A Story from the Land of Kazakh

0
1503
Gerarldo Davin Aventian berfoto di depan Baiterek yang berlokasi di kota Astana, Kazakhstan. (Sumber: dokumentasi pribadi).
Gerarldo Davin Aventian berfoto di depan Baiterek yang berlokasi di kota Astana, Kazakhstan. (Sumber: dokumentasi pribadi).

Kazakhstan merupakan negara yang terletak di Asia dan Eropa dengan keindahan alamnya yang indah. Tidak banyak orang yang memilih untuk menempuh kuliah di negara ini dan kali ini kita berkesempatan untuk mendengar cerita dari Gerarldo Davin Aventian, seorang mahasiswa yang mendapatkan full scholarship master di Nazarbayev University. Yuk, simak cerita menariknya!

***

Всем привет! Vsem privet (Russian)
бәріне сәлем! bärine sälem (Kazakh)

Halo semua!
Perkenalkan nama saya Gerarldo Davin Aventian. Saya berasal dari Bandung dan saya lulus studi S-1 dari Universitas Kristen Maranatha dengan jurusan Teknik Sipil pada tahun 2022. Jujur, apabila ditanya orang mengapa saya mengambil jurusan ini adalah karena saya tidak diterima di jurusan kedokteran. Cita-cita yang saya inginkan dari kecil adalah untuk menjadi dokter, dan hanya jurusan tersebutlah yang saya pilih saat mendaftar di berbagai perguruan tinggi negeri baik dari tahapan SNMPTN hingga jalur mandiri. Akan tetapi, takdir berkata lain, tidak ada satupun acceptance letter yang saya terima untuk jurusan kedokteran. Dengan berbagai pertimbangan saya pun memutuskan untuk mengambil jurusan Teknik Sipil karena prospek pekerjaannya, dan ternyata saya menyukai jurusan ini.

Setelah lulus dari S-1, saya pun memutuskan untuk studi master di Nazarbayev University yang berlokasi di kota Astana (ibu kota Kazakhstan) dengan jurusan Civil and Environmental Engineering. Lagi, saya tidak pernah menyangka akan melanjutkan studi saya di negeri yang kurang terkenal dibandingkan negara maju lainnya. Sebenarnya, kampus S-1 saya memiliki kerja sama dengan salah satu universitas di Taiwan dan saya bisa dengan mudah melanjutkan studi S-2 saya di kampus tersebut dengan bantuan partial scholarship yang ditawarkan. Hanya saja, tetap ada uang yang harus saya keluarkan untuk membayar biaya pembangunan setiap semesternya. Walaupun saya bisa mengambil kerja part-time selama masa perkuliahan saya, tetap saja perlu ada tunjangan dari orang tua untuk membantu memenuhi kehidupan sehari-hari. Sehingga saya pun mencari full scholarship tanpa adanya ikatan dinas. Singkat cerita setelah berbagai pertimbangan, saya pun memilih Nazarbayev University untuk studi lanjut saya.

Pendaftaran dan proses beasiswa

Proses pendaftaran yang saya lalui sama seperti beasiswa pada umumnya. Untuk tingkat S-2, pendaftaran dimulai pada bulan November hingga Februari. Berkas yang diperlukan adalah CV, statement of purpose, scan ijazah dan transkrip (dapat menyusul apabila merupakan mahasiswa tingkat akhir), IELTS/ TOEFL, passport, dan 2 buah surat rekomendasi. Untuk beberapa jurusan tertentu, essay juga merupakan sebuah persyaratan. Cara mendaftar beasiswa ini hanyalah cukup dengan apply ke universitas saja dan tidak perlu untuk apply secara terpisah. Bulan Maret merupakan tahapan seleksi berkas dan saya mendapatkan konfirmasi lolos ke tahapan wawancara pada awal bulan April. Tahapan wawancara dilakukan secara daring dan dihadiri oleh 4 orang profesor dari jurusan yang saya tuju, dimana pertanyaan lebih berfokus pada bidang research dikarenakan universitas ini adalah research university. Pada bulan Mei akhir saya mendapatkan konfirmasi lolos dan saya perlu melengkapi medical check-up dan beberapa vaksin tertentu.

