Perayaan hari kemerdekaan RI yang jatuh pada tanggal 17 Agustus biasanya selalu berlangsung ramai dan meriah di Indonesia. Namun bagaimanakah jika perayaan HUT RI dilakukan di luar negeri? Apakah semeriah yang terjadi di Tanah Air? Dwiki, seorang mahasiswa dari Roma, Italia ingin membagikan pengalamannya saat merayakan HUT RI ke 78 lalu. Pengalaman ini sungguh berkesan baginya karena untuk pertama kalinya dia merayakan kemerdekaan Indonesia di luar negeri dan menjadi pasukan pengibar bendera saat upacara.
Bagaimana kisahnya? Simak cerita menarik Dwiki saat merayakan HUT RI di Italia.
****
Hari kemerdekaan Indonesia ke-78 memang sudah berlalu 2 bulan, namun momen tersebut masih melekat di ingatan saya karena perayaan kali ini berbeda dari sebelumnya. Keberadaan saya saat ini pun sudah berbeda, bukan di Tanah Air Indonesia melainkan di “Negeri Pizza” Italia. Perbedaan ini membuat saya m erasakan banyak pengalaman yang sangat berbeda dari yang pernah saya lalui selama ini. Jika biasanya Bendera Merah Putih terlihat berkibar di segala tempat, namun di sini tentu saja tak semudah itu ditemukan. Lomba-lomba perayaan yang biasanya selalu meriah di setiap RT bahkan gang rumah, di sini khususnya di Roma hanya berpusat di Kedutaan Besar Republik Indonesia. Meskipun merindukan suasana kemeriahan yang ada di Indonesia, tapi cerita Perayaan 17 Agustus di Italia juga tidak kalah seru.
Berlomba dan Berkumpul di “Ceria Merdeka”
Acara Ceria Merdeka adalah acara perlombaan memperingati HUT RI yang diadakan rutin setiap tahun di KBRI Roma, Italia. Bukan hanya mahasiswa saja yang berpartisipasi, namun semua WNI yang ada di Italia bisa ikut merayakannya. Pada tahun ini rangkaian acaranya diadakan dua minggu (weekend) di akhir Juli dan Awal Agustus. Pada pekan pertama ada perlombaan bulu tangkis yang diadakan di lapangan di Roma. Minggu depannya, PPI Italia mengadakan acara seru-seruan berkumpul bersama di KBRI Roma. Selain saling bertemu dan berkenalan, kami juga menyempatkan jalan-jalan keliling wisata Roma seperti Colosseum dan Piazza Venezia.
Pada tanggal 6 Agustus 2023 yang merupakan acara puncaknya, diikuti oleh banyak sekali masyarakat Indonesia dari segala usia. Acara diawali dengan perlombaan kartu domino kemudian lomba pingpong. Saat siang kami mengadakan gerak jalan bersama melewati rute sepanjang 3 km yang sudah ditentukan. Jalanan Roma menjadi ramai dan meriah dipenuhi warna merah putih dan tiupan terompet sambil mengibarkan bendera dari. Setelah gerak jalan kami kembali ke KBRI untuk makan siang dan melanjutkan acara perlombaan.
Saya tidak menyangka kalau ternyata saya ditugaskan menjadi MC secara mendadak. Tanpa banyak persiapan, saya bersama teman saya Megumi membuka acara, mempersilahkan sambutan dari pihak KBRI dan memberikan panggung untuk penampilan. Selain itu, saya juga memandu perlombaan seperti lomba makan kerupuk, memasukkan pensil ke botol, joget balon, dan estafet kelereng. Tak mau hanya memandu dan menonton, saya pun mengikuti beberapa perlombaan meskipun akhirnya tidak menang. Kemudian di akhir acara ada pembagian doorprize dengan hadiah utama handphone. Saya menunggu nomor undian saya dipanggil tapi sampai akhir tidak terpanggil, memang keberuntungan tidak berpihak pada saya. Meskipun tidak dapat hadiah dan doorprize tapi saya tetap senang bisa ikut terlibat pada acara ini.
Menjadi Petugas Pengibar Bendera Merah Putih
Hal yang paling berkesan pada momen 17 Agustus kali ini adalah saat saya menjadi pasukan pengibar bendera merah putih di upacara HUT RI ke 78 di Roma, Italia. Saya bersama 5 teman lainnya (Megumi, Dimas, Iseu, Triska, Salma) terpilih menjadi petugas pengibar bendera pada upacara HUT RI nanti. Mulai bulan April, ingat sekali saat itu bulan puasa, saya dan teman paskibra diukur badannya untuk dibuatkan baju petugas upacara nanti.
Sekitar 2 bulan sebelum hari H, kami mulai berlatih secara rutin di halaman KBRI dengan dilatih oleh Pak Albek (Athan) dan Pak Satrio (Asisten Athan). Beruntungnya, kami selalu latihan di sore hari sehingga cuaca tidak panas dan kami juga selalu diberikan makanan yang enak setiap latihan jadi tidak terasa melelahkan. Namun tidak berarti segalanya mudah saat kami berlatih, ada saja kendala-kendala saat berlatih walaupun pada akhirnya semua kendala bisa teratasi.
