Menjadi Suara Pemuda di G20: Pengalaman Angelo Wijaya di Youth20 Summit Italy 2021

0
712

Suara pemuda merupakan salah satu komponen penting dalam perumusan kebijakan luar negeri. Melalui kegiatan kepemudaan Y20 Summit yang diadakan di Italia, Angelo Wijaya, kontributor Indonesia Mengglobal, berkesempatan untuk menyuarakan aspirasinya dalam isu pembangunan internasional. Dalam artikel ini, Angelo membagikan pengalamannya mengikuti seleksi hingga terpilih menjadi salah satu delegasi Indonesia di Y20 Summit Italy 2021.     

 

Tahun ini, Italia menjadi tuan rumah dari G20, perkumpulan 20 ekonomi terbesar di dunia. Anggota-anggota dari G20 antara lain Argentina, Australia, Brazil, Kanada, Tiongkok, Uni Eropa, Prancis, Jerman, India, Indonesia, Italia, Jepang, Meksiko, Rusia, Saudi Arabia, Afrika Selatan, Korea Selatan, Turki, Inggris Raya, dan Amerika Serikat.

G20 sendiri bukan hanya pertemuan antarpejabat pemerintah anggota G20. Banyak pemangku kepentingan lainnya, seperti perwakilan pemuda, perempuan, bisnis, dan masyarakat sipil yang diundang untuk memberikan masukan bagi pembuatan kebijakan di G20. Mereka diwakilkan melalui kanal-kanal yang dikenal sebagai engagement groups seperti Youth20, Women20, Business20, Civil20, dan sebagainya.

Sebagai salah satu anggota dari G20, Indonesia setiap tahunnya aktif terlibat dalam G20 maupun kelompok keterlibatan lainnya, seperti Youth20 atau yang lebih sering disebut sebagai Y20. Tahun ini, saya berkesempatan untuk mewakili para pemuda Indonesia di Y20 dan bernegosiasi dengan 19 delegasi lainnya terkait isu “Inovasi, Digitalisasi, dan Masa Depan Pekerjaan”. Ada dua isu lainnya yang dibahas dalam Y20 Summit 2021 Italy, yaitu isu “Keberlanjutan, Perubahan Iklim, dan Energi” serta isu “Inklusi dan Kesetaraan Kesempatan” yang masing-masing diwakili oleh satu orang pemuda Indonesia.

Sebelum saya bercerita lebih lanjut mengenai apa saja yang kami lakukan dalam proses negosiasi Y20 vis-à-vis 19 delegasi lainnya, saya akan bercerita sedikit mengenai proses seleksi kami menjadi delegasi Indonesia untuk Y20 Summit 2021 Italy.

 

Bersama Bapak Sherpa G20 dan tim dari Y20 Summit Italy
Bersama Bapak Sherpa G20 dan tim dari Y20 Summit Italy

 

Proses Seleksi

Proses seleksi delegasi Indonesia untuk Y20 Summit 2021 Italy dibuka pada awal tahun 2021 untuk umum. Proses seleksinya pun cukup straight-forward, di mana peserta seleksi diminta untuk mengumpulkan formulir CV sesuai dengan template yang disediakan beserta dengan sebuah esai pendek terkait isu yang menjadi concern utama kandidat. Setelah lolos pada tahap seleksi, peserta akan di-shortlist sebelum akhirnya diundang untuk mengikuti wawancara dengan alumni Y20 dari tahun sebelumnya.

Alumni Y20 dari Indonesia datang dari berbagai latar belakang. Saat ini, banyak dari mereka yang bekerja di bidang politik, pemerintahan, bisnis, consulting, peneliti, maupun bekerja untuk organisasi internasional seperti Bank Dunia dan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

 

Proses Persiapan Menuju Y20 Summit 2021 Italy

Setelah kami bertiga ditetapkan menjadi delegasi resmi Indonesia untuk Y20 Summit 2021 Italy, kami dibekali dengan berbagai informasi dan pengalaman yang dibagikan langsung oleh para alumni Y20 yang berasal dari Indonesia. Kami juga mendapatkan bekal dari Sherpa G20, yang merupakan pejabat Pemerintah Republik Indonesia yang bertanggung jawab untuk mengkoordinasi keterlibatan Indonesia di G20.

 

Audiensi bersama Bapak Sherpa G20
Audiensi bersama Bapak Sherpa G20

 

Selama proses persiapan, kami melakukan setidaknya tiga focus group discussions (FGDs) pada masing-masing topik prioritas Y20 2021 yang dihadiri oleh lebih dari 1.000 pemuda dari lebih dari 30 provinsi di Indonesia. Kami juga bekerja sama dengan UNICEF Indonesia untuk menjaring masukan dari lebih dari 5.000 pemuda dari berbagai daerah di Indonesia. Hasil-hasil dari proses persiapan ini kemudian kami kristalisasi menjadi proposal dari pemuda Indonesia yang kami serahkan kepada presidensi Y20 2021, yaitu Italia.

Kami juga berkesempatan untuk berdialog dengan jejaring pemuda internasional yang tergabung dalam UNFCCC Race to Zero Fellows, OECD Youthwise Youth Advisory Board, serta staf pemuda di institusi keuangan internasional (IFIs) seperti Bank Dunia dan IMF. Selama proses, kami juga mendapatkan berbagai materi workshop dari UNICEF, OECD, UNEP, UNIDO, UN Women, dan Bank Dunia. Proses persiapan ini dimulai pada bulan Februari hingga beberapa saat sebelum KTT Pemuda G20 yang dilaksanakan pada bulan Juli 2021.