Saya berangkat dari Indonesia pada tanggal 2 Agustus 2022 dan sampai di Kazakhstan pada 3 Agustus 2022. Saat saya pertama kali menginjakkan kaki ke negara ini, saya diwajibkan untuk menunjukkan hasil PCR negatif yang masih berlaku dalam kurun waktu 24 jam. Lalu saya wajib untuk karantina selama 3 hari dan setelah selesai saya wajib untuk tes PCR kembali di klinik yang tersedia di kampus. Akan tetapi, secara keseluruhan, wabah COVID-19 sudah hampir tidak ditemukan di negara ini. Setiap orang tidak diwajibkan untuk memakai masker dan seluruh aktivitas sudah berlangsung seperti sebelum adanya pandemik. 

Perkuliahan master

Selama masa studi S-2, saya mendapatkan full scholarship untuk masa studi selama 2 tahun yang mencakup free tuition fees, monthly stipend, dormitory, dan health insurance. Terdapat beberapa mahasiswa Indonesia yang berada di berbagai universitas di negara ini, baik di kota Astana maupun di kota lain. Di Nazarbayev University itu sendiri, hanya saya satu-satunya mahasiswa yang berasal dari Indonesia. Akan tetapi, terdapat dua orang Indonesia lainnya yang bekerja sebagai profesor di universitas ini. 

Sekilas mengenai universitas tempat saya belajar, lebih dari 90% faculty member nya berasal dari mancanegara dan bukan berasal dari lokal. Sehingga bahasa pengantar yang diberikan adalah Bahasa Inggris dan memiliki IELTS atau TOEFL dengan minimal skor tertentu adalah suatu keharusan. Hampir seluruh mahasiswa yang berkuliah di universitas saya mendapatkan beasiswa, baik dari pemerintah untuk orang lokal maupun dari universitasnya itu sendiri untuk mahasiswa internasional. Seluruh universitas di Kazakhstan pun menganut sistem pembelajaran Eropa sehingga menerapkan sistem ECTS (European Credit Transfer and Accumulation System). Pada tingkat S-2 di universitas saya, jumlah kredit yang harus ditempuh adalah 120 ECTS, dengan setiap course bernilai 6 ECTS dan Master Thesis mengambil andil sebesar 48 ECTS.

A Story from the Land of Kazakh
Foto Nazarbayev University (Sumber: https://nu.edu.kz/news/)

Fasilitas yang terdapat dalam universitas ini sendiri cukup lengkap, tedapat sport center (berisi kolam renang, gym, hingga rock climbing), farmasi, minimarket, reparasi elektronik, tailor, toko alat tulis, sampai dengan university health center. Seluruh gedung asrama pun masih terletak di area kampus dan dapat dicapai dalam waktu 5-7 menit. Seluruh gedung di universitas ini pun terhubung secara langsung dengan skywalk. Sehingga pada musim dingin para mahasiswa tidak perlu untuk memakai perlengkapan musim dingin untuk berjalan menuju kelas karena dapat berjalan melalui skywalk, dan pada area tersebut sudah terpasang pemanas ruangan.

Disela waktu senggang saya mengikuti perkuliahan, saya pun bekerja secara part-time menjadi seorang research assistant (RA) dari profesor disini. Karena universitas saya adalah research university, terdapat proyek yang dimiliki oleh setiap profesor dan mahasiswa dapat apply sebagai RA pada proyek yang sesuai dengan research interest masing-masing. Keuntungan dari pekerjaan sampingan ini adalah mendapatkan uang tambahan yang cukup memadai dan dapat membantu mencicil tesis yang harus dibuat. Setiap minggunya, terdapat weekly meeting dimana seluruh RA akan menyampaikan progress riset yang telah didapatkan, baik itu berupa literature review maupun hasil dari eksperimen.

A Story from the Land of Kazakh
Foto bersama para research assistant dengan profesor (Sumber: dokumentasi pribadi)

Selain mengikuti perkuliahan dan bekerja sebagai research assistant, saya pun juga aktif  dalam organisasi PPI Kazakhstan dan PPIDK Asia-Oceania serta acara yang diselenggarakan oleh KBRI Astana. Setiap minggunya, para mahasiswa di Astana akan ikut latihan menari di cultural house milik Indonesia, dimana terdapat beberapa orang lokal juga yang turut ikut serta. Setiap adanya undangan dari berbagai tempat yang dikirimkan ke KBRI Astana, kami pun akan tampil menari dan mempromosikan kebudayaan Indonesia.