Saat awal-awal latihan kami kesulitan bahkan untuk hal dasar seperti langkah tegap maju. Hal ini wajar sekali karena kami tidak punya background Paskibra sebelumnya, kecuali Megumi yang merupakan komandan kami saat itu. Kami belajar dari hal yang sangat dasar seperti hadap kanan-kiri, balik kanan, dan cara melangkahkan kaki juga menguncinya. Meskipun terlihat mudah tapi ternyata cukup sulit, bahkan setelah latihan satu bulan kami masih sering melakukan kesalahan. Semakin mendekati hari-H kami semakin baik, perkembangan sudah sangat terlihat dan para pelatih juga memberikan pujian. Namun tepat H-2 sebelum upacara, hal yang paling kamu takutkan justru terjadi, benderanya terbalik saat dikibarkan. Kejadian ini tentunya menjadi ketakutan sendiri bagi kami berenam karena sudah latihan selama 2 bulan tapi kami masih melakukan kesalahan cukup fatal. Para pelatih tetap percaya pada kami, mereka memotivasi meyakinkan kami agar kami bisa tetap tenang, fokus, dan tidak tegang.
Upacara HUT RI ke-78 17 Agustus 2023
15 Agustus 2023, kami dilantik menjadi paskibra HUT RI ke 78 di Roma setelah Gladi Bersih bersama semua petugas upacara di hari sebelumnya. Pagi hari sekitar jam 8 pagi kami sudah berada di kantor Athan KBRI untuk bersiap-siap dan berdoa bersama. Proses pelantikan yang dipimpin Ibu KUAI Roma begitu khidmat, hingga saya terharu saat pembacaan Sumpah Paskibra dengan diiringi lagu Bagimu Negeri. Momen haru juga terasa saat kami menyanyikan lagu Indonesia Raya sambil meletakkan tangan di dada. Pelantikan pun selesai, kami saling bersalaman dan mengucapkan selamat juga foto bersama.
Hari yang dinanti pun tiba, kami berangkat menuju KBRI lebih pagi untuk bersiap-siap dan memastikan segalanya sudah siap. Kami memakai seragam, saling membantu merias dan meletakkan aksesoris di pakaian. Pukul 10.00, kami pergi ke halaman KBRI setelah berdoa bersama, tak lama upacara pun dimulai. Meskipun dipenuhi rasa tegang, namun kami tetap berusaha fokus dan tenang agar tidak melakukan kesalahan. Sungguh akan mengecewakan jika terjadi kesalahan bagi kami maupun para pelatih yang sudah melatih selama 2 bulan ini. “Pengibaran Bendera Merah Putih…..” diucapkan oleh MC, kami pun langsung siap mengibarkan bendera. Perasaan bercampur saat saya kaki mulai melangkah kemudian menarik derek tali bendera, rasa haru, senang, tegang menjadi satu. Alhamdulillah pengibaran bendera pun selesai dan kami kembali ke tempat kami sambil menghela napas lega. Semua berjalan seperti apa yang sudah kami latih selama ini, jadi semua merasa puas.
Acara pun dilanjutkan, setelah upacara ada penampilan angklung, tari Bali, dan pemotongan nasi tumpeng juga pastinya makan-makan dengan makanan khas Indonesia. Kami mengikuti acara dengan suka cita sambil berfoto-foto. Begitu banyak orang yang ingin berfoto dengan kami para petugas upacara sampai kami sedikit kelelahan. Suasana begitu meriah, semua orang Indonesia di Italia berkumpul dan bersatu bernyanyi dan berjoget bersama. Setelah acara selesai, kami bersama para staf KBRI memutuskan untuk pergi ke ikon Roma yaitu Colosseum untuk mengabadikan momen menjadi petugas paskibra. Sedikit malu karena karena seragam putih terang yang kami kenakan membuat kami menjadi pusat perhatian. Tak hanya foto, kami juga membuat video gerakan paskibra yang tentu saja memancing para pengunjung Colosseum menonton kami bahkan banyak wisatawan yang meminta foto dengan kami. Benar-benar serasa artis saat itu karena banyak yang meminta foto dengan kami yang bukan siapa-siapa. Setelah itu kami kembali ke KBRI dan beristirahat bersama sambil memakan cemilan hingga akhirnya pulang ke rumah.
Begitulah perayaan kemerdekaan HUT RI ke 78 di Roma Italia yang saya alami. Saya tidak pernah membayangkan kalau saya bisa menjadi petugas paskibra selama di Indonesia, pengalaman yang bisa dibilang sekali seumur hidup ini benar-benar memorable untuk saya. Indonesia-ku kini sudah berusia 78 tahun, kami akan selalu mencintai negeri kami dimanapun kami berada. Semoga tanah air kita dapat lebih maju lagi, Jaya Indonesiaku!