Chania Rahmah: Melangkah ke Glasgow untuk Kembali Mengabdikan Diri di Dunia Pendidikan Perencanaan Wilayah dan Kota Indonesia

0
732
Potret Chania yang mendedikasikan dirinya untuk pendidikan Perencanaan Wilayah dan Kota Indonesia. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Potret Chania yang mendedikasikan dirinya untuk pendidikan Perencanaan Wilayah dan Kota Indonesia. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Banyak sekali anak muda Indonesia yang saat ini berjuang menempuh pendidikan tinggi di luar negeri. Motifnya beranekaragam, mulai dari memperluas pengetahuan dan peluang pekerjaan ke ranah internasional, juga ada sebagian anak muda yang memilih untuk kembali ke Indonesia dan mengabdikan dirinya untuk Indonesia. Chania Rahmah merupakan salah satu contoh nyata anak muda Indonesia mendedikasikan dirinya untuk mewarnai dan memajukan dunia pendidikan Indonesia dengan ilmu yang diembannya selama berkuliah di Glasgow, Skotlandia, Inggris Raya.

Chania dan Dedikasinya untuk Pendidikan Perencanaan Wilayah dan Kota Indonesia

Chania Rahmah, yang akrab dipanggil Chania, melanjutkan pendidikan S2 nya ke Glasgow, tepatnya di University of Glasgow di bidang Urban Analytics yang berada di bawah School of Social and Political Science dan telah lulus pada tahun 2022. Keputusan ini dilatarbelakangi dengan motivasi yang kuat untuk akhirnya kembali ke Indonesia dan mengabdikan dirinya di bidang pendidikan perencanaan kota dan wilayah sebagai dosen muda. Motivasi tersebut juga didukung penuh oleh Institut Teknologi Sumatera (ITERA), kampus di mana Chania mendapatkan gelar sarjananya di bidang Perencanaan Wilayah dan Kota.

Setelah Chania lulus sarjana, dirinya didaulat menjadi asisten dosen di ITERA dan diwajibkan untuk melanjutkan pendidikan S2. Hal ini dikarenakan ITERA ingin merekrut Chania sebagai dosen muda setelah dia berhasil lulus S2. Oleh karena itu, selama bertahun-tahun, Chania berusaha untuk menemukan kampus dan jurusan yang sesuai untuk dapat diimplementasikan di bidang pendidikan perencanaan wilayah dan kota di Indonesia. Proses penentuan kampus dan jurusan tersebut dapat dibilang tidak mudah. Sebelum memantapkan diri untuk melanjutkan di University of Glasgow, ternyata Chania telah berjuang keras untuk menemukan pilihan terbaiknya dimana dia berusaha mendaftar di beberapa negara seperti Belanda dan Australia.

“Sebelumnya, saya juga sudah mendapat LoA dari kampus lain yaitu Wageningen University dengan program Master Urban Environment Management dan dari University of Melbourne dengan program Master Urban Planning. Tetapi saya merasa Urban Analytics di University of Glasgow lebih cocok untuk minat dan fokus karir saya kedepannya,” jelas Chania.

Alasan Memantapkan Pilihan di Glasgow

Menurutnya, Urban Analytics di University of Glasgow merupakan bentuk ilmu perencanaan kota yang berfokus pada penggunaan data dan tools analytic terbaru seperti penggunaan big data dan analisisnya. Sehingga, dengan memilih program master urban analytics ini akan memperkaya dan memperluas bidang keilmuannya di bidang perencanaan wilayah dan kota. Terlebih karena dia ingin menjadi akademisi dan dosen yang berfokus pada bidang tersebut.

Alasan lainnya, dari sisi kampus University of Glasgow juga mempunyai sejarah yang panjang dan menjadi nilai plus. Kampus saya ini sudah berdiri sejak tahun 1451 dan juga menjadi tempat lahirnya tokoh dunia seperti Adam Smith di bidang ekonomi dan bisnis. Lebih spesifik lagi alasannya karena di University of Glasgow program S2 Urban Analytics ini juga terafiliasi dengan pusat riset yaitu Urban Big Data Centre (UBDC), di mana pada UBDC ini dikembangkan banyak riset dan pengumpulan data data perkotaan yang bermanfaat untuk pembentukan kebijakan perkotaan dan bisa dijadikan benchmark untuk Indonesia.