A Story from the Land of Kazakh
Foto bersama para mahasiswa beserta staff KBRI di cultural house Indonesia setelah sesi menari selesai (Sumber: dokumentasi pribadi)

Sekilas mengenai Kazakhstan

Kazakhstan merupakan salah satu pusat perekonomian di kawasan Asia Tengah dikarenakan memiliki SDA yang berlimpah, khususnya minyak dan uranium. Bahasa resmi di negara ini adalah bahasa Kazakh dan bahasa Rusia. Di universitas saya, terdapat kelas bahasa Rusia dan bahasa Kazakh gratis yang diselenggarakan oleh International Student Association, dimana kelas ini diikuti oleh mahasiswa internasional maupun faculty members. Kelas bahasa ini mengajarkan cara membaca tulisan cyrillic Rusia maupun Kazakh dan percakapan sehari-hari. Apabila ingin belajar secara intensif, kita dipersilahkan untuk mengikuti les secara berbayar di luar kampus.

Kebudayaan di negara ini sendiri tidak terlepas dari pengaruh negara Rusia karena negara ini awalnya merupakan bagian dari Uni Soviet. Setelah terlepas dari Uni Soviet, negara ini sekarang menjadi negara sekuler. Makanan nasional negara ini adalah beshbarmak (dalam bahasa Kazakh, besh = lima dan barmak = jari), dimana hidangan tersebut merupakan olahan daging kuda. Hidangan ini akan disajikan apabila ada tamu kehormatan yang  berkunjung ke rumah.

A Story from the Land of Kazakh
Beshbarmak yang disajikan di KBRI Astana (Sumber: dokumentasi pribadi)

Negara Kazakhstan terdiri dari 4 musim, yaitu spring, summer, autumn, dan winter. Hanya saja, tempat saya berada, yaitu kota Astana merupakan ibukota terdingin ke-2 di dunia (setelah Ulaanbaatar, ibukota Mongolia). Bagi orang Indonesia yang sudah terbiasa dengan cuaca panas, perlunya waktu untuk beradaptasi dengan cuaca sekitar. Beberapa orang Indonesia, contohnya saya yang sangat menyukai cuaca dingin dan sangat ingin untuk melihat salju. Setelah mengalami musim dingin yang cukup ekstrim, saya menyadari bahwa ternyata musim dingin tidak menyenangkan seperti yang dikira. Karena walaupun sudah memakai baju winter berlapis-lapis, tak jarang udara dingin masih menembus sehingga kami tidak bisa berada terlalu lama di outdoor. Sehingga selama winter, waktu untuk melepaskan penat lebih banyak dihabiskan di area indoor. 

Musim summer di negara ini terbilang singkat, yaitu hanya pada periode Juni-Agustus dimana suhunya sama seperti di Indonesia. Musim winter dimulai dari bulan Desember, akan tetapi, salju terkadang sudah turun dari bulan November (saat musim masih autumn). Cuaca di musim dingin dapat mencapai lebih dari -30ᵒC. Lalu, kecepatan angin disini cukup kencang sehingga membuat suhu terasa menjadi lebih dingin daripada seharusnya. Walaupun musim dingin sudah berlalu dan berganti menjadi musim semi, tak jarang suhu masih dibawah 0ᵒC dan terkadang, salju pun masih turun. 

A Story from the Land of Kazakh
Keadaan musim dingin di salah satu ikon kota Astana yaitu gedung EXPO (Sumber: dokumentasi pribadi)

Akhir kata

Mendapatkan pengalaman berkuliah ke luar negeri merupakan suatu hal yang tidak dapat saya lupakan. Perlunya perjuangan dan rela mengorbankan waktu senggang baik itu untuk belajar bahasa maupun untuk melengkapi persyaratan beasiswa. Rasa gelisah dan takut merupakan hal lumrah yang akan kalian rasakan ketika menunggu pengumuman beasiswa. Namun selama kalian sudah memberikan usaha semaksimal mungkin dan disertai dengan doa, percayalah bahwa kalian akan menerima hasil yang setimpal.

***

Editor : Stephanie Triseptya Hunto

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here