Melanjutkan perjalanan kita dari strategi penganggaran dasar yang dibahas di Bagian Pertama, lanjutan dari seri Tips Keuangan Praktis ini akan memberikan contoh nyata tentang bagaimana menerapkan strategi ini dalam kehidupan Mahasiswa Diaspora sehari-hari. Berdasarkan pengalaman saya, mari kita jelajahi bagaimana seorang mahasiswa Indonesia, katakanlah kandidat PhD di MIT di Boston, dapat mengelola keuangan mereka secara efektif. Di bagian akhir dari seri ini, kita akan menjelajahi berbagai strategi peningkatan pendapatan bagi mahasiswa Indonesia yang belajar di luar negeri. Meskipun studi akademik tetap menjadi fokus utama, penambahan pendapatan sampingan dapat secara signifikan meringankan kendala finansial selama menempuh ilmu di luar negri . Mari kita telusuri pekerjaan paruh waktu di kampus, bimbingan belajar baik di bidang akademik maupun non-akademik, dan freelancing sebagai opsi tambahan untuk mendapatkan additional income.

1. On-Campus Part-Time Job Opportunities

Banyak universitas, seperti Nanyang Technological University di Singapura, menawarkan peran paruh waktu kepada siswa. Posisi seperti asisten perpustakaan atau administratif umum dan biasanya dibayar antara $10 hingga $15 per jam. Pekerjaan ini tidak hanya menambah pendapatan Anda tetapi juga menawarkan pengalaman kerja yang berharga dalam jaring pengaman kampus universitas Anda. Untuk mahasiswa internasional, jika Anda ingin mengirim uang yang Anda terima ke luar negeri, mengelola penghasilan dari pekerjaan semacam itu dapat disederhanakan dengan Wise, memungkinkan untuk konversi dan transfer penghasilan Anda kembali ke rumah atau ke negara lain dengan biaya minimal dan kurs tukar yang kompetitif.

Tips Keuangan Praktis Mahasiswa Indonesia di Luar Negeri: Bagian Ketiga

(Work Study Scheme | NTU Singapore)

Tips Keuangan Praktis Mahasiswa Indonesia di Luar Negeri: Bagian Ketiga

(Find a job | MIT Student Financial Services)

2. Tutoring atau Bimbingan Belajar: Expanding Beyond Academia

Tutoring atau Mengajar (di beberapa Universitas disebut Assisten Dosen) adalah cara yang sangat baik bagi siswa untuk memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan mereka. Sementara bimbingan belajar akademik dalam mata pelajaran seperti matematika atau sains populer, ada juga permintaan untuk pelajaran dalam keterampilan non-akademik.

  • Academic Tutoring: Jika kamu unggul dalam area akademik tertentu, kamu bisa mendapatkan $15 hingga $25 per jam dengan mengajar mata pelajaran yang terkait dengan bidang studi kamu.
  • Non-Academic Tutoring: Talenta di bidang seperti musik (misalnya, piano), seni, memasak, atau bahkan olahraga dapat dimonetisasi. Misalnya, jika kamu mahir bermain piano, kamu bisa menawarkan pelajaran kepada siswa lain atau anggota komunitas setempat. Tarif untuk bimbingan belajar non-akademik dapat bervariasi secara luas tetapi menawarkan keterampilan unik ini dapat membedakan kamu dan membuka aliran pendapatan baru.

Beberapa platform bimbingan belajar yang lebih populer meliputi:

  • Tutor.com: Platform ini menawarkan berbagai mata pelajaran dan tingkat bimbingan belajar. Dikenal dengan proses aplikasi yang kompetitif tetapi menyediakan bimbingan belajar sesuai permintaan, kelas virtual, umpan balik yang dipersonalisasi, dan program sertifikasi tutor. Untuk bekerja dengan Tutor.com, kamu biasanya perlu menjadi mahasiswa tahun kedua atau lebih tinggi, atau memiliki gelar dari universitas terakreditasi di AS atau Kanada.
  • WyzAnt: Platform lain untuk bimbingan belajar online, WyzAnt menawarkan penjadwalan yang fleksibel dan opsi bimbingan belajar, dengan sistem yang mencakup filter pencarian tutor, ulasan dan peringkat siswa. Platform ini memungkinkan kamu untuk menetapkan tarif per jam kamu, tetapi biaya layanan bisa cukup tinggi.
  • Sylvan Learning: Meskipun mungkin memiliki ketersediaan pekerjaan bimbingan belajar yang lebih terbatas, Sylvan Learning adalah perusahaan bimbingan belajar yang mapan dan terkemuka yang menawarkan layanan untuk berbagai mata pelajaran. Fokus pada rencana pembelajaran yang dipersonalisasi dan alat pelacak kemajuan.

