan pengalaman kerja. Seringkali kita bingung apakah tidak apa-apa langsung melanjutkan kuliah ke jenjang S-2 setelah lulus S-1, atau akan lebih baik melanjutkan S-2 setelah kita memiliki pengalaman kerja selama beberapa tahun. Salah satu kolumnis Indonesia Mengglobal, Bima, memberikan pandangannya terkait pengalaman kerja dan sukarelawan yang membuat kuliah S-2 lebih maksimal.
***
Relevansi antara Pengalaman dan Materi Kuliah
Ketika kamu memiliki pengalaman kerja di bidang yang relevan dengan program studi yang kamu ambil, hampir dapat dipastikan kamu akan lebih cepat menyerap materi. Dari pengalaman yang kamu miliki kamu sudah terbiasa dengan istilah-istilah khusus di bidang tersebut. Kamu pun seperti membaca diari karena apa yang kamu pelajari sangat mirip dengan apa yang kamu lakukan sebelumnya. Saya teringat akan sulitnya melakukan perubahan di tempat kerja saya. Ternyata setelah mempelajari Organisational Development, saya menyadari pentingnya buy-in/dukungan dari pegawai lainnya untuk bisa melakukan perubahan.
Diskusi di dalam kelas merupakan aktivitas yang cukup umum. Akan ada sebuah pertanyaan terkait materi yang sedang diajarkan ataupun studi kasus yang relevan. Dengan pengalaman yang kamu miliki, kamu bisa mengutarakan pendapat yang relevan yang dan pastinya lebih percaya diri. Tak jarang apa yang kamu sampaikan berbeda dengan teori yang justru membawa diskusi lebih menarik.
Beberapa jenis tugas mengedepankan refleksi atas pengalaman pribadi. Jika kamu sudah memiliki pengalaman kerja ataupun sukarelawan, kamu akan lebih mudah merefleksikan teori yang sedang dibahas dengan apa yang telah kamu kerjakan sebelumnya. Selain itu juga, tugas lainnya menitikberatkan pada aplikasi teori di dunia kerja. Jika kamu sudah memiliki dasar berupa pengalaman, dengan adanya teori yang relevan, kamu akan lebih mudah menyusun kerangka berpikir untuk pengaplikasian teori secara konkret.
Nilai Tambah untuk Melamar Pekerjaan
Walaupun tujuan utama kuliah adalah untuk belajar, mencari pengalaman kerja di luar negeri akan menjadi nilai tambah ketika kamu pulang ke Indonesia. Perbedaan budaya organisasi dan sistem bekerja merupakan bekal yang sangat berharga dan sayang jika dilewatkan begitu saja. Memiliki pengalaman kerja yang sesuai akan menjadikan kamu kandidat yang diunggulkan.
Pekerjaan paruh waktu, terutama white-collar job, umumnya mensyaratkan kandidat untuk memiliki pengalaman kerja yang relevan. Misalnya saja sebagai Talent Acquisition Specialist kamu harus memiliki pengalaman recruitment selama 2 tahun. Saya sendiri mendapatkan program magang sebagai Event Management Intern berbekal pengalaman kerja sebagai Engagement Specialist selama 3 tahun. Pekerjaan saya sebelumnya berfokus pada penyelenggaraan acara untuk pelajar dan dewasa dan sesuai dengan program magang yang saya ikuti.
The University of Western Australia (UWA) sendiri memiliki program magang terintegrasi seperti Work Integrated Learning atau McCusker Centre for Citizenship. Meskipun pihak kampus sudah memiliki kerjasama dengan berbagai perusahaan dan organisasi, program ini sangatlah kompetitif dari segi pendaftarannya. Selain kamu harus bisa menjelaskan alasan keikutsertaan di program tersebut, kamu juga diminta untuk menunjukkan kelebihan diri. Jika kamu memiliki pengalaman kerja yang relevan, hal ini pastinya bisa menjadi nilai tambah aplikasi kamu.
Lebih Banyak Teman di Negara Lain
Pengalaman sukarelawan di organisasi juga bermanfaat untuk memperluas pertemanan kamu sebelum kamu kuliah. Kamu bisa mencari tahu mengenai negara atau kampus tujuan kamu sebelum berangkat. Bahkan ada kemungkinan kamu bisa bertemu dengan teman-teman organisasi yang memang tinggal di luar negeri sebagai Diaspora. Proses adaptasi kamu di negara atau kampus tujuan akan lebih mudah dengan adanya teman yang sudah menetap lebih dahulu dari kamu.
Indonesia Mengglobal salah satu organisasi yang memiliki pengurus tersebar di berbagai belahan dunia. Bisa saja kamu bertemu dengan teman-teman yang kebetulan berkuliah atau tinggal di negara tujuan kamu dan menjadi ajang reuni! Atau mungkin saja bertemu dengan pengurus lama, seperti saya di UWA bertemu dengan ex-Chief of Editor IM, Mas Yogi Saputra Mahmud. Jika kamu terpilih sebagai mentee di program IM Mentorship atau PhD Bootcamp kamu pun memiliki grup yang memiliki kampus atau negara tujuan yang sama. Akan sangat menyenangkan ketika kelompok kalian bersama-sama mengikuti mentorship program dan nantinya berangkat juga bersama-sama untuk kuliah.
Sebelum berangkat ke UWA di Perth saya aktif di organisasi Australia-Indonesia Youth Association (AIYA). Karena organisasi ini memiliki pengurus dan anggota yang tersebar di seluruh negara bagian Australia, saya sudah memiliki banyak teman di Australia sebelum saya berangkat. Ketika saya ingin mengunjungi Sydney, Melbourne, Adelaide atau negara bagian lainnya, saya selalu menghubungi teman-teman AIYA untuk sekadar bertemu ataupun meminta rekomendasi tempat makan dan wisata. Biasanya kami hanya bertemu secara daring, tetapi sekarang saya bisa bertemu dengan mereka di Australia secara langsung!
Pengalaman kerja dan sukarelawan yang saya miliki sebelum memulai perkuliahan sangat membantu dalam berbagai aspek, mulai dari proses belajar di kelas, mencari pengalaman kerja, serta memiliki lebih banyak teman di negara tujuan. Hal ini bukan menjadi sebuah kewajiban bagi kamu untuk memenuhinya sebelum lanjut kuliah, tetapi jadikan sebagai salah satu dari banyak pertimbangan yang kamu pikirkan sebelum kembali kuliah.