Suasana Ramadan di Negeri Ginseng

0
237
Ummu berfoto di depan KBRI Seoul Sumber: Dokumentasi Pribadi

Bulan Ramadan di Indonesia merupakan bulan yang dirayakan dengan penuh semarak oleh umat muslim. Sebagai kaum mayoritas di Indonesia, bulan Ramadan di Indonesia selalu dirayakan dengan suka cita dan penuh semarak oleh umat muslim. Namun bagaimana dengan Ramadan yang dirayakan di dengan umat muslim sebagai minoritas?

Kali ini Columnist Indonesia Mengglobal, Anasthasia Nikki, berkesempatan untuk mewawancarai Zainab Ummu Hasanah, seorang mahasiswa S2 jurusan Social Welfare di Ewha Womans University di Seoul, Korea Selatan. Untuk mengetahui apa perbedaan dan pengalaman Zainab Ummu Hasanah atau yang sering disapa Ummu di Korea Selatan, yuk simak kisahnya!

***

Zainab Ummu Hasanah sudah menetap di Korea Selatan sejak tahun 2022. Sebelum melanjutkan studi S2 di Korea Selatan, Ummu menyelesaikan studi S1 di Program Studi Bahasa dan Kebudayaan Korea di Universitas Indonesia. Menjalankan Ramadan di Korea selalu menjadi tantangan dan pengalaman yang menarik bagi Ummu. Pada artikel kali ini, Ummu akan menceritakan pengalamannya menjalani ibadah bulan Ramadan di Korea Selatan. 

Hai Ummu!  Seperti apa sih perbedaan bulan Ramadan di Korea Selatan dan Indonesia?

Hai! Alhamdulillah ini puasa kedua yang dijalankan di Korea Selatan. Tahun ini bisa dibilang lumayan menantang bagi aku karena waktu puasa yang cukup panjang. Bulan Ramadan tahun ini jatuh di periode transisi musim dingin ke musim semi sehingga waktu puasa menjadi 13-14 jam. Tahun lalu sebelum masuk menjadi mahasiswa aktif di Ewha Womans University, aku sempat mengikuti sekolah Bahasa Korea di luar Seoul karena sertifikat bahasa yang sudah expired. Berbeda dengan tahun lalu yang masih di sekolah bahasa, tahun ini sebagai mahasiswa aktif dengan mata kuliah yang cukup padat, waktu puasa 13-14 jam menjadi tantangan tersendiri bagi aku. Selain itu cuaca di Korea saat ini masih relatif dingin, dengan musim semi yang datang lebih telat. Tentu ini juga tantangan bagi aku untuk menjalani ibadah puasa di tahun ini.

Selain itu, suasana bulan Ramadan yang tidak terlalu dirayakan di Korea Selatan menjadi perbedaan yang paling aku rasakan di sini. Di Indonesia kebersamaan dengan keluarga dan teman-teman terdekat selalu menjadi momen berharga setiap bulan Ramadan. Namun disini dengan adanya kesibukan aku sebagai mahasiswa aktif dan teman-teman yang juga kebanyakan sama-sama sebagai pelajar, susah untuk bisa menghabiskan waktu bersama. Selain itu dekorasi khas bulan Ramadan di tempat-tempat umum juga sangat aku rindukan saat berada di sini. Bukan hanya dekorasi, penjual takjil yang diburu biasanya waktu ngabuburit juga menjadi suasana yang tidak bisa aku rasakan di sini.

Lalu dengan adanya perbedaan bulan puasa yang kamu rasakan antara di Indonesia dan Korea Selatan, bagaimana cara kamu untuk bisa mengatasi atau beradaptasi dengan bulan puasa di Korea Selatan?

Cara mengatasi tantangan puasa di Korea Selatan sulit-sulit gampang menurut aku! Karena aku tinggal di asrama, membuat makanan untuk sahur dan berbuka puasa menjadi hal yang aku pikirkan hampir setiap hari. Untuk sahur karena lokasi dapur yang jauh dari kamar aku, biasanya aku mempersiapkan roti atau makanan yang tidak terlalu berat yang aku beli di hari sebelumnya. Untuk menu berbuka, karena aku sudah terbiasa untuk makan takjil manis ataupun asin saat bulan puasa di Indonesia, di Korea aku berusaha untuk bisa memasak takjil dan makanan untuk berbuka lainnya. Takjil yang sering aku buat biasanya takjil asin seperti gorengan.