 

Proses Negosiasi

Dalam mengadvokasikan suara pemuda Indonesia di tataran G20, ketiga delegasi Indonesia banyak melakukan lobbying terhadap delegasi lainnya, serta kerap memiliki inisiatif untuk menginisiasi pertemuan-pertemuan informal. Salah satu legacy delegasi Indonesia adalah “coffee chat” di mana kami mempertemukan para delegasi lainnya untuk membahas isu-isu prioritas Y20 2021 secara informal dengan tujuan untuk membangun kepercayaan (confidence building) di antara para delegasi yang hadir.

Tidak jarang para delegasi menemui jalan buntu (deadlock), sehingga para delegasi memutuskan untuk menunda negosiasi formal dan mengambil waktu untuk berkonsultasi secara informal. Proses negosiasi formal ini dimulai pada bulan Mei hingga hari terakhir KTT pada bulan Juli 2021.

 

Hasil Y20 Summit 2021 Italy

Hasil dari negosiasi panjang yang dilakukan oleh para delegasi selama lebih dari tiga bulan akhirnya dikristalisasi ke dalam sebuah dokumen yang disebut dengan “Y20 Communique”. Dokumen ini telah diserahkan kepada para pemimpin G20 melalui G20 Sherpa Italia pada hari terakhir KTT Pemuda G20 2021. Communique ini berisi rekomendasi kebijakan mengenai isu-isu strategis yang memiliki peran penting dan dampak besar bagi anggota-anggota G20. “Y20 Communique” merupakan salah satu bahan pertimbangan hasil akhir proses G20, yaitu“G20 Leaders’ Declaration” yang akan dikeluarkan pada KTT G20 Italia pada Oktober 31 mendatang.

Beberapa kepentingan pemuda Indonesia yang sebelumnya telah dikumpulkan melalui FGD dan survei berhasil diperjuangkan dan menjadi poin-poin penting dalam “Y20 Communique 2021”. Delegasi Indonesia juga berhasil memperjuangkan sebuah klausa penting dalam communique yang berisi seruan pemuda melalui Y20 untuk mendukung “Proposal C20-W20-L20” terkait pengabaian perjanjian hak kekayaan intelektual WTO atau TRIPS waiver. Ini merupakan langkah tegas dan suara lantang pemuda bagi G20 untuk terus mendorong distribusi vaksin yang merata terutama ke negara-negara berkembang.

 

Bertemu dengan Bapak Sherpa G20
Bertemu dengan Bapak Sherpa G20

 

Bagaimana Cara Menjadi Delegate Y20?

Secara historis, delegasi-delegasi Y20 dari tahun-tahun sebelumnya merupakan profesional muda yang bergerak di berbagai bidang. Secara tipikal, mereka merupakan profesional muda yang telah mendedikasikan waktu mereka untuk isu-isu yang mereka peduli, baik itu isu kepemudaan, isu masa depan pekerjaan, isu lingkungan, isu literasi finansial, isu partisipasi pemuda dalam kebijakan publik, hingga isu pemerataan akses digital.

Penting bagi calon pendaftar untuk dapat melakukan showcase terhadap kontribusi mereka bagi lingkungan sekitar melalui template  CV yang disediakan, serta kemampuan berpikir kritis dan proses berpikir yang terstruktur yang ditunjukkan dari esai yang dikumpulkan. Penting juga untuk melakukan showcase terkait kemampuan komunikasi yang baik, baik terkait persuasi, negosiasi, maupun penyampaian pendapat yang meyakinkan, pada saat wawancara dengan alumni Y20 dari tahun-tahun sebelumnya.

Tahun depan, Indonesia merupakan tuan rumah dari G20. Ini saatnya pemuda Indonesia berkontribusi bagi Indonesia melalui partisipasi aktif dalam mendukung suksesnya G20 di Indonesia.

 

*TRIPS Agreement: The Agreement on Trade-Related Aspects of Intellectual Property Rights


BAGIKAN
Berita sebelumyaPengalaman Mengikuti Program Dual Degree dengan Kampus Australia saat Pandemi
Berita berikutnyaBelajar Bahasa Inggris sebagai Penutur Asing: Pelajaran Berharga dari Penelitian di Pedesaan North Carolina
Angelo Wijaya currently works for a Jakarta-based venture capital. Angelo was the Indonesian delegate at the Y20 Summit 2021 Italy, project manager of Y20 Summit 2022 Indonesia, and was recently an Indonesian representative at the Y7 Summit 2023 Japan. He graduated from Universitas Gadjah Mada (UGM) with a degree in International Relations (Cum Laude). He was awarded as Mahasiswa Berprestasi Utama at UGM in 2018 and Mahasiswa Berprestasi Nasional III by Indonesia’s Ministry of Education in the same year. He was awarded by Indonesia’s Ministry of Youth and Sports as Pemuda Berprestasi Internasional Kemenpora in 2021. Previously he worked for the World Bank, International Finance Corporation (IFC), the United Nations, and Boston Consulting Group (BCG).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here