Bagi yang belum atau sedang berpikir untuk studi lanjut ke Seoul, Kolumnis Indonesia Mengglobal, Alvin, membagikan faktor-faktor menarik yang perlu dipertimbangkan di artikel ini. Yuk, kita baca supaya lebih matang sebelum memutuskan studi ke negeri ginseng!
***
Pada dua artikel sebelumnya telah diulik alasan-alasan mengapa kuliah di Korea Selatan bisa jadi pilihan menarik (klik Mengapa Kuliah di Korea Selatan? Sebuah Nomor Perkenalan) dan beasiswa apa saja yang tersedia di negeri ginseng (klik Melanjutkan Studi di Seoul National University via Beasiswa Kampus).
Kini tips hidup dan kuliah di negeri hallyu akan dibagi di artikel ini, spesifik bagi yang berminat untuk melanjutkan studi dan tinggal di sang ibu kota, Seoul!
Seoul adalah kota terbesar di Korea Selatan, dengan nilai Gross Domestic Product (GDP)-nya mencapai setengah dari total GDP Korea Selatan. Setiap tahunnya Seoul juga dikunjungi lebih dari sepuluh juta pendatang, baik wisatawan maupun ekspatriat yang bekerja di kota berslogan “I Seoul U” ini.
Kini pertanyaannya, seberapa menarikkah kota Seoul bagi pelajar seluruh dunia untuk melanjutkan studi?
Pada pemeringkatan dunia versi Quacquarelli Symonds (QS), Seoul menduduki peringkat ke-10 pada QS Best Student Cities tahun 2019. Di Asia sendiri, Seoul menduduki peringkat dua setelah Tokyo, Jepang, yang juga merupakan runner-up kota pelajar terbaik sedunia. Peringkat lengkap kota pelajar terbaik sedunia bisa dilihat di laman ini.
Pemeringkatan ini berdasarkan beberapa kriteria, diantaranya tingkat multilkultural, biaya hidup, kemudahan diterima bekerja, persepsi dunia usaha, serta survei pendapat pelajar seluruh dunia tentang kota pelajar idaman.
Berapa banyak kampus di Seoul yang masuk di peringkat dunia?
Alasan terbesar bagaimana Seoul dapat menduduki posisi sepuluh besar kota pelajar terbaik sedunia adalah kualitas kampus-kampusnya. Dilihat dari ranking universitas, Seoul hanya kalah dari London untuk kualitas rata-rata kampusnya.
Tak kurang dari 18 (delapan belas) kampus di kota Seoul yang mampu menduduki peringkat dunia di ranking QS. Empat diantaranya ada di 100 besar dunia yakni Seoul National University, Korea University, Yonsei University, dan Sungkyunkwan University.
Selain pilihan kampus dengan kualitas dunia, Seoul juga memiliki persepsi baik dari dunia usaha, baik domestik maupun internasional. Para pencari tenaga usaha dan profesional mendudukkan lulusan kampus kota Seoul bereputasi idaman nomor enam di dunia.
Mahasiswa Indonesia sendiri tersebar di puluhan kampus yang ada di Seoul. Semisal yang terlihat dari data narahubung yang dimiliki Perhimpunan Pelajar Indonesia di Persatuan Pelajar Indonesia di Korea Selatan (PERPIKA).
Pada sistem keanggotaannya, mahasiswa Indonesia terbagi dalam tiga wilayah besar, yakni Wilayah 1 yang meliputi kawasan metropolitan Seoul dan Korsel bagian utara (Incheon, Gyeonggi-do, Gangwon-do), Wilayah 2 yang melingkupi barat daya Korsel dan terkonsentrasi di Daejeon dan Gwangju (Chungcheongbuk-do, Chungcheongnam-do, Jeollabuk-do, Jeollanam-do, dan Pulau Jeju-do), serta Wilayah 3 di Korsel bagian tenggara dengan Busan, Daegu serta Ulsan mejadi kota besar penghubungnya (Gyeongsangbuk-do, Gyeongsangnam-do).
Di Wilayah 1 yang mana adalah kawasan dengan jumlah kampus terbanyak, mahasiswa Indonesia tersebar di 28 kampus termasuk di dalamnya tiga kampus dengan keketatan saringan masuk tertinggi berlabel prestise SKY di Seoul (SNU, Korea University, Yonsei University); daftar kampus mahasiswa Indonesia di Wilayah 1 dapat dilihat di sini.
Catatan Sebelum Berlabuh Melanjutkan Studi di Seoul
Lalu apakah Seoul cocok bagi semua calon mahasiswa Indonesia yang ingin melanjutkan studi di Korea Selatan? Bagian ini merupakan pendapat pribadi dan tentu akan amat subjektif hasil kulminasi tinggal di Seoul setahun belakangan serta beberapa visitasi sebelumnya.
Sangat dianjurkan untuk selalu membandingkan pengalaman studi lainnya di Korea Selatan yang ada di situs Indonesia Mengglobal ataupun narablog lainnya.
Pertama, dengan jujur saya harus menyampaikan bahwa Seoul mungkin bukan untuk semua orang. Sebagai kota metropolitan terbesar nomor lima di dunia, Seoul terkenal dengan kultur hidupnya yang ingar-bingar, tempo mobilitasnya yang demikian cepat melesat dan tak pernah mati dari pagi hingga malamnya sepanjang pekan, sepanjang tahun.
Bagi yang ingin mendapatkan pengalaman study-life balance dalam ketenangan mungkin Seoul tidak dapat jadi pilihan pertama. Studi di kota-kota lain semisal Busan, Daegu, Gwangju, Daejeon, Jeju, atau Jeonju yang adalah salah satu kota berpredikat slow-life terbaik di dunia bisa jadi pilihan.