3. Freelancing: A World of Opportunities

Platform freelancing seperti Fiverr dan Upwork sangat baik untuk menemukan pekerjaan yang cocok dengan keterampilan kamu. Baik itu entri data, desain grafis, atau penulisan, platform ini menawarkan berbagai peluang. Beberapa hal yang kamu harus perhatikan adalah:

  • Ciptakan Niche Freelance Kamu: Evaluasi keterampilan kamu di luar akademik. Jika kamu memiliki bakat untuk desain grafis, penulisan, pemrograman, atau keterampilan lain, platform ini dapat menghubungkan kamu dengan klien.
  • Membangun Portfolio yang Kuat: Tampilkan keterampilan dan pekerjaan sebelumnya kamu. Mulai dengan proyek yang lebih kecil untuk membangun reputasi kamu.
  • Manajemen Waktu: Prioritaskan tugas kamu untuk menjaga keseimbangan antara freelancing dan studi kamu. Menyeimbangkan freelancing dengan studi adalah kunci.

Beberapa platform Freelancing yang lebih populer meliputi:

  • Upwork: Ideal untuk berbagai pekerjaan freelance mulai dari pengembangan web hingga pemasaran media sosial. Beroperasi pada skala biaya yang bergerak, memberi penghargaan kepada freelancer untuk hubungan jangka panjang dengan klien.
  • FlexJobs: Mengkhususkan diri dalam pekerjaan fleksibel dan jarak jauh, termasuk posisi freelance, paruh waktu, dan penuh waktu, di berbagai bidang. Ini adalah layanan berbasis langganan yang dikenal dengan daftar bebas penipuan dan jaminan uang kembali jika tidak puas dalam 30 hari pertama.
  • SimplyHired: Sebuah papan pekerjaan yang mengumpulkan daftar dari seluruh internet, menawarkan berbagai peluang freelance tanpa perlu akun. Menyediakan alat seperti pembangun resume untuk membantu freelancer meningkatkan peluang mereka untuk dipekerjakan.
  • Guru: Berfokus pada berbagai bidang termasuk pemasaran, pemrograman, dan administrasi. Menawarkan sistem pembayaran yang aman dan memungkinkan freelancer untuk menawar proyek. Rencana keanggotaan meningkatkan visibilitas profil dan akses ke pekerjaan.
  • PeoplePerHour: Platform ini sangat baik untuk freelancer yang mengkhususkan diri dalam penulisan konten, desain logo, dan pengembangan situs web. Menampilkan algoritma pencocokan pekerjaan AI dan memungkinkan freelancer untuk membuat paket layanan khusus.
  • Dribbble: Komunitas untuk bakat kreatif untuk menampilkan karya mereka dan menemukan peluang freelance, khususnya di bidang desain seperti ilustrasi, fotografi, dan desain web. Keanggotaan premium diperlukan untuk mengakses papan pekerjaan freelance.Upwork: Ideal for a wide range of freelance jobs from web development to social media marketing. It operates on a sliding fee scale, rewarding freelancers for long-term relationships with clients​​.

4. Balancing Work with Academic Responsibilities

Walaupun ada banyak peluang untuk bekerja paruh waktu, penting juga untuk kamu menemukan keseimbangan antara mendapatkan uang dan menjaga pekerjaan akademik. Pilih pekerjaan fleksibel yang selaras dengan jadwal studi kamu dan tidak membuat kamu kewalahan.

5. Exploring Creative Avenues

Di luar pekerjaan paruh waktu konvensional dan bimbingan belajar, pertimbangkan cara kreatif lain untuk menghasilkan uang. Ini bisa termasuk:

  • Fotografi: Jika kamu memiliki hasrat untuk fotografi, menjual foto kamu secara online atau menawarkan layanan fotografi untuk acara dapat menguntungkan.
  • Kerajinan dan Seni: Jika kamu artistik, pertimbangkan untuk menjual karya seni atau kerajinan kamu secara online.
  • Seni Pertunjukan: Berpartisipasi dalam acara budaya atau pertunjukan terkadang dapat menawarkan uang saku atau honorarium.

Key takeaways Balancing Budget and Lifestyle

Hidup dengan anggaran terbatas di Luar Negri membutuhkan disiplin dan perencanaan keuangan yang cerdas. Kunci stabilitas finansial di luar negeri terletak tidak hanya pada penghematan tetapi juga bagaimana kita bisa meningkatkan pendapatan kita.

Tips Keuangan Praktis Mahasiswa Indonesia di Luar Negeri: Bagian Ketiga
BAGIKAN
Berita sebelumyaRefleksi Pengalaman Lebaran di New York: Antara Kebersamaan dan Keberagaman
Berita berikutnyaMemaksimalkan Fasilitas Kampus Guna Mengatasi Perbedaan Sistem Akademik: Kisah Adaptasi Mahasiswa Indonesia di Negeri Maple
Ignatius Aditya is an Alumni and Contributor of Indonesia Mengglobal. He was the former Mentorship Director as well as the Content director and Columnist for Asia, Middle East, and Africa for Indonesia Mengglobal since 2017. With over 5 years of experience in the space and professionally in Financial Services (Corporate and Investment Banking with an American Bank), he brings a wealth of experience in Financial Literacy, Global International Payments, Asian higher education system, global executive professional education, as well as distance-based learning, for both STEM and Business areas. He's a proud alumnus of Nanyang Technological University Singapore, a recipient Harvard Business School of Credential of Readiness and a Chartered Financial Analyst (CFA). Aditya was born and raised in Solo and is now a Singapore Permanent Resident.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here