Terkait makanan halal untuk menu sahur atau berbuka, aku biasanya teliti untuk membeli makanan atau bahan-bahan di minimarket atau supermarket. Walaupun sudah ada penanda terkait komposisi bahan-bahan pada makanan tetapi aku selalu mengecek kembali sebelum membeli. Aku juga menggunakan aplikasi seperti MobPay untuk berbelanja makanan halal atau membeli di tempat khusus makanan halal. Selain itu, beberapa teman-teman muslim di sini juga menjual makanan catering halal yang lebih memudahkan aku sebagai mahasiswa yang tinggal di asrama.

Selain itu karena melakukan banyak hal sendiri, waktu ibadah juga sangat penting bagi aku. Aku biasanya pake aplikasi Muslim Pro untuk bisa mengetahui waktu sholat, dan di bulan Ramadan juga melihat waktu untuk sahur dan berbuka puasa. Walaupun memiliki jadwal yang padat, esensi bulan Ramadan bagi aku adalah untuk bisa lebih memperbanyak ibadah. Sehingga dengan pemaknaan ini, aku berusaha untuk selalu sholat pada waktunya dan lebih memperbanyak ibadah ku di bulan suci ini.

Suasana Ramadan di Negeri Ginseng
Suasana Ramadan di Negeri Ginseng
Ummu berbelanja di supermarket
Sumber: Dokumentasi pribadi

Kalau dari teman-teman atau komunitas Muslim di Korea Selatan, apa saja biasanya kegiatan di bulan Ramadan tahun ini?

Di kampus aku sendiri, komunitas muslimnya lumayan besar. Kami mengadakan acara berbuka puasa dan juga bagi-bagi takjil kepada umat muslim yang sedang menjalankan maupun kepada mahasiswa non-muslim. Selain itu karena aku bergabung di Persatuan Pelajar Indonesia di Korea (PERPIKA), kami juga sesekali mengadakan acara buka puasa bersama. Selain itu, di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) yang ada di Korea selatan juga mengadakan buka puasa bersama, sehingga sedikit tidaknya aku juga merasakan suasana puasa seperti di Indonesia. 

Sebenarnya bukan hanya komunitas muslim atau teman-teman yang beragama muslim, namun teman-teman yang non-islam di sekitarku suka untuk mengajak atau diajak berbuka bersama sehingga mengurangi rasa kesendirian sebagai anak rantau. Selain buka puasa bersama, di KBRI juga selalu mengadakan sholat Idul Fitri bersama sehingga momen sholat bersama keluarga dan kerabat bisa terobati dengan sholat bersama di Kedutaan Besar Republik Indonesia yang ada di Seoul (di daerah Yeouido).

Suasana Ramadan di Negeri Ginseng
Ummu berbuka puasa bersama teman-teman
Sumber: Dokumentasi pribadi

Walaupun bulan puasa di Korea Selatan dirasa penuh banyak tantangan tapi kamu nampak sangat menikmati dan bahagia dalam menjalaninya. Apa sih tipsnya?

Rahasianya menurut aku satu, yaitu bersyukur. Walaupun di “negeri orang” tapi bisa menjalani dengan baik dan segala rintangan diberi kemudahan oleh Allah adalah syukur yang semakin aku rasakan saat bulan Ramadan. Walaupun banyak tantangan, namun aku merasa bersyukur karena dikelilingi oleh orang-orang yang banyak membantu aku dalam menjaga puasa aku tetap lancer dan merayakan suka cita bulan puasa di Korea. Selain itu aku juga merasakan betapa berharga dan khidmatnya bulan Ramadan yang sering aku lupakan saat berada di Indonesia. Berada jauh dari keluarga juga menyadarkan aku rasa tanggung jawab sebagai seorang muslim dan untuk menjadi pribadi yang lebih baik kedepannya.

Suasana Ramadan di Negeri Ginseng
Ummu berbuka puasa bersama di KBRI Seoul
Sumber: Dokumentasi pribadi

Apakah ada pesan yang ingin Ummu sampaikan kepada teman-teman lainnya yang sedang menjalani puasa baik di Indonesia atau di luar Indonesia?

Untuk teman-teman yang ada di Indonesia atau di luar Indonesia tetap semangat menjalani puasanya, tidak terasa kurang lebih 10 hari lagi kita menyambut Lebaran! Semoga amal ibadah yang kita lakukan diterima oleh Allah SWT dan kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik kedepannya! Bahagia dan sehat selalu untuk kita semua! 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here