Kedua, level kompetisi yang demikian superlatif di pendidikan tinggi kota Seoul. Pendidikan di Korea Selatan memang demikian ketat sejak usia sekolah hingga setidaknya menjelang ujian masuk perguruan tinggi.
Tingkat stres pelajar di Korea Selatan adalah yang tertinggi di antara negara-negara maju yang tergabung dalam The Organisation for Economic Co-operation and Development atau OECD.
Seluruh calon mahasiswa domestik Korea Selatan pun berlomba-lomba untuk dapat berkuliah di kampus-kampus prestisius yang memang terkonsentrasi di Seoul. Tentang ini saya sempat menulisnya pada artikel Suneung dan Budaya Belajar Korea Selatan.
Tapi bagi yang ingin menantang diri dalam berkompetisi di bangku studi, Seoul adalah salah satu tempat terbaik untuk bertanding.
Ketiga, Seoul adalah kota termahal dalam hal biaya hidup dibandingkan kota-kota lainnya di Korea Selatan. Untuk dapat hidup nyaman, tak kurang anggaran setidaknya 1,25 juta Won Korea Selatan (sekitar 15 juta rupiah) harus disiapkan setiap bulannya.
Ini tentunya di luar biaya kuliah per semester yang berbeda tergantung kampus dan bidang studinya. Anggaran ini juga akan lebih besar bagi yang membawa dan tinggal bersama keluarga selama studinya di Seoul.
Biaya terbesar adalah untuk sewa tempat tinggal beserta biaya listrik, gas, dan lainnya. Anggaran ini menghabiskan sekitar 30-60% anggaran ideal tergantung jenis tempat tinggal yang dipilih.
Pos terbesar selanjutnya adalah di biaya makan sehari-hari, yang tentunya juga bergantung seberapa pandai kita mengatur memasak mandiri dan makan di luar tempat tinggal. Terkait biaya hidup di Seoul, rencananya akan saya bahas di artikel selanjutnya.
Dengan Semua Catatan Ini, Apakah Seoul Tetap Jadi Pilihan Menyenangkan?
Bagi yang menyenangi hidup, belajar, dan bekerja di kota besar, Seoul adalah salah satu pilihan terbaik di dunia! Bagi yang di Indonesia telah terlatih studi atau bekerja di Jakarta, Seoul mungkin akan jadi pengalaman Jakarta dalam beberapa aspeknya yang lebih baik.
Pertama, sama seperti Jakarta, hampir tak ada yang sulit dicari di kota Seoul. Segala kebutuhan sehari-hari mudah didapat dan dekat dari tempat tinggal. Dengan tempo hidupnya yang cepat, hampir semua jasa pengiriman dapat diterima dalam tempo cepat.
Pengiriman ekspres adalah pemandangan sehari-hari di kota Seoul. Pengiriman antar makanan ke tempat tinggal misalnya, kurir makanan di kota Seoul bagi saya adalah yang paling lihai sedunia. Kecepatannya kadang tak masuk akal, di jalanan memang tak sulit ditemui para kurir ini menerabas lampu merah demi para pelanggannya.
Kedua, transportasinya yang kelas dunia dan ini banyak diakui di pelbagai buku-buku perjalanan. Biaya sekali perjalanan pun amat murah, yakni sekitar 1.250 won (15 ribu rupiah) dengan kartu transportasi tunggal yang dapat dipakai di seantero Korea Selatan dan berbagai moda mulai dari subway, bus hingga taksi.
Saat musim dingin pun, kursinya otomatis dilengkapi penghangat. Dan yang paling penting adalah pengumuman trayeknya yang selalu disampaikan dalam dwibahasa, yakni bahasa Korea dan Inggris. Jasa transportasi antarkota pun amat mudah dipelajari, ditambah kereta bandara yang amat efisien dan terhubung dengan jalur dalam kota.
Ketiga, untuk mengobati stres dalam studi, Seoul menawarkan pilihan rekreasi yang hampir tak terbatas. Wisata budaya berserak di tiap sudut kota. Bagi pencinta budaya Korea apalagi gelombang hallyu-nya, Seoul akan hadir layaknya surga. Pasar tradisional menawarkan pesona gastronomi khas Korea. Bahkan di pasar lokal distrik pun, wisata kuliner dapat jadi hiburan setiap pekannya.
Di luar itu, kultur kafe di Seoul bagi saya adalah salah satu yang terbaik. Di setiap ruas jalan setidaknya akan hadir kafe dalam berbagai jenisnya, baik waralaba hingga yang artisan. Bagi yang ingin lanjut studi, kafe belajar (study cafe) dengan ruang pribadi tersedia di mana-mana.
Di area-area pusat hiburan, virtual reality (VR) cafe sedang naik daun di samping kafe kucing (cat cafe) yang kini sudah mudah juga ditemui di tanah air, dan ampuh untuk menurunkan level kortisol stres. Taman publik bahkan bukit untuk didaki pun tersedia bagi mereka yang senang dengan rekreasi luar ruang.
Bagi saya pribadi, Seoul adalah arena untuk bertanding menguji diri dengan banyak kesempatan time out yang menyenangkan. Bagi yang sudah lulus dididik ibu kota Jakarta, memilih pendidikan lanjutan di Seoul akan jadi petualangan yang seru. Pecinta kota besar dan ingar-bingarnya, silakan tempatkan Seoul pada daftar atas kota pilihan lanjut studi.
“I Seoul U” bukan sekadar slogan bagi kota Seoul, tapi undangan bagi mereka yang ingin dibesarkan jiwanya oleh pengalaman hidup di kota Seoul. Saya menyebutnya “You will find your soil of soul in Seoul”.