Selama berkuliah S2 di Glasgow, Chania mengaku bahwa dirinya lebih banyak mengikuti kelas yang berbasis diskusi antar sesama mahasiswa dan dosen. Kegiatan ini menarik karena memberinya kesempatan untuk saling berbagi pengetahuan dari sudut pandang yang berbeda, terutama karena background studi mahasiswa yang berbeda beda seperti bidang civil engineer, software engineer, architect, management and marketing, dan banyak lagi. Selain itu, mahasiswa pada program saya tidak hanya orang Skotlandia saja tetapi banyak berasal dari berbagai negara yaitu Mexico, Oman, Pakistan, Austria, China, ataupun Nigeria dan ini semakin memperkaya diskusi dan pandangan di kelas.

Pengabdiannya untuk Indonesia

Setelah berhasil lulus S2, Chania kembali ke Indonesia dan mulai berkarir di bidang Pendidikan yaitu sebagai Dosen Perencanaan Wilayah dan Kota di ITERA. Dirinya mengaku bahwa siap dan dengan senang hati untuk mengabdikan dirinya dan ilmu yang diperolehnya untuk memajukan pendidikan Indonesia. Saat ini, Chania bekerja sebagai dosen muda dan juga bekerja untuk pemerintah pusat dan daerah untuk mengerjakan kajian penataan ruang dan penyusunan dokumen rencana maupun fasilitator daerah tentang kebijakan penataan ruang dari pemerintah pusat.

Apa yang dipelajari Chania di Glasgow memang sedikit berbeda dengan pekerjaannya saat ini. Ini terjadi karena sistem perencanaan wilayah ataupun kota yang ada di Inggris tentunya berbeda dengan di Indonesia. Kemajuan dalam bidang perencanaan di Inggris juga tingkat penerapan data-driven planning memang tidak sama dengan apa yang ada di Indonesia. Akan tetapi, apa yang saya pelajari selama berkuliah Urban Analytics di University of Glasgow akan memperkaya keilmuannya dalam bidang pekerjaan dan sangat bermanfaat untuk persiapan memajukan sistem perencanaan yang ada di Indonesia terutama di level daerah.

Chania juga menjabarkan bahwa pengalaman kuliahnya di Glasgow memberikan pandangan yang baru dan mungkin untuk diterapkan di Indonesia. Menurutnya, pendidikan di kampus umumnya berorientasi kepada mahasiswa. Mahasiswa dituntut untuk aktif mengulik suatu isu dan permasalahan yang ada dan berdiskusi sehingga tercipta pemikiran kritis individu dalam memandang sesuatu topik. Mendatangkan praktisi dalam proses belajar mengajar juga penting untuk membuat mahasiswa memahami apa yang terjadi di dunia nyata. Lebih lanjut, Chania juga ingin mengintroduksi budaya membaca dari sumber-sumber yang kredibel dan membuka keterbukaan akses terhadap sumber-sumber bahan bacaan seperti jurnal dan e-book yang terkini.

Pesan bagi Sahabat Indonesia Mengglobal yang Berkecimpung di Bidang Pendidikan

“Tips untuk bekerja di bidang Pendidikan tentunya adalah harus selalu mau belajar dan bereksplorasi. Perputaran ilmu pengetahuan dan teknologi sangat dinamis sehingga kita perlu selalu siap dan sigap dengan kemajuan saat ini. Nantinya, ini akan sangat mempengaruhi output kita terhadap penyampaian ilmu ke mahasiswa terutama yang bekerja sebagai dosen”, pesan Chania.


BAGIKAN
Berita sebelumyaMengenal 3-Minute Thesis (3MT): Wahana Presentasi Riset secara Ringkas
Berita berikutnyaPendaftaran Sukarelawan Indonesia Mengglobal 2024/2025 Telah Dibuka!
Annisa works remotely as a news contributor for an aquaculture magazine in Indonesia and also works in the Community Development Service in Scotland, UK. She's just graduated with a master's degree in Sustainable Aquaculture from the University of Stirling with a British Council Scholarship for Women in STEM. During her time studying in the UK, she actively encouraged women to pursue careers in STEM. Annisa dedicates her free time as a columnist for @indonesiamengglobal. She also loves to be involved in nature/outdoor and social activities